Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Krisis Mengikuti Kaedah Agama Versus Berbisnis

23 November 2019   18:25 Diperbarui: 23 November 2019   20:39 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.haibunda.com/moms-life/20191122145821-76-68429/larang-tulis-ucapan-natal-di-kue-ini-klarifikasi-tous-les-jours

Di Indonesia pernah terjadi ada pihak tertentu yang menyiarkan bahwa bahan penyedap makanan "tidak halal"; sehingga produsen harus menarik bahan penyedap itu dari pasar, kemudian cepat mengkomunikasikan bahwa bahan tersebut sudah memenuhi sertifikasi halal dari MUI (Silahkan simak buku Manajemen Krisis, Isu, dan Risiko dalam Komunikasi, diterbitkan oleh Campustaka, 2018.)

Keyakinan beragama yang tulus merupakan hak pribadi dan bila dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari banyak manfaatnya, termasuk bagi masyarakat dimana seseorang kuat keyakinan beragamanya. Tidak perlu terjadi konflik antara keyakinan beragama dan berbisnis.

Sebaliknya, berdasarkan keyakinan beragama dengan sungguh-sungguh, berbisnis dijalankan dengan etika tinggi. Etika berbisnis F&B (makanan dan minuman) lebih memastikan proses pembuatan dan penyediaan hasil akhir bagi konsumen: higienis, tidak mengandung bahan yang membahayakan kesehatan.

Jika mengacu pada pelayanan untuk konsumen, yang ilmiahnya disebut sebagai costumer service (sekarang sudah ditingkatkan sebagai costumer relations management), maka gerai kueh yang sudah terkenal di Jakarta Pusat ini, pasti akan lebih mendahulukan konsep costumer relations management -- CRM).

Mengikuti CRM dan dasar beretika bisnis, maka apa yang akan dicetuskan sebagai "suatu inovasi" telah dipikirkan dengan matang. Pertanyaannya apakah mengucapkan "selamat" dengan makna hari dan perayaan yang baik termasuk haram?

Jakarta, 23 November 2019

Terima kasih banyak seniore Ludwig Suparmo kiriman artikel aktualnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun