Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Jangan Remehkan Kekuatan Afirmasi Hubungan Pasutri

16 Juni 2021   10:24 Diperbarui: 16 Juni 2021   14:51 2500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
/www.spiritualityhealth.com

AFIRMASI merupakan kata serapan dari bahasa Inggris AFFIRMATION, yang dalam bahasa Indonesia lebih tepat disebut sebagai PENEGUHAN sebuah hal yang positif dan mampu memberdayakan diri bahkan mengembangkan keyakinan pada diri sendiri bahwa sesungguhnya bersikap mental positif yang didukung penuh afirmasi akan menjadi jalan terbaik mewujudkan mimpi, tujuan dan cita-cita dalam segala hal.

Dua orang menjadi pasutri dan sah menjadi suami-istri, karena sejak awal mereka mengalami afirmasi bersama, diteguhkan secara bersama-sama melalui tahapan yang ada. Tidak saja secara pribadi, tetapi terutama secara agama, adat, dan tradisi serta secara hukum. Sebab tanpa peneguhan itu, sebetulnya pasutri itu tidak akan ada.

Afirmasi awal dalam pernikahan menjadi modal dasar memulai, membangun, dan menumbuhkan hidup pernikahan dalam keluarga. 

Segala mimpi dan cita-cita bersama pasangan akan terus dikelola, dipupuk, dirawat, dijaga, dihias, dan diwarnai sedemikian hebohnya sehingga pasutri itu berada dalam sebuah harmoni. Harmoni karena ada keseimbangan diantara mereka dengan beragam aspek didalamnya.

Sampai di sini, semuanya menjadi sangat indah penuh warna warni bagaikan pelangi beribu warna. Siapa saja yang menyaksikannya akan ikut senang dan sukacita serta menjadi referensi hidup yang bahagia. 

Namun, pelangi memang tidak selamanya akan nampak di langit sejuk sehabis hujan. Ada kalanya hilang ditelan oleh kabut dan awan yang gelap gulita. Bisa karena ada badai yang datang menerpa, dan hujan lebat membuat semuanya menjadi kelam. 

Demikian pula hubungan suami-istri, yang tidak bebas dari interaksi lingkungan dalam keluarga maupun dan utamanya luar keluarga. Bisa memporak-porandakan keharmonisan yang ada. 

Sebutkan saja penyakit sederhana tentang rutinitas dalam keseharian hidup seorang istri, pun kejenuhan seorang suami dalam menjalani hari demi hari.

Kita hidup di dunia yang penuh para pencemooh. Anda tidak perlu mencari jauh-jauh seseorang yang akan menjatuhkan Anda.

Dan sesungguhnya, dibagian inilah afrimasi atau peneguhan itu diuji efektivitasnya untuk mengembalikan harmonisasi itu hidup dan tetap menyala. 

Pasutri harus terdorong untuk pro aktif melakukannya terhadap satu sama lain, pun terhadap dirinya sendiri. Sehingga keluhan-keluhan, kekesalan-kekesalan, dan kemarahan lainnya tidak lagi terdengar apalagi meneror satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun