Mohon tunggu...
Yusrina Imaniar
Yusrina Imaniar Mohon Tunggu... QC Supervisor -

If you want to give me feedback or even REPOST my stories, please contact me on : Email : iyusrina30@gmail.com Instagram : @yusrinaimaniar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pangeran Hitam, Putri Cahaya, dan Ksatria Putih (Part 8)

29 November 2017   10:22 Diperbarui: 29 November 2017   10:37 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya sih, aku Cuma mau jalan-jalan dan beli makanan,"

Aku tertawa. Kami tiba di car free daybeberapa saat kemudian. Ketika turun dari mobil, aku menyadari kalau mataku terasa agak nyeri. Aku mengabaikannya, mungkin hanya karena kelelahan, jadi aku rasa tidak perlu membesar-besarkan nyeri mataku yang memang terlalu banyak dipakai bekerja karena pekerjaanku sebagai fotografer.

Kirana berjalan didepanku, agak setengah berlari karena senangnya. Kadang dia berbelok ke penjual teh manis, nasi uduk, sosis bakar, atau sekedar melihat atraksi break dance. Dia tersenyum terus, aku sampai khawatir kalau bibirnya akan robek karena dia menariknya lebar sekali. Sementara aku sibuk memotret beberapa pemandangan menarik, rasanya bosan memotret orang yang berpose seperti model-model majalah. Seperti... aku memotret sesuatu yang bagiku tidak menarik.

Akhirnya gadis itu lelah, pikirku. Jalannya mulai lambat, dan terlihat lebih menikmati suasana ketimbang berbelanja mata. Sesekali dia berhenti melihat daun gugur karena angin kencang. Rambut panjangnya ditiup angin dan... aku memotretnya. Seolah itu adalah... tidak, aku memotretnya dengan perasaan yang sama setiap aku memotret Alisia. Bahagia.

"Kakak! Lagi foto aku ya?" aku segera menurunkan kameraku.

"Nggak, jangan kegeeran," ucapku tenang. Kirana mengangkat bahu dan kembali berjalan. Aku memegang dadaku, aku baru merasakan lagi degup jantungku keras dan cepat, menandakan kalau aku benar-benar hidup, seperti saat Alisia ada disisiku.

Tidak, aku tidak mungkin... jatuh cinta pada pacar adikku sendiri.

*

            Kirana sibuk membolak-balik daging sapi yang ada diatas panggangan. Aku membawanya ke restoran ini karena dia bilang ingin memanggang daging sapi sendiri. Sudah hampir 20 menit dia sibuk membumbui, memanggang, dan yang pasti, memakannya.

"Sini, biar aku yang panggang sisanya," Kirana mengangguk, matanya menatap daging sapi yang kupanggang dengan penuh harapan. Aku merasa dia sangat lucu ketika bersikap begitu.

"Halo? Ryfan! Apa? Sudah selesai? Aku lagi sama kak Nino... Iya, di restoran itu... Oh begitu? Oke.... cepat ya!" Kirana menutup teleponnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun