Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Gaji Tidak Bisa Membeli Loyalitas Karyawan

14 September 2020   13:58 Diperbarui: 14 September 2020   19:00 3136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila Anda berpikir bahwa karyawan bisa bertahan bekerja dalam perusahaan dengan gaji yang besar, Anda salah besar dan siap-siap untuk kecewa. Sebab sesungguhnya karyawan setia kepada perusahaan tidak semata-mata karena gaji yang diterima.

Menjadi masalah serius bagi sebuah perusahaan apabila yang tidak betah lagi bekerja dan harus keluar adalah mereka termasuk tenaga kerja yang terbaik dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan perusahaan.

Akan menjadi kerugian bagi perusahaan itu sendiri, tidak saja karena terganggunya pencapaian target tetapi juga karena biaya yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan bagi proses rekruitkan serta pelatihan dan pengembangan karyawan.

Beragam strategi dilakukan oleh perusahaan demi memelihara karyawan terbaik yang dimiliki. Sebab, mencari calon karyawan yang terbaik saja sudah sangat sulit, apalagi mempertahankan hingga akhir jauh lebih menantang.

Situasi ini semakin rumit ketika dinamika perubahan dan perkembangan semakin kencang sehingga tidak mudah menduga apa yang akan terjadi ke depan, terutama untuk jangka panjang. Implementasi revolusi industri 4.0 yang didorong habis oleh pandemi Covid-19 menjadi faktor penting berubahnya pola atau model pengelolaan karyawan perusahaan dan atau dalam dalam organisasi.

Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia terus menerus mengembangkan berbagai studi dan penelitian tentang pengelolaan karyawan agar tetap bertahan dan setia bekerja dalam perusahaan.

Nampak tidak mudah membuat generalisasi kesimpulan yang menjawab pertanyaan sepanjang jaman. Yang terjadi dalam kenyataan adalah bahwa perubahan pola pikir dan perilaku karyawan ssejalan dengan dinamika perubahan lingkungan yang sedang terjadi.

Guru besar ilmu manajemen sumber daya manusia, Prof Gary Dessler mengakui perubahan yang ada. Hal ini bisa dicermati dari edisi buku teks yang di tulisnya yaitu Human Resources Management yang sudah memasuki edisi ke 16, terbit tahun 2020.

Di dalam salah satu bagi bukunya dengan judul "A Comprehensive Approach to Retaining Employees" dan memberikan 7 buah pilihan yang bisa dipertimbangkan oleh sebuah perusahaan agar karyawan terbaiknya tidak keluar, yaitu :

  1. Raise pay
  2. Hire smart
  3. Discuss careers
  4. Provide direction
  5. Offer flexibility
  6. Use high performance HR practices
  7. Counteroffer?

Harus diakui bahwa nasihat dan rekomendasi dari Dessler masih sangat umum dan membutuhkan proses implementasi yang tepat sesuai dengan asumsi yang harus terpenuhi untuk itu. Dan di bagian implementasi inilah nampaknya banyak perusahaan atau organisasi gagal melakukannya.

Sebagai rujukan mendasar, perlu pandangan Gary Dessler dipedomani sebagai acuan dalam kerangka besar untuk melihat pengelolaan sumber daya manusia secara menyeluruh dan dalam jangka waktu yang Panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun