Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Mengenal "Destructive Leader", Pemimpin yang Menghancurkan

1 Juli 2018   21:35 Diperbarui: 2 Juli 2018   09:07 2237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CelebrationsCakeDecorating.com

Mencari Pemimpin Negeri

Salah satu tagline di sebuah acara stasiun televisi adalah "Mencari Pemimpin Negeri", sebagai salah satu upaya untuk mengawal proses Pilkada Serentak 2018 yang baru saja usai Rabu, 27 Juni 2018 yang lalu. 

Walaupun hasil perhitungan final dari KPU masih dalam proses, yang diharapkan selesai dan akan diumumkan pada tanggal 9 Juli 2018 yang akan datang, akan tetapi dari perhitungan-perhitungan QA - Perhitungan Cepat yang dilakukan oleh sejumlah Lembaga Survei, sesungguhnya sudah mulai kelihatan siapa-siapa saja yang memenangkan Pertarungan Pilkada Serentak 2018 ini, baik pada level Kabuptaen dan Kotamadya, maupun pada Level Provinsi atau Gubernur.

Tulisan kali ini tidak bermaksud untuk membedah dan menganalisis siapa-siapa yang yang terpilih sebagai pemenang dalam kontestasi politik serentak ini, karena sangat sungguh banyak ulasan dan kajian tentang ini. Bahkan berbagai analisis sudah sangat jauh dan mendalam untuk menuju puncak tahun politik 2019, saat Pemilihan Legislatif, Pileg, dan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Namun, tulisan kali ini akan coba mengintrodusir sedikit sebagai pengenalan terhadap Gaya Kepemimpinan yang dikenal sebagai Destructive Leader, atau Pemimpin yang Menghancurkan. 

Sejak satu dekade terakhir, ada banyak kajian ilmiah melalui hasil penelitian tentang Gaya Kepemimpinan yang Destructive ini. Kendati gaya derstruktif ini tidak diharapkan, tetapi tidak tertutup kemungkinan akan selalu hadir ditengah-tengah masyarakat atau disebuah organisasi baik organisasi bisnis maupun non bisnis. Bisa saja tampil secara vulgar terang-terangan, atau bisa secara sembunyi-sembunyi. Namun, apappun tampilan gayanya, maka harus disadari dan difahami bahwa Destructive Leader ini tidak baik karena hasil akhirnya adalah kehancuran.

Pengertian Destructive Leader

Dalam sebuah jurnal Einarsen, Aasland, Skogstad (2007) memuat hasil penelitian mereka berjudul Destructive leadership behavior: A definition and conceptual model, memberikan pengertian dari Destructiver Leadership Behavior, yaitu:

Destructive leadership behaviour is defined as the systematic and repeated behaviour by a leader, supervisor or manager that violates the legitimate interest of the organisation by undermining and/or sabotaging the organisation's goals, tasks, resources, and effectiveness and/or the motivation, well-being or job satisfaction of his/her subordinates.

Secara sederhana dapat difahamai bahwa Gaya Kepemimpinan Destruktif adalah perilaku pemimpin yang melanggar visi dan/atau tujuan organisasi yang dilakukan secara sistematik dan berulang-ulang dengan cara sabotase, menyalahgunakan wewenang dan sumber daya yang ada serta merendahkan martabat bawahannya.

Liz Lopez dalam sebuah artikelnya berjudul What we know about ... destructive leadership (2014) menyebutkan beberapa contoh extrim pemimpin yang memilih gaya destructive adalah Hitler, Stalin, Genghis Khan. Dan sangat mungkin orang-orang seperti ini juga hadir dan ada dan muncul dalam lingkungan perusahaan atau organisasi yang ada saat ini dan dimasa yang akan datang.

Sebagai seorang pemimpin yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan sebuah organisasi dan karenanya semua pengikutnya harus mengikutinya, maka seorang yang memilih gaya yang menghancurkan ini pada dasarnya memiliki tujuan-tujuan yang tidak umum, bahkan agak khusus. Dalam kasus Hitler misalnya, gayanya yang menghancurkan tentunya dalam rangka memenangkan peperangan antara negara atau sekutu lawannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun