Mohon tunggu...
Yusril Sinartha Dharmawan
Yusril Sinartha Dharmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Tanjungpura

Rajin menabung dan tidak sombong

Selanjutnya

Tutup

Trip

Pengalaman 3 Hari Pak Samsul Bersama Keluarganya Dalam Berlibur Ke Sarawak Malaysia

20 Maret 2025   12:28 Diperbarui: 20 Maret 2025   12:28 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Samsul Bersama Istrinya Berfoto di  Ikon Kota Kuching (Sumber : Koleksi Pribadi)

Pada hari kedua, mereka memutuskan untuk mengunjungi Taman Nasional Bako, salah satu destinasi alam terbaik di Sarawak. Untuk mencapai taman nasional ini, mereka harus menempuh perjalanan sekitar satu jam dari pusat kota Kuching menggunakan taksi. Setibanya di sana, mereka langsung disambut oleh keindahan alam yang luar biasa. Trekking melalui jalur yang cukup mudah, mereka bisa melihat berbagai flora dan fauna khas, termasuk jenis monyet yang hanya bisa ditemukan di Borneo. Pengalaman ini begitu mengesankan dan memberikan wawasan lebih dalam tentang keanekaragaman hayati Sarawak.

Berbelanja dan Membawa Pulang Oleh-Oleh.

Hari ketiga diisi dengan kegiatan berbelanja dan mengeksplorasi kuliner Kuching. Pak Samsul dan keluarganya mengunjungi beberapa pusat perbelanjaan seperti The Spring Shopping Mall dan Sarawak Plaza. Di sana, mereka membeli beberapa barang seperti pakaian dan suvenir khas Sarawak. Harga barang di Sarawak terbilang cukup terjangkau, terutama jika dibandingkan dengan harga di Indonesia. Selain berbelanja, mereka juga mencoba berbagai makanan khas Sarawak. Salah satu yang paling berkesan adalah Kek Lapis Sarawak, kue lapis yang memiliki rasa dan tekstur yang unik. Mereka membeli beberapa bungkus Kek Lapis untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Tidak lengkap rasanya jika pulang tanpa membawa buah tangan. Samsul mengalokasikan sekitar Rp 500.000 untuk membeli oleh-oleh khas Sarawak. Ia memilih berbagai macam snack Malaysia serta coklat Milo yang terkenal memiliki rasa berbeda dari yang ada di Indonesia. Tak hanya itu, ia juga membeli minyak angin Cap Lang Eucalyptus dan beberapa suvenir kecil untuk dibagikan kepada keluarga dan teman di Pontianak.

Hari Terakhir yang Santai Sebelum Pulang.

Hari terakhir di Sarawak diisi dengan kegiatan santai sebelum kembali ke Pontianak. Pak Samsul dan keluarganya sempat mengunjungi beberapa tempat menarik di sekitar Kuching, seperti Fort Margherita dan Sarawak Cultural Village. Setelah itu, mereka kembali ke hotel untuk packing dan bersiap-siap pulang. Perjalanan pulang ke Pontianak berlangsung lancar. Mereka kembali melalui PLBN Entikong dan tiba di rumah pada malam hari. Meskipun liburan ini hanya berlangsung selama beberapa hari, pengalaman yang mereka dapatkan sangat berkesan dan memberikan energi baru untuk kembali menjalani rutinitas sehari-hari.

Refleksi Perjalanan dan Rencana Selanjutnya.

Selama berada di Kuching, Pak Samsul merasa bahwa kota ini memberikan kenyamanan luar biasa bagi wisatawan. Tidak hanya lingkungannya yang bersih dan tertata rapi, tetapi juga keramahan penduduk setempat yang membuat perjalanan semakin menyenangkan. Dengan harga barang dan jasa yang relatif lebih terjangkau dibandingkan kota besar lainnya, ia merasa perjalanan ini sangat berkesan dan memberikan pengalaman baru yang berharga bagi keluarganya.

Saat kembali ke Pontianak, Pak Samsul membawa banyak cerita menarik dari pengalamannya di Kuching. Ia menyadari bahwa perjalanan ini bukan sekadar liburan biasa, tetapi juga momen untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga. Dengan total pengeluaran sekitar Rp 3.832.500, ia merasa perjalanan ini cukup hemat dan bernilai tinggi. Bahkan, ia sudah mulai merencanakan perjalanan berikutnya, kali ini dengan lebih banyak destinasi yang ingin ia kunjungi.

Pesona Budaya dan Pelajaran dari Perjalanan.

Salah satu hal yang membuat Pak Samsul semakin terkesan adalah keberagaman budaya yang ada di Kuching. Ia melihat bagaimana berbagai kelompok etnis, termasuk Melayu, Tionghoa, dan berbagai etnis lainnya, hidup berdampingan dengan damai. Kota ini mencerminkan keharmonisan budaya yang unik, yang dapat dirasakan melalui berbagai tempat ibadah, kuliner, serta kehidupan sehari-hari masyarakatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun