Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anda Butuh Visi dan Misi, agar "Kapal Tidak Karam"

4 April 2019   17:05 Diperbarui: 4 April 2019   21:19 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://lmd.lk/corporate-vision/

 Ketika acara Debat Capres 2019 digelar oleh KPU, dimulai dengan masing-masing kandidat Capres menjelaskan Visi dan Misi yang akan diemban bila menjadi RI-1. Waktu yang sangat singkat, hanya beberapa menit saja, keduanya diminta memaparkan secara singkat, padat dan tuntas.

Walaupun Visi dan Misi ini begitu penting, tetapi banyak orang tidak mempedulikannya. Dan biasanya hanya menjadi concern dari para pimpinan tertinggi dalam sebuah negara atau dalam sebuah organisasi.

Visi dan Misi itu ibarat kompas bagi sebuah kapal yang sedang berlayar. Bila kompasnya tidak ada, maka kapal itu sangat mungkin akan karam kalau tidak ada yang mengarahkannya pada jalan yang benar.

Organisasi yang dibentuk untuk jangka kedepan dan untuk masa yang lama tentu pada pembentukkannya sudah mengetahui apa yang diinginkan. Organisasi demikian bertujuan mencapai sukses, suatu keberhasilan, untuk itu perlu visi yang mendalam, yang kuat, yang bermakna!

Penulisan dan penghayatan visi yang kuat adalah kunci membuka pintu sukses jangka panjang. Visi itu menjelaskan, menggambarkan apa yang ingin dicapai dan untuk itu terpapar sudah arahan tujuan yang jelas keberlanjutan usaha yang sehat organisasinya. (Yang dimaksud organisasi dapat berupa instansi, institusi, perusahaan komersiel maupun organisasi nir-laba, suatu organisasi partai politik, ataupun sekumpulan publik dengan tujuan yang sama).

Visi adalah pembuka, alat nmenuju tujuan pencapaian sukses kedepan. Yang penting juga harus ada maksud dan tujuan pembentukkan organisasi/perusahaan. Maka perlu dijabarkan dalam langkah-langkah tujuannya berupa semacam road-map sebagai misi. Sebelum menuliskan misi organisasi/perusahaan terlebih dahulu harus disepakati oleh pendiri/pemilik organisasi, atau pucuk pimpinan tujuan pembentukkan organisasi/perusahaan.

Tujuan organisasi/perusahaan merupakan bahan bakar unntuk bergerak maju. Mengapa bertujuan seperti yang disepakati dan digariskan. Tujuan demikian melatari, berupa pemikiran latar belakang visi organisasi. Tujuan harus merupakan tujuan kedepan, waktu yang cukup lama yang didambakan agar dalam proses pertumbuhan organisasi terus bertumbuh semakin sukses; tidak mudah dilanda tutup/bangkrut karena mengahadapi tantangan. Tujuan organisasi harus jelas berkomitmen dapat melawan dan mengatasi tantangan berusaha kedepan (jangka panjang yang mungkin belum jelas).

Oleh Aaron Shields menyebutkan sebagai: Your business's purpose should be what you're most passionate about---what you'd do in spite of any difficulty. The vision, however, is only one of the keys to success, you must also have a purpose that drives the vision; and, you must have missions, strategies, and tactics to achieve your vision. 

Bagaimana Menentukan Tujuan Organisasi/Perusahaan? 

  • Kumpulkan manajer eksekutif/manajer senior atau jika dalam permulaan pembentukan organisasi, kumpulkan siapapun yang akan diikutkan sebagai pemilik atau pimpinan. Siapkan sesi sumbang saran atau brain-storming.
  • Jangan ikutkan mereka yang tidak setuju pembentukan organisasi, juga mereka yang tidak entusias apalagi tidak mempunyai passion (minat yang serius).
  • Dalam sesi sumbang saran temukan pernyataan "nilai" yang murni, bermakna; dan hapus pernyataan yang saling bertindihan; tentukan tujuan yang berbeda tetapi sesuai kesepakatan. Buatkan matriks pilihan yang setepat mungkin.
  • Apabila orgnisasi/perusahaan sudah berdiri beberapa saat ataupun sudah lama, sedang tujuan pembentukkan visi, misi dan nilai ingin ditransformasikan  atau  demi menghadapi perubahan kenyatan dunia baru (globalisasi atau era industri baru dan era disrupsi); tentukan tujuan baru atau pergantian tujuan agar muncul dalam sesi sumbang saran, tujuan baru yang lebih sesuai dengan zamannya. Temukan tujuan mana yang paling kuat bergema, yang lebih berarti dalam "dunia/bisnis era baru".  Dalam sesi sumbang saran, diskusi harus terbuka dan menampung semua saran yang valid, jangan sampai ada yang tertinggal.
  • Ingat: tujuan merupakan "bahan bakar organisasi"  yang harus tahan lama.
  • Tentukan satu tujuan utama yang disepakati bersama berdasarkan pengertian pemaknaan dengan semangat tinggi, passionate; jangan mengambil keputusan melalui pengumpulan suara terbanyak.

Menentukan Tujuan Organisasi disebut juga Goal Setting, ada pula yang menyebutnya Setting The Objectives sebagai Key Results Areas (KRA); yaitu melalui menentukan tujuan paling tnggi/paling mulia. Objectives atau tujuan ini harus sesuai dengan visi organisasi. Meskipun tujuan harus di level paling tinggi, tidak boleh samar, harus tetap jelas dan mungkin harusnya dapat dicapai.

Dari ketetapan tujuan menuju visi yang mantap

Visi merupakan keinginan bagaimana organisasi harus berkembang maju dan merupakan impian nyata yang harus dapat tercapai di masa depan. Visi nerupakan pandangan jauh kedepan yang idealistis namun dapat menjadi pengaruh kebaikan dan keuntungan bagi dunia (dunia bisnis, dunia industri, dunia kemanusiaan, dunia politik) sesuai dengan tujuan yang telah diesepakati pimpinan teratas organisasi yang telah ditemukan melalui sesi brain storming. 

Dalam proses manajemen, visi menjernihkan pengambilan keputusan; mempermudah unutk mengambil jalan atau cara bagaimana yang sah sekaligus menjadikan jelas keputusan yang seperti apa yang tidak boleh dilakukan. Dengan demikian pengambilan keputusan penting untuk keberlajutan organisasi menjadi efektif, tidak perlu berdebat dan mengambil waktu lama, karena tersedia fondasi arahan makna visi yang sudah dimengerti yang jelas sudah didokumentasikan.

Arahan visi menjadi acuan untuk tidak mengambil keputusan hanya demi keuntungan jangka pendek yang kemungkinan merugikan  bagi jangka panjangnya.

Visi yang kuat dan nyata (bukan impian "di siang hari bolong" atau sekedar kata-kata indah dan muluk) meningkatkan citra perusahaan dan menjadi daya tarik bagi stakeholders, pemangku kepentingan, termasuk memantapkan keyakinan dan kepercayaan pelanggan/nasabah dan pembeli produk/jasa perusahaan; sekaligus meningkatkan kredibilitas yang akan berhubungan dengan organisasi dengan visi yang ideal! Visi merupakan dasar legacy, pengesahan suatu  kenyataan sesuai hukum yang berlaku   bagi organisasi/perusahaan.

Memformulasikan Visi

  • Dengan dasar Tujuan, Company's Objectives, diskusikan bagaimana perkiraan para eksekutif terhadap keberadaan organisasi ini 1 (satu) abad kedepan. Tanyakan pada para eksekutif/manajer  apa artinya organisasi ini di masa seabad lagi.
  • Dari hasil diskusi yang dituliskan dan dikumpulkan sebanyak mungkin; dalam 1 abad kedepan pasti ada hal-hal yang sangat disayangkan bahwa sudah tidak terpakai lagi, sudah terpaksa ditinggalkan.
  • Yang paling disayangkan bahwa sesuatu sudah tidak berlaku lagi atau tidak digunakan lagi itulah materi ramuan bagi penulisan visi organisasi. Materi  ramuan tersebut merupakan bahan bakar untuk proses kemajuan organisasi kedepan.  Materi ramuan itu menjadi keinginan keras, passion, sebagai pembakar motivasi guna pencapaian visi yang akan ditetapkan.
  • Sepakati bersama dalam penulisan kalimat visi sebagai kata-kata sederhana agar jelas, seperti bintang timur, yang mengarahkan pelaut untuk mengemudikan kapalnya di malam hari. Kalimat visi harus jelas, mudah dimengerti bagi seluruh anggota organisasi, setiap divisi dan bagian perusahaan. Pikirkan, bila satu saja divisi perusahaan tidak mengerti makna visi, maka divisi itu tidak akan bekerja selaras dengan divisi lainnya, divisi itu mengalami dysfunctional organization, artinya terjadi ketimpangan dalam organisasi.

Penulisan/dokumentasi kesepakatan kalimat visi organisasi disebut sebagai Vision Statement. Visi menjadikan aspirasi bagi pucuk pimpinan dan seluruh anggota organisasi. Visi sangat menolong dan menjadi acuan dalam pengambilan keputusan dan pencapaian tujuan didirikan atau adanya organisasi.

Missions Statement

Perhatikan penulisan bahasa Inggris "Missions" dengan huruf "s" pada akhir kata yang menandakan kata benda  "Misi" itu plural; jadi, jamak, ada beberapa misi, tidak hanya satu saja seperti kalimat visi. Penulisan kalimat-kalimat misi juga harus sederhana dan mudah dimengerti.

Pernyataan misi, mission statement, merupakan pesan-pesan singkat dari organsasi menjabarkan proses untuk mencapai tujuan yang digariskan dalam visi orgaisasi. 

Dituliskannya pesan-pesan tersebut berfungsi ganda bagi seluruh anggota organisasi; agar fokus pada tugas masing-masing, namun juga menyiapkan agar masing-masing anggota, manajer maupun karyawan siap maju, siap berinovasi mencapai arahan visi orgaisasi/perusahaan. Misi organisasi agar bergerak sesuai masa/waktu dan kemajuan dunia (teknologi).

Memformulasikan Missions Statement 

Buat butir-butir ringkasan, draft out-line, sesuatu yang harus dijalankan oleh organisasi/perusahaan sesuai tujuan dan visi yang sudah ditetapkan. Dapatkan masukkan out-line yang sesuai sebanyk mungkin dalam sesi sumbang saran.

Berikan makna, nilai - values -- pada butir-butir frase yang ingin dan perlu dijalankan organisasi. Frase atau out-line menjadi kata kunci yang disepakati pimpinan puncak. Perhatikan jangan membuat istilah teknis, tulislah secara sederhna, bermakna namu mudah dimengerti.

Buatlah matriks kedudukan organisasi/perusahaan terhadap organisasi/perusahaan sejenis (pada umumnya demikian, kecuali sangat jarang ada organisasi yang unik dan baru pertama ada dalam industri). Dari matriks, company's mapping, dapat terbaca atau ditempatkan sebagai organisasi/perusahaan yang lebih unggul, lebih unik atau karenna memang menempatkan diri sebagai sesuatu yang istimewa. Tuliskan/dokumentasikan misi (proses tujuan sesuai visi) dalam kalimat sederhana, jelas dan singkat.

Endapkan penulisan pertama, draft tersebut, yaitu  penemuan kalimat-kalimat missions statement; mintakan pandangan komisaris, pucuk pimpnan dan manajer senior, bila perlu diedit; namun jangan diduskisikan lagi karena pada tahap ke 3 seharusnya sudah tercapai kesepakan utama. Tahap akhir tetap penting sebagai evalusi dan memastikan dokumentasi dan penulisan missions statement, dapat terukur, telah betul dan rapi.

Pihak pemangku kepentingan bila membaca Visi dan Misi organisasi/perusahaan diharapkan dapat memahami tujuan dan usaha mulia organisasi/perusahaan. Pemangku kepentingan akan memperoleh assurance, tentang niat dan proses menjalankan misi perusahaan, berkomitmen mecapai tujuan yang diigariskn dalam visi ornasisasi/perusahaan.

Di masa lalu (sebelum tahun 1998 -- sebelum monetary crisis, krisis moneter dunia, pada umumnya organisasi bisnis dan orgnisasi lainnya puas dengan pernyataan Visi dan Misi; namun ternyata perlu penghayatan menghadapi tantangan perubahan dunia bahwa mendirikan organisasi harus bermakna, bernilai, maka perlu sekali ditambahkan pernyataan value).

Sesungguhnya perusahaan yang melaksanakan budaya kerja baik, sudah terlebih dahulu terbentuk (tanpa disadari) bahwa dalam berbisnis dan bekerja mereka harus mengikuti kaedah-kaedah budaya di tempat kerja, yang kita kenal adanya disiplin kerja, termasuk etika berbisnis. Sekarang ini mutlak perlu nilai atau value perusahaan juga dihayati. Paparan berikut lebih menjelaskan:

Sesungguhnya dalam visi dan misi terkandung budaya perusahaan yang berisi juga etika usaha dan nilai perusahaan/organisasi. Meskipun lebih jelas dalam visi tercermin fundamental goals, tujuan utama, dan sebenarnya misi itu adalah agenda kerja.

Dari pemangku kepentingan luar, lebih tepat calon pelanggan, calon nasabah atau industri yang saling kerjasama dalam bentuk B2B, akan melihat apakah nilai usaha perusahaan yang dituju sejalan dengan pandangan nilai calon pelanggan, calon nasabah atau partner kerja.

Untuk itu perlu ditetapkan core values, nilai utama perusahaan, yang meliputi: Commitment to Service, Respect for the Law, Integrity, Transparency, dan Accountability (ini menurut versi manajemen Barat). Sedang di Indonesia kita patut bersyukur Pemerintah telah memformulasikannya dalam Tata Kelola Perusahaan yang Baik berupa Good Corporate Governance dan Good Practices sebagai: Tata kelola perusahaan adalah suatu subjek yang memiliki banyak aspek. Salah satu topik utama dalam tata kelola perusahaan adalah menyangkut masalah akuntabilitas dan tanggung jawab mandat, khususnya implementasi pedoman dan mekanisme untuk memastikan perilaku yang baik dan melindungi kepentingan pemegang saham. Lebih lengkapnya Framework GCG harus dimulai dengan Transparansi, dari Akuntabilitas dan juga Responsibilitas serta Independensi ditambah Fairness (TARIF).

Beberapa contoh Visi, Misi dan Nilai Perusahaan/Organisasi di Indonesia (silahkan  diskusikan secara ilmiah -- contoh lainnya silahkan membuka WebSite Instansi/Perusahaan/Organisasi):

Bank Mandiri:

Visi: Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif

Misi: Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar - Mengembangkan sumber daya manusia professional - Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder - Melaksanakan manajemen terbuka - Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan

PT Radiant Utama Interinsco TBK

Vision:  Aspire to become an Excellent Corporation through Professional People, Solid Financial Sustainable Growth and Customer Satisfaction.

Mission: To organize and develop effort of exploration, exploitation, and support services in energy and resources with technological innovation, and commitment in Quality, Safety, Health and Environmental Protection International Standard.

  • Value: Company Pillars:  
  • Main Asset
  • Independent
  • Professional
  • Prosperity for All
  • Exemplary
  • Good Corporate Governance
  • Growth Driven

Artikel ini kiriman dari seorang sahabat yang baik Ludwig Suparmo - Lead Trainer:  Crisis, Issue, and Risk Management; Conflict Management; Compliance Management -- http://www.ludwigsuparmo.com; ludwigsuparmo@gmail.com; 0815 801 7749)

  • Byron, William J. (2010). The Power of Principles, Ethics for the New Corporate Culture, Orbis Books, Maryknoll. New York
  • Denton, Robert E., Jr. (2000). Political Communication Ethics An Oxymoron? Praeger, Westport, Connecticut
  • Effendi, Arief, Muh. (2016). The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi (Edisi 2), Penerbit Salemba Empat, Jakarta
  • Keraf, Sonny, A. (1998). Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
  • Moeheriono, (2012). Indikator Kinerja Utama (IKU) Bisnis dan Publik. Rajawali Pers, Depok.
  • Pieris, John; Jim, Nizam. (2008). Etika Bisnis & Good Corporate Governanace. Pelangi Cendekia, Jakarta
  • Setyodarmodjo, Soenarko (2008). Strong Society, Analisa Dasar tentang Politik, Public Relations dan Budaya, Prestasi Pustakaraya, Jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun