Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Empat Sifat Buruk Seorang Pemimpin yang Merusak

20 Juli 2021   17:59 Diperbarui: 20 Juli 2021   19:41 1317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pimpinan Tidak Peduli|Sumber:https://fairygodboss.com

Ketika seorang pemimpin tidak membangun sikap saling menghargai maka budaya kerja yang terbangun menjadi penuh ketegangan, mungkin juga ada ketakutan, dan semua orang saling berhati-hati agar tidak melanggar ketentuan si pemimpin.

Dan karenanya, situasi menjadi jauh dari kondusif untuk mengembangan kemampuan dan talenta yang dimiliki oleh setiap orang sebab tidak ruang yang disediakan oleh pemimpin untuk menghargai satu dengan lainnya.

Leading with Head dan Heart

Ricahar L Daft, dalam Chapter#05 buku teksnya berjudul The Leadership  Experience (2018) menyebut dengan Leading with Head and Heart, memimpin dengan Hati dan Kepala agar sifat buruk seorang pemimpin bisa dihilangkan.

Memimpin dengan kepala saja tidak cukup, tetapi harus diimbangi oleh memimpin dengan hati. Harus ada keseimbangan yang memadai antara kepala yang mencerminkan pikiran, rasionalitas, obsesi dan target, dengan hati yang menunjukkan emosi, perasaan, hubungan, dihargai, dimanusiakan.

Memimpin dengan Head and Heart | Sumber : https://www.hrotoday.com
Memimpin dengan Head and Heart | Sumber : https://www.hrotoday.com

Banyak hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan yang sedang terjadi saat ini menempatkan seorang pemimpin yang harus menempatkan kasih sayang dalam memimpin, dan bukan menciptakan ketakutan yang hanya menguras potensi dan peluang yang sangat berharga.

Yupiter Gulo, 20 Juli 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun