Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tantangan Pendidikan Indonesia untuk Membangun SDM Premium

13 Juli 2019   04:10 Diperbarui: 13 Juli 2019   08:01 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://presidenri.go.id/

"Saya optimis maju, saya optimis setara. Dengan SDM premium, saya optimis generasi muda dan milenial akan mampu bersaing dan eksis di dalam kompetisi global",  Jokowi

Pemilu 2019 hampir rampung dan Joko Widodo dan Ma'aruf Amin telah ditetapkan oleh KPU sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih buat Republik Indonesia periode 2019-2024, dan akan efektif bekerja setelah di lantik pada bulan Oktober 2019 dengan Kabinet Kerja Jilid II yang sedang di susun dan di tunggu oleh masyarakat dengan penasaran yang sangat tinggi.

Susunan kabinet kerja periode kedua Joko Widodo akan menjadi indikator dari seberapa kuat dan hebat tim kerja yang dibangun oleh Jokowi dan Maaruf Amin untuk membuktikan mewujudkan semua janji-janji politik yang sudah di ungkapkan selama masa kampanye ketika berlangsung seri acara debat Capres 2019.

Apakah struktur kabinet kerjanya masih seperti periode pertama atau ada perombakan yang mendasar, serta siapa saja para Menteri yang membantu Presiden dan Wakil Presiden akan menjadi pintu probabilitas tingkat keberhasilan yang akan di capai selama lima tahun kedepan. Artinya pula, akan menjadi petunjuk apakah menjadi beban yang menghambat perwujudan mimpi-mimpi serta janji-janji politik Jokowi dan Ma'aruf selama satu periode.

Membangun SDM Premium
Seperti di ketahui bahwa pembangunan infrastruktur yang masif menjadi landasan membangun Indonesia pada periode pertama. Pada periode kedua, Jokowi akan memberikan perhatian yang lebih besar pada pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia.

Ketika menjabat sebagai Presiden Indonesia, Jokowi mempunyai mimpi kualifikasi Indonesia  2015 - 2045 yang memenuhi kriteria berikut :

  1. SDM Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia.
  2. Masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme, budaya, religius dan nilai-nillai etika.
  3. Indonesia menjadi pusat pendidikan teknologi dan peradaban dunia.
  4. Masyarakat dan Aparatur pemerintah yang bebas perilaku korupsi.
  5. Terbangun infrastruktur merata di seluruh Indinesia.
  6. Indonesia menjadi negara mandiri dan negara yang paling berpengaruh di Asia Pasifik.
  7. Indonesia menjadi barometer pertumbuhan dunia.

Dalam sebuah acara yang diadakan, Jokowi menegaskan bahwa langkah kepemimpinan selanjutnya yang akan dikerjakan adalah membentuk sumber daya manusia (sdm) unggulan atau premium (cnnindonesia.com).

"Dan akan terus kita tingkatkan hingga mencapai Rp100 triliun dana abadi ini dalam waktu lima tahun ke depan," kata Jokowi saat memberikan pidato kebangsaan dalam Konvensi Rakyat, di SICC, Bogor, Jawa Barat, Minggu (24/2).

Keyakinan bahwa hanya dengan SDM yang memiliki kompetensi unggul yang mampu mengubah keadaan menjadi lebih baik, maju, dan berkembang seiring dengan dinamika dunia dan global dalam revolusi industri serta era disrupsi inovasi teknologi. Tujuan pembangunan hanya mungkin bisa di capai apabila kualitas manusia yang mengerjakannya memenuhi kualifikasi premium.

Membentuk manusia Indonesia yang memiliki kualifikasi premium akan berhadapan langsung dengan proses pendidikan, pelatihan, penelitian, coaching, vokasional serta interaksi, integrasi serta koneksitas dengan dunia usaha dan dunia industri (Dudi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun