Mohon tunggu...
Yus R. Ismail
Yus R. Ismail Mohon Tunggu... Penulis - Petani

suka menulis fiksi, blog, dan apapun. selalu berharap dari menulis bisa belajar dan terus belajar menjadi manusia yang lebih manusiawi.... berdiam dengan sejumlah fiksi dan bahasan literasi di https://dongengyusrismail.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Usia Boleh Tua Tapi Hidup Harus Simpel

10 Oktober 2019   00:59 Diperbarui: 10 Oktober 2019   01:01 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti pacaran jadinya. Saya sudah hobi menulis sejak di bangku SMP. Cerpen dan puisi adalah bentuk tulisan yang sering dibuat. Pakai mesin tik sebenarnya sudah nyaman. Ketik sampai selesai, fotokopi untuk arsip, dan ketikan asli dikirim ke media massa. Begitu ada komputer saya menyimpan arsip tulisan di disket besar itu. 

Tentu saya yang baru mengenal komputer sangat percaya dengan disket. Ternyata sekali waktu saat perlu lagi printout sebuah cerpen, disket itu tidak bisa dibuka. Puluhan cerpen hilang begitu saja. Saya pun ngambek. Sekitar dua minggu saya tidak mau menyentuh komputer.

Tidak simpel, kan? Ya, tidak simpel bila dilihat dari jaman sekarang. Mengarsipkan tulisan jaman sekarang, selain bisa disimpan di flash disk, juga bisa di email, blog, atau Kompasiana agar bisa dibaca juga oleh banyak orang. Simpel saja. Jangan dibikin repot.

Itulah pengalaman saya yang mengesankan generasi tua tidak simpel. Padahal bukan orangnya, bukan generasinya, yang tidak simpel. Hanya jamannya saja yang belum sampai. Ya, karena usia boleh tua tapi hidup harus masuk Generasi Simpel.

Pengalaman pengaturan finansial saya mengesankan seperti itu. Awalnya suka ada keraguan, atau mungkin kemalasan, untuk mencoba teknologi baru. Seperti awalnya mengenal listrik, komputer, dan kemudian internet. Tapi setelah dicoba, eh ternyata gampang untuk simpel.

Pengalaman saya dengan BCA mengisyaratkan seperti itu. Saya sudah punya nomor rekening BCA sejak tahun 2000an awal. Awalnya untuk merespon digitalisasi media massa untuk menyelesaikan urusan finansial. Bila ada tulisan saya yang dimuat, media massa tidak lagi mengirim honornya via wesel. Tapi mereka meminta nomor rekening untuk mentransfer. Pilihan saya adalah BCA.

Selanjutnya ternyata kebutuhan sistem finansial saya tidak hanya menerima transfer, tapi juga harus mentransfer ke no rekening lain. Belanja online, bayar listrik, isi kuota internet, dsb. Lumayan lama saya menggunakan kartu atm untuk mentransfer sejumlah uang. Lama-lama bermasalah juga. Pertama rumah saya pindah ke perkampungan yang jauh dengan mesin atm. Pernah juga saat sudah masuk ke mesin atm, eh kartunya ketinggalan.

"Dibikin simpel saja, daftar BCA mobile," kata istri saya.

Saya yang sekian lama berpikir mendaftar BCA mobile pasti ribet, akhirnya setuju. Bagaimanapun hidup harus Dibikin simpel. Biarlah daftar ribet tapi kan hanya sekali. Lalu dengan diantar istri dan anak yang baru kelas satu SD, saya ke kantor BCA cabang Sumedang. 

Kenapa mesti diantar rombongan? Haha, awalnya saya siap-siap saja. Anak saya ingin ikut karena pulang dari bank BCA akan membeli sesuatu. Saya ajak istri sebagai persiapan, bila di bank lama dan anak saya tidak sabaran ingin pulang, istri saya bisa menenangkan.

Setelah dipersilakan oleh pak satpam yang ramah, diambilkan nomor antrian, saya sekeluarga ke kursi tunggu. Agar menunggu tidak bikin bete, saya mengambil buku di rak ruang tunggu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun