Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Membaca Peluang Bisnis dengan Rp. 2.461,1 Triliun RAPBN 2019

9 November 2018   20:55 Diperbarui: 10 November 2018   11:25 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/17/154810426/rapbn-2019-lebih-realistis

RAPBN 2019 telah disahkan oleh DPR sebagai Undang-undang  pada Rabu tanggal 31 Oktober 2018 yang lalu, setelah melalui pembahasan antara pemerintah dan DPR melalui Badan Anggaran, ada peningkatan dibandingkan dengan APBN tahun 2018. Total Anggaran Belanja Tahun 2019 sebesar 2.461,1 Triliun sedang Anggaran Belanja tahun 2018 sebesar 2.220,7 triliun rupiah.

Informasi tentang RAPBN setiap tahun selalu ditunggu oleh masyarakat dari berbagai lapisan, terutama para pelaku ekonomi dan bisnis, karena menjadi bahan baku dasar tentang berbagai program dan kegiatan yang dikerjakan oleh pemerintahan yang berkuasa selama setahun berjalan.

Pada dasarnya besaran anggaran belanja yang akan dikeluarkan oleh pemerintahan dalam satu tahun anggaran akan menjadi penggerak utama semua sektor kegiatan dan bahkan kehidupan pembangunan yang akan menyentuh dan mendinamisir seluruh lapisan masyarakat.

Semakin besar anggaran belanja yang akan dianggarkan akan mendorong kegiatan pembangunan, ekonomi, sosial dan kemasyarakatan semakin meningkat. Itu sebabnya, angka APBN suatu negara akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai indikator bahwa negara itu semakin maju dan berkembang, dan bukan sebaliknya.

Keberhasilan suatu pembangunan dibawah rezim "penguasa" atau pemerintahan tertentu sering diukur dengan APBN yang dikelola dari tahun ketahun. APBN ini juga berlapis pelaksanaannya, mulai dari pusat sampai ke daerah-daerah dalam sebuah rangkaian sistem yang ketat dan terkendali.

Pada  dasarnya Anggaran Belanja yang direncanakan oleh pemerintah akan menjadi peluang yang akan dimanfaatkan oleh dunia bisnis dan ekonomi. Tidak saja hanya untuk satu sektor saja, tetapi semua sektor akan menjadi peluang bisnis yang akan diantisipasi dan dimanfaatkan oleh para pengusaha, entrepreneur, bahkan start-up business.

Anggaran Defisit, RAPBN 2019

Besarnya anggaran atau uang yang akan dibelanjakan dan dikeluarkam oleh pemerintah selama tahun 2019 yang akan datang sebesar 2.461,1 trilun rupiah. Sebagai sebuah rencana angka ini sangat mungkin berubah, bisa naik bisa juga turun, sangat tergantung dari berbagai faktor yang akan terjadi disepanjang tahun 2019 yang akan dijalani.

Bila jumlah pengeluaran sebesar itu, maka pemerintah harus memiliki dana sebesar itu  juga. Dan ternyata dana yang tersedia lebih kecil dari yang dibutuhkan, yaitu sebesar 2.165,1 triliun rupiah sebagai pendapatan negara secara keseluruhan. Disana ada defisit 296 triliun rupiah atau sekitar 1,84 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Sesuatu yang lumrah dan biasa dalam meneyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja, anggaran defisit yang kekurangannya akan dipenuhi dengan berbagai skenario dalam implementasinya nanti.

RAPBN sebuah contoh konkrit bagaimana membuat dan merancang sebuah rencana besar dalam mengelola sebuah negara dalam setahun. Memang tidak ada rencana yang sempurna dalam dunia ini, termasuk juga dalam merencanakan RAPBN sebuah negara. Namun, harus difahami bahw sebuah rencana yang hebat dan baik akan sangat tergantung dari bagaimana mengestimasi semua kemungkinan yang akan terjadi pada tahun anggaran yang akan dijalani itu.

Itu artinya, kehebatan sebuah RAPBN itu sangat tergantung dari berbagai asumsi yang dibangun sebagai fondasi dalam merancang semua angka-angka rupiah yang ada dalam sebuah RAPBN itu sendiri.

Berdasarkan dokumen data yang ada dan sudah dipublikasikan secara luas ke masyarakat, RAPBN Indonesia 2019 dirancang dengan asumsi-asumsi dasar berikut ini:

1. Asumsi dasar Ekonomi Makro

  • Pertumbuhan ekonomi 5,3 persen
  • Inflasi 3,5 persen
  • Nilai tukar 15.000 per dolar AS
  • Suku bunga SPN 5,3 persen
  • Harga minyak mentah (ICP) USD 70 per barel
  • Lifting minyak 775.000 barel per hari (bph)
  • Lifting gas 1,25 juta barel setara minyak

2. Asumsi dasar target pembangunan ekonomi

  • Pengangguran 4,8-5,2 persen
  • Kemiskinan 8,5-9,5 persen
  • Rasio gini 0,380-0,385
  • Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 71,982.

Asumsi dasar merupakan kondisi empiris atau aktual yang harus terjadi ketika sebuah rencana akan dilaksanakan dengan tuntas. Perubahan asumsi akan merubah semua rencana kegiatan yang akan dilakukan. Sebagai contoh, diasumsikan nilai tukar rupiah terhadap dollar USA sebesar Rp. 15.000 per dollar, maka angka ini akan berdampak pada semua rencana pelaksanaan kegiatan terkait dengan valuta asing, khususnya terhadap dollar USA. Kegiatan perdagangan dan industry yang melakukan kegiatan eksport dan import akan berubah apabila asumsi nilau kurs berubah.

Menjulan minyak ke luar negeri dana tau membeli/menginport bahan bakar minyak dari luar negeri akan sangat ditentukan nilainya oleh nilai kurs pada saat terjadi transaksi itu.  Demikian juga untuk kegiatan sektor lannnya.

Tidak saja hanya pihak pemerintah yang akan peduli dan memperdulikan asumsi-asumsi dasar ini, tetapi semua pelaku ekonomi dan bisnis, akan sangat cermat menghitung berbagai kemungkinan peluang yang akan terjadi.

Membaca Peluang dalam RAPBN 2019

Setiap angka rupiah yang ada dalam RAPBN pada dasarnya merupakan peluang bisnis yang tersedia untuk digarap oleh dunia usaha dan dunia ekonomi. Itu sebabnya, setiap rupiah yang dibelanjakan akan mendorong kegiatan usaha dan ekonomi nyata. Disana akan ada multiplier efek yang sangat dahsyat, dan menyebabkan adanya dinamika kehidupan masyarakat.

Anggaran atau uang dibelanjakan akan menjadi alat dan berputar terus menerus dalam kegiatan masyarakat. Semakin dinamis kegiatan masyarakat maka uang yang ada di tangan masyarakat akan terus berputar dan bergerak, dan itulah yang diharapkan oleh kemajuan kehidupan berbangsa dan bernegera.

Ukuran kemajuan suatu bangsa akan terlihat dari dinamika kehidupan ekonomi yang terjadi. Semakin sibuk dinamika kehidupan itu, semakin majulah suatu negara itu. Sebaliknya semakin rendah dinamikanya maka negara itu akan semakin terpuruk dan bisa saja menjadi miskin.

Bila dicermati postur maupun garis besar dari RAPBN 2019, maka bisa dibaca peluang-peluang apa saja yang terbuka untuk dimasuki dan dimanfaatkan oleh masyarakat selama tahun 2019.

Peluang pada Belanja Pegawai:
Di Indonesia ini Pegawai Negeri Sipil, PNS atau ASN, jumlahnya sekitar 4,3 juta orang. Mereka dibiayai oleh negera melalui APBN setiap tahun. Bisa dibayangkan besarnya belanja yang harus dikeluarkan untuk semua ASN ini.

Untuk tahun 2019, besarnya belanja pegawai negersar berada pada angka 368,6 triliun rupiah, tahun ini ada angka kenaikkan sebesar 5% atau setara dengan 26,1 trilun rupiah. Angka belanja pegawai ini sekitar 30an% dari total RAPBN sebesar 2.61,1 trilun rupiah.

Belanja pegawai ini akan menjadi peluang bagi dunia bisnis untuk meresponsenya dengan pemenuhan kebutuhanh dari para ASN ini. Mulai dari kebutuhan sangang pangan, perumahan, pendidikan, sampai kepada investasi dan kebutuhan jasa-jasa lainnya.

Dipastikan dunia usaha dari berbagai sektor akan terus mengkaji untuk memberikan penawaran kepada semua ASN sebagai target market yang memiliki penghasilan yang bersumber dari APBN 2019 ini.

Peluang pada  Bidang Pendidikan
Sejak reformasi terjadi di Indonesia anggaran belanja untuk pembangunan bidang pendidikan di Indonesia sngat besar yaitu, 20% dari total RAPBN. Walaupun hasilnya belum terlalu signifikan untuk merubah wajah pendidikan di Indonesia, tetapi kebijakan ini terus dilakukanh dari tahun ke tahun. Dan dipastikan belanja bidang pendidikan ini menjadi peluang yang sangat besar dan siginfikan dalam dunia usaha.

Anggaran pendidikan tahun 2019 berada pada posisi angka sebesar 492,5 triliun rupiah. Meningkat dari banding tahun 2018 sebesar Rp. 432 trilun, dan pada tahun 2017 belanjanya sebesar 406,1 trilun rupiah.

Ini tentu peluang usaha yang sangat menantang dan tersebar diseluruh Indonesia mulai dari pusat hinggga ke daerah-daerah terpencil sekalipun. Dari total belanja tahun 2019,  sebesar 308.4 trilun rupiah akan menjadi jatah daerah diluruh wilayah Indonesia, dan hanya 163,1 triliun rupiah saja yang beredar di pusat, sebanyak 20 trilun rupiah untuk belanja pengembangan pendidikan nasional, dan sekitar 990 miliar rupiah untuk dana abadi penelitian.

Dipastikan akan sangat banyak program dan kegiatan yang akan melibatkan banyak pihak, terutama swasta atau perusahaan-perusahaan dalam melaksanakan semua rencana belanja itu. Dan inilah peluang yang tersedia bagi dunia usaha untuk diambil.

Peluang pada Bidang Infrastruktur
Bidang atau pembangunan infrastruktur merupakan  salah satu sektor yang banyak menarik perhatian pelaku bisnis usaha dan maupun jasa. Karena anggaran belanja yang dikeluarkan oleh pemerintah sangatlah besar, dan selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Ini menjadi sangat penting dicermati, karena dalam era kepemimpinan Kabinet Kerja dari Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, bidang infrasatruktur menjadi pusat perhatian oleh semua orang. Tidak saja dunia usaha dibidang pengadaan jasa dan barang bidang infrastruktur, tetapi juga para politisi yang melihat ada "peluang" empuk sebagai sumber eksplorasi yang harus digarap secara khusus.

Untuk tahun anggaran 2019, anggaran belanja untuk sektor infrastruktur berada pada angka sebesar Rp. 420,5 triliun, meningkat sedikit ketimbang tahun sebelumnya 2018 yaitu Rp. 410,4 trilun. Ini angka-angka budget yang raksasa yang akan diimplementasikan pada bidang-bidang utama mendorong perubahan Indonesia secara lebih mendasar dan menyeluruh.

Memahami postur belanja untuk infrastruktur ini, yang mendominasi pada infrastruktur ekonomi dengan jumlah belanja sebesar Rp.404,6 trilun, untuk infrastruktur sosial sebanyak Rp. 10,7 trilun, dan sisanya dukungan untuk infrastruktur sebanyak Rp. 5,2 triliun

Ini menjadi pelunag bisnis yang akan dibaca, dicermati dan diambil oleh pihak pengusaha sebagai penyedia jasa ataupun barang dan jasa, yang tesebar diseluruh wilayah Indonesia.

Peluang pada Bidang Kesehatan dan lainnya
Demikian juga dengan semua bidang atau sektor pembangunan lainnnya akan menjadi peluang yang harus dicermati dan dibaca serta di eksploitasi oleh pihak publik maupun pengusaha dari berbagai industry yang ada. Seperti bidang kesehatan, pelayanan umum, pertahanan, ekonomi, perlindungan lingkungan hidup, perumahan dan permukiman serta fasilitas umum, parawista, agama dan sebagaimana.

Bidang kesehatan misalnya, untuk tahun 2019 jumlah belanja yang disediakan sebesar 122 triliun rupiah, yang terdiri dari 88,2 triliun rupiah melalui belanja Pemerintah Pusat dan sisanya sebesar 33,7 triliun rupiah belanja melalui daerah dan dana desa.

Dipastikan akan sangat banyak peluang bisnis yang akan diperebutkan oleh para pengusaha penyedia jasa pengadaan barang sebagai proyek selama tahun 2019. Jumlah belanja 122 triliun sesuatu yang yang tidak kecil untuk mendorong dinamika dan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Indonesia.

Peluang pada Asumsi RAPBN
Membaca dengan cermat semua asumsi dalam Rancangan APBN 2019, pada dasarnya disana ada peluang bisnis yang secara tidak langsung bisa dimanfaatkan oleh para investor maupun pengusaha dalam berbagai sektor usaha.

Asumi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% menjelaskan usaha dan perjuangan pemerintah selama tahun 2019 akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang baik. Artinya, dipastikan dinamika dan geliat ekonomi akan sangat tinggi, sebab angka pertmbuhan 5,3% relative tinggi, walaupun lebih kecil angka target pertumbuhan pada tahun buku 2018.

Asumsi pertumbuhan ekonomi ini memperlihatkan sikap positife dan dinamis dari pihak pemerintah tentang akan cerah dn bergairahnya perekonomian pada tahun 2009. Ini indikasi pemerintah mendorong terus agar pertumbuhan akan terus meningkat kalau perlu melampaui angka asumsi dimaksud.

Bagi investor, bagi para pengusa dan CEO dan Manajer didalam perusahaan harus melihat ini sebagai peluang yang akan menggairahkan pertumbuhan usaha dan bisnis yang dikelola. Sikap optimis dan positive sendiri, pada dirinya sendiri telah menjadi peluang usaha yang harus dikelola.

Asumsi lainnya adalah tingkat iflasi sebesar 3,5%, artinya, bila asumsi ini bisa dicapai bahkan lebih kecil lagi, maka masyarakat akan memiliki daya beli yang semakin baik dan kuat dalam dunia ekonomi. Ini indikasi akan membaiknya kesejahteraan masyarakat pada sisi dan menjadi peluang bisnis produk dan jasa bagi pengusaha.

Asumsi inflasi yang hanya 3,5% mengindikasikan suku bunga bank dipasar uang akan semakin menurun, dan ini sebagai peluang bagi pengusaha akan tersedia modal yang bebrbiaya muruh dalam melakukan ekspansi usaha. Dengan inflasi yang relative kecil akan menjadi peluang investor untuk meraup untung yang berarti pada return investasi sekitar 10%.

Penutup
Betul sekali bahwa RAPBN itu peluang yang maha dahsyat bagi dunia usaha, bagi para manajer, bagi para CEO dan bagi Pemimpin perusahaan.

Walaupun demikian, tidak otomatis semua peluang itu bisa dinikmati langsung, tetapi dibutuhkian kejelian, keberanian, dan kecematan menghitung dan bersaing dengan ketat oleh para pengusaha lainnnya.

Kompetisi yang semakin ketat akan menolong situasi untuk meningkatkan profesionalitas para pengusaha mengambil semua kesempatan itu. Dan dengan begitu, maka kualitas jasa yang diberikan juga akan menjadi sangat tinggi dan bersaing dengan peruhsaan perusahaan asing.

Yupiter Gulo, 9 November 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun