Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Yesus Naik ke Surga karena Tempatnya Bukan di Dunia

21 Mei 2020   11:27 Diperbarui: 21 Mei 2020   14:02 2332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenaikan Isa Almasih| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Peristiwa kenaikan Yesus Kristus ke surga merupakan salah satu simpul kunci iman percaya orang Kristen tentang kehidupan yang kekal. Artinya, tanpa kenaikan maka sia-sia lah iman kepercayaan yang diyakini. Dan hidup tidak memiliki makna yang hakiki. Perjalanan hidup menjadi tanpa arah yang jelas.

Mendahului peristiwa kenaikan ke surga, Yesus Kristus mengalami penderitaan yang luar biasa, sampai disalibkan di bukit Golgota dan menghembuskan nafas di atas kayu salib sebagai simbol penghinaan terhadap penderitaannya. 

Dia mati dan dikuburkan sebagai penuntasan proses penderitaan yang tiada tara, dan tidak ada satu orang pun manusia yang mampu menjalaninya.

Namun, pada hari ketiga Yesus bangkit dari kubur dan hidup kembali. Peristiwa kebangkitan Yesus menjadi simpul kunci lain tentang iman percaya iman kristen. Hendak menegaskan dan mengingatkan semua nubuatan para nabi pada masa Perjanjian Lama, bahwa Yesus Kristus itu mengalahkan kematian. 

Kuburan tidak mampu lagi menghentikan usaha Allah melalui Yesus Kristus untuk mengalahkan maut, menaklukan kematian.

Iman Kristiani hendak mengikrarkan bahwa sesungguhnya hidup adalah pengharapan. Ada kehidupan yang kekal sesudah kematian yang harus dilalui oleh siapapun. 

Kematian fisik yang dialami hanya sementara saja. Sebab pada waktunya akan dibangkitkan kembali menjadi hidup baru. Layaknya Yesus yang sudah bangkit dari kubur.

Kebangkitan Yesus tidak sekadar hanya bangkit begitu saja dan berkeliaran di dunia ini. Yesus masih mempunyai tugas yang lain untuk umat manusia yang meyakini dan mempercayai-Nya. 

Dia harus menyediakan tempat bagi anak-anakNya, bagi setiap orang yang meyakini-Nya. Sebuah tempat di surga bersama dengan Sang Bapak, Allah Yang Maha Kuasa.

Tanpa kenaikan Yesus ke surga maka proses pemenuhan harapan kehidupan yang kekal akan menjadi sia-sia belaka pula. Sebab, Yesus akan datang kemudian untuk menjemput semua orang yang memepercayai, menanti dan menunggu kedatangannya untuk kedua kali. 

Kedatangan menjemput semua orang yang selalu setia dalam melakukan kehendak-Nya, kehendak Bapak, kehendak Allah pemberi hidup yang kekal.

Secara sederhana hendak menjelaskan bahwa peristiwa kenaikan Isa Almasih yang hari ini diperingati dalam ibadah-ibadah di seluruh gereja konsekuensi dari Yesus Kristus bukan ada di dunia, tetapi rumah-Nya dan tempat-Nya ada di surga dan bukan di dunia ini. Allah yang menjelma dalam diri anak-Nya Yesus Kristus akan selalu kembali ke surga. 

Kehadiran Yesus di dunia ini untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Sang Bapak, Allah sendiri untuk menyelamatkan umat manusia dari segala macam bentuk kejahatan dan dosa yang diperbuat. Kejahatan dan dosa manusia menyebabkan terputusnya hubungan dengan Allah sendiri. 

Dan karenanya kehadiran Yesus di dunia selama sekitar 30an tahun, untuk membebaskan manusia dan membuka kembali hubungan dengan Allah sendiri. Tidak hanya itu, Yesus juga akan menyiapkan jalan kembali ke surga bersama dengan Sang Bapak, Allah yang maha kuasa.

Dalam perspektif Allah, maka setiap umat, setiap manusia menjadi tanggung jawab Sang Allah sendiri untuk diselamatkan. Dia sudah menyediakan jalur, jembatan, media dan mediasi dengan kehadiran Yesus Kristus di dunia ini. 

Janji Allah sendiri itu pasti. Yaitu bagi setiap orang yang melakukan dan setia dalam iman percayanya akan mendapatkan keselamatan yang kekal.

Kehidupan yang kekal menjadi sumber kekuatan, sumber energi tiada batas bagi setiap orang untuk tidak pernah takut menghadapi kesulitan hidup dan setumpuk problem kehidupan dari hari ke sehari. Karena Allah sang Bapak akan memberikan pertolongan, penyertaan.

Kesulitan hidup seperti wabah virus corona merupakan bagian yang harus dihadapi oleh setiap anak-anak Allah sendiri. Hidup bersama dan berdampingan dengan masalah, penyakit, ancaman, bencana alam menjadi bagian hidup di dunia yang harus dihadapi.

Yupiter Gulo, 21 Mei 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun