Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ketika Lembaga Survei Menguasai Panggung Hasil Pilpres 2019

17 April 2019   17:39 Diperbarui: 18 April 2019   07:48 2293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: kompas.com
Ilustrasi: kompas.com
Dari 5 lembaga surveu teratas saat ini memperlihatkan kecenderungan hasil yang hampir sama antara Capres 01 versus Capres 02, Kalau dirata-rata angkanya bergerak pada 53,89% untuk Capres 01 versus 46,10% untuk Capres 02. Pada laman Kompas.com kelima lembaga survei itu adalah Litbang Kompas, Indobarometer, Charta Politila, Poltracking Indonesia, Indikator Publik Indonesia. Walaupun data yang masuk  bari sekitar 76%, namun diakui bahwa kecenerungannya nampaknya tidak berubah.

Kalau kita melihat data hasil Pilpres 2014 yang lalu, ketika Jokowi - Jusus Kala versus Praboowo Subianto - Hatta Rajasa,  jangan kaget lihat hasilnya, hampir sama. Yaitu 53,15% untuk Jokowi-JK versus 46,10% untuk Parbowo-Hatta. Atau jumlah suara untuk Jokowi sebanyak 19,999 juta suara versus 62,576 suara untuk Prabowo. Nyaris hasilnya sama dengan Hasil Hitung Cepat 5 Lembaga Survei.

tribunnews.com
tribunnews.com
Lima tahun yang lalu, lembaga survei pemilu, khususnya untuk Pilpres ini menjadi polemic dan konflik yang menciptakan ketegangan, terutama kredibilitas dari masing-masing lembaga survei. Sehingga pada waktu itu, ada sejumlah lembaga yang nampak tidak bisa dipertanggungjawabkan hasilnya.

Ada perbedaan yang sangat kontras dengan hasil survei pada pilpres 2019 ini. Harus diakui, bahwa kualiatas hasil surveinya semakin baik dan akurat. Dan secara akademik, hal ini sah-sah saja, karena telah melalui sejumlah uji baik proses, maupun hasilnya.

Dengan 5 lembaga survei sebagai sampel hasil survei, rasanya kecenderungan hasilnya tidak jauh berbeda dengan hasil yang akan dicapai pada akhir perhitungan oleh KPU.

Walaupun hasil-hasil survei ini tidak menyenangkan bagi Capres yang mungkin kalah, tapi harus diakui bahwa hasil hitung cepat ini mempunyai 3 manfaat yang sangat baik yaitu :

  • Memenuhi harapan masyarakat untuk mengetahui lebih cepat hasil pilpres ini siapa yang akan menang. Secara psikologis ini tentu baik, agar publik juga bisa menyesuiaikan diri dengan dinamika politik yang berdampak negative kedepan.
  • Hasil survei ini bisa menjadi control bagi KPU pada saat mengawal hasil perhitungan akhir nanti. Artinya, karena hasil lembaga survei ini secara akademik objektif, maka bisa saja mengontrol kemungkinan kecurangan pengawalan hasil coblos dari TPS, ke KPPS, ke Kecamatan, Ke Kabupaten hingga ke pusat. Seperti yang disampaikan oleh Capres02, Prabowo dalam konferensi persnya di televise dengan memerintahkan agar semua pendukungnya mengawal hasil pencoblosan dari TPS ke perhitungan pada level lebih tinggi. Jangan sampai ditukar, diganti ditengah jalan.
  • Hasil lembaga survei merupakan kajian akademik yang sangat menolong sebuah pihak KPU menyandingkan hasil perhitungan terakhir yang akan dilakukan. Dan manfaatkanya untuk memperbaiki sistem penyelenggaraan Pemilu pada masa yang akan datang.

Bagaimanapun, hasil akhir pemilu 2019 ini, patut kita berterima kasih kepada lembaga survei yang telah membantu publik memeperoleh informasi yang memberikan ketenangan dan tidak terjebak lagi pada dinamika politik yang sia-sia belaka.

Masyarakat akan kembali meneruskan kehidupan rutinnya dan menunggu realisasi dari pimpinan-pimpin negera yang terpilih untuk menjadikan bangsa ini semakin maju dan hebat.

Sesungguhnya, setelah hari pencoblosan hari ini, maka selesailah pemilu itu pada tataran masyarakat umum. Pekerjaan besar yang harus dilakukan adalah membangun kembali berbagai relasi, hubungan yang selama ini berada dalam ketegangan yang luar biasa. Tidak saja antar pendukung dua capres tetapi juga dalam satu keluarga yang berbeda pilihannya.

Sejarah membuktikan bahwa semua bentuk pemerintahan diktator dan otoriter hanyalah sementara. Hanya demokrasi yang tidak sementara. Apa pun kekurangannya, belum ada sistem yang lebih unggul dari demokrasi ~ Vladimir Putin

YupG, 17 April 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun