Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ketika Pemimpin Merasa Pahlawan akan Membahayakan Masa Depan Organisasi

10 Juli 2021   14:15 Diperbarui: 10 Juli 2021   19:37 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Leader as Hero | Sumber : https://blog.scit.edu

Leader as Hero?

Leader as hero merupakan salah satu kesalahan fatal seorang pemimpin memasuki abad-21. Dipastikan, seorang pemimpin yang menempatkan dirinya sebagai seorang pahlawan tidak saja merugikan perusahaan atau organisasi yang dimpimpinnya tetapi juga membahayakan bahkan sangat mungkin menghancurkan masa depan organisasinya.

Asumsi yang mengatakan bahwa pemimpin sebagai pahlawan hanya cocok pada masa yang lalu, sebelum tahun 2000, dimana situasi yang dihadapi dan dikelola relatif tidak bergejolak, bahkan kalaupun ada perubahan masih bisa diprediksi. 

Memasuki abad-21 atau abad milenial jauh berbeda, karena perubahan yang terjadi menjadi sangat cepat dan turbulensi-nya kencang, sedemikian rupa sehingga situasi selalu berada dalam kompleksitas yang menuntut tingkat kecepatan daya suai yang tinggi.

Artinya, sebuah perusahaan, pun sebuah organisasi apa saja yang ada di muka bumi ini, tidak bisa lagi mengandalkan semuanya dari seorang pemimpin. Tetapi, harus melibatkan seluruh orang yang ada di dalamnya, bahkan kalau perlu semua stake holder-nya. 

Menyatukan semua sumber daya manusia dalam ritme operasi sebuah perusahaan secara terus menerus menjadi kunci keberhasilan organisasi. Bukan saja untuk mencapai target tetapi juga mampu bersaing dengan kompetitornya.

Leader as hero, atau pemimpin sebagai pahlawan menjelaskan sebuah asumsi bahkan paradigma bahwa pemimpin itu menjadi pusat segala keberhasilan sebuah perusahaan, bahkan tidak hanya itu, menempatkan diri seorang pemimpin sebagai kunci keberhasilan. 

Dan ini tentu sangat berbahaya, bagi diri si pemimpin dan pada akhirnya masa depan perusahaan. Mengapa bisa demikian?

Disinilah bahayanya leader as hero. Si pemimpin akan terus memaksakan kemampuan dirinya sendiri demi kesuksesan, membangun dan memberi makan ego individual nya terus menerus, mengokohkan etos dan ambisi pribadi, rasa percaya diri yang berlebihan, kalau perlu dia selalu berada di garis terdepan, dan bila memungkinkan akan terus tampil sebagai seorang kharismatik.

Sangat mungkin sikap sebagai hero menjadi bumerang yang akan merusak sendiri dirinya oleh si pemimpin. Dia akan terus berada dalam tekanan yang tiada henti, dan implikasinya sangat jauh dan dalam. Organisasi akan berada dalam situasi yang sulit ketika si pemimpin tetap saja merasa diri sebagai pahlawan.

Situasi kini sudah berubah dengan luar biasa, tidak hanya pada level nasional, tetapi sudah berada pada level dunia. Sehingga perubahan yang sedang terjadi di belahan benua lain akan berdampak ke negara di belahan dunia lainnya. Dampak atau pengaruhnya, tidak pakai lama, langsung dalam hitungan detik.

Richard L Daft dalam buku teks mutahirnya berjudul The Leadership Experience (edisi-7, 2018) mencatat beberapa perubahan mendasar yang dihadapi oleh dunia memasuki abad-21, antara lain Social media, Globalization, Mobile commerce, Geopolitical wars, Renewable techonologies dan smart mechines, Outsourcing, Climate chnage and resource scarcity, Telecommuting dan vituel teams, Cybercrime, Redistribution of  economic power. 

Perubahan besar di dunia saat ini, disempurnakan dengan revolusi industri 4.0 dalam inovasi dan disrupsi teknologi dengan peran semakin tinggi dan didominasi oleh robot-robotisme, yang di-afirmasi dengan telak oleh pandemi covid-19 sejak awal tahun 2020. 

Sebuah situasi yang tidak pernah terbayangkan oleh para pemimpin  di masa yang lalu. Bahkan hasil survei oleh Center of Creative Leadership, menemukan 84% pemimpin mengatakan "defenisi kepemipinan yang efektif berubah secara serius-signifikan memasuki abad 21".

Pemimpin tidak bisa lagi mempertahankan paradigma yang lama, yaitu leader as hero. Ini tidak berlaku dalam era perubahan yang sangat tidak menentu kini dan kedepan. 

Pemimpin harus berubah, dengan cara ubah mind-set as a leader. Ubah paradigma lama menjadi new paradigm dengan menempatkan diri bukan sebagai pahlawan di depan semua orang, tetapi berada di tengah bahkan di belakang layar untuk memberdayakan semua orang, bahkan stakeholder demi mewujudnyatakan visi dan misi organisasi.

From Hero to Humble

Harus diakui bahwa menjadi seorang pemimpin pada masa kini tidaklah mudah. Tidak saja karena tanggungjawabnya yang jauh lebih besar, tetapi juga karena harus memiliki kemampuan, pengetahuan, keterampilan, wawasan bahkan pengetahuan umum yang komprehensif dan terus menerus melakukan updating. 

Dahulu seorang pemimpin bisa tidaur nyenyak, tetapi sekarang tidak lagi bisa nyaman dan aman, karena perubahan yang terjadi bisa menginterupsi operasi bisnis, mengganggu jalannya produksi bahkan bisa kehilangan pelanggan atau pasar dalam waktu singkat.

Mengubah asumsi dari hero menjadi humble, dari pahlawan menjadi rendah hati dan berada di belakang layar menjadi salah satu kunci bagi seorang pemimpin untuk bisa tetap sukses dan memenangkan persaingan yang semakin ketat dan sulit dikendalikan.

Pada dasarnya pemimpin yang humble akan berjuang untuk membangun perusahaan yang kuat dan kokoh dari belakang layar dengan mendukung dan mengembangkan semua karyawannnya, terbuka untuk meminta dan mendengar nasehat serta meluangkan waktu memikirkan konsekuensi yang mungkin muncul atas sebuah tindakan yang diambil.

Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat yang ke 16, merupakan contoh yang sangat baik untuk menjelaskan sikap seorang pemimpin yang humble. Rela untuk mengubur ego dan kepentingan pribadinya demi kepentingan rakyatnya sendiri. Tidak segan untuk berkorban melakukan dukungan dan bantuan bagi yang membutuhkan. Dia sadar, bahwa ketika dia humble, dia tetap seorang Presiden AS.

Ilustrasi Pemimpin Humble|Sumber :https://www.youtube.com
Ilustrasi Pemimpin Humble|Sumber :https://www.youtube.com
Oleh Jim Collins dalam bukunya berjudul Good to Great by Choice (Daft, 2018) menyebutkan pemimpin yang humble sebagai "Level 5 Leader", semacam pemimpin jenis yang baru yang sangat berbeda jauh dengan pemimpin yang merasa diri sebagai pahlawan.

Pemimpin Tingkat 5 ditunjukkan oleh sosok pemimpin yang pemalu, bersahaja, tidak perlu berada dalam pusat perhatian, lebih peduli pada kesuksesn tim dan perusahaan ketimbang keberhasilan diri sendiri. Tidak hanya itu saja, Level 5 Leader ini dicirikan oleh sikap mereka yang sangat tidak egois, tetapi memiliki kemauan sangat keras melakukan yang terbaik bagi organisasi, menerima penuh tanggungjawab atas kekeliruan yang terjadi, hasil yang buruk bahkan kegagalan sekaligus, tetapi dia akan memberikan apresiasi yang sangat tinggi untuk keberhasilan orang lain.

Mencermati ciri-ciri pemimpin yang humble diatas, menegaskan bahwa kunci keberhasilan sebuah organisasi ada di tangan semua orang di dalamnya, semua karyawan yang menjadi harta termahal yang dimiliki. Artinya, sebagus apapun sumber daya lain yang dimiliki, uang dan modal yang berlimpah, teknologi yang super canggih, waktu dan akses yang tersedia, pun para pemilik yang hebat, tetapi tanpa karyawan yang bekerja dengan penuh semangat, antusias dalam kerjasama tim yang solid maka tujuan tidak akan bisa dicapai dengan baik.

Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua karyawan untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaan dan organisasi akan menjadi sumber kunci keberhasilan organisasi. Dan karenanya, hanya pemimpin yang humble lah yang bisa membuat semua orang dalam organisasi berada dalam sebuah tim yang memiliki kohesifnes yang yang kuat.

Kini saatnya, semua pemimpin segera berubah dari leader as hero to be a humble leader !

Yupiter Gulo, 10 Juli 2021

   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun