Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekuatan dan Kemajuan Bangsa Diukur dari Welas Asih Masyarakat

15 Juni 2018   10:25 Diperbarui: 15 Juni 2018   15:04 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sikap Welas Asih itu Hakekat Kemanusiaan

Semakin kuat sikap welas asih dalam suatu komunitas masyarakat maka semakin kuat rasa cohesiveness komunitasnya dan pada akhirnya semakin kuatlah masyarakat itu dan pada gilirannya Negaranya akan semakin kuat pula. Sebaliknya, keadaan masyarakat yang rendah sikap welas asihnya maka rasa saling memiliki akan semakin rendah pula, dan pada akhirnya bangsa itu akan semakin rapuh kehidupannya.

Persoalan dan berbagai masalah serta konflik yang terjadi ditengah-tengah suatu komunitas pada umumnya muncul karena rendahnya rasa dan sikap welas asih diantara waarganya. Yang muncul bahkan saling curiga dan mencurigai, saling mewaspadai antara satu dengan yang lain dan cenderung saling tertutup dalam dinamika kehidupan sosialnya.  

Bila kondisi seperti ini yang muncul maka dipastikan, keeratan ataupun keterpaduan seluruh komunitas akan sangat longgar dan mudah di susupi, ditunggangi bahkan diprovokasi oleh pihak lain yang memiliki kepentinngan maupun agenda tersembunyi. Bahkan lebih jauh lagi, masyarakatnya akan mudah dihancurkan dan dipermainkan saja.

Belas kasihan atau juga dikenal dengan sistilah welas asih atau kepedulian merupakan emosi yang muncul dari dalam diri manusia sebagai akibat dari melihat dan mersakan penderitaan orang lain disekitarnya yang mendorongnya untuk bertindak memberi perhatian dan pertolongan yang dibutuhkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Makna welas asih merupakan konsep yang bisa menceritakan bagaimana hubungan antara manusia baik dalam lingkup sederhana, kecil maupun luas bahkan menglobal. Didalamnya terkandung makna mendasar dan mendalam tentang hakekat kehidupan ini. Ada saling mersakan yang sangat kuat dan tidak bisa tertahankan untuk bertindak.


Bahkan diyakini bahwa makna welas asih itu  lebih kuat daripada sekedar empati, dimana empati itu kemampuan seseorang untuk bisa menempatkan atau menyamakan preferensinya, semacam perasaannya, sama dengan preferensi orang lain sehingga dia mampu mengenali pergumulan dan masalah orang lain dengan baik, sehingga menjadi alasan baginya untuk memilih bertindak membantu atau hanya diam saja.

Welas asih merupakan emosi mendalam dimana perasaan ini biasanya hadir dengan sangat kuat dan berusaha mengurangi penderitaan orang lain. Seseorang yang memiliki welas asih yang kuat tidak tahan melihat dan menyaksikan penderitaan orang lain. Itulah welas asih, belas kasihan yang secara spiritual menjadi anugerah dan berkat yang Allah tanamkan dalam diri setiap manusia yang masih hidup. 

Welas asih pada dasarnya menjadi pemersatu antara manusia yang masih hidup. Dengan begitu bisa difahami kalau sikap belas kasihan itu semakin kuat maka hubungan antar manusia akan semakin kuat pula, dan semakin kuat pula hubungan antara semua orang dalam suatu komunitas, dan pada gilirannya akan memperkuat hubungan antara masyarakat dalam suatu Bangsa dan Negara. 

Welas Asih Secara Universal  Membebaskan dan Mempersatukan

Diyakini, kekuatan ini jauh lebih kuat dan dahsyat dibandingkan dengan kekuatan senjata apapun, dan inilah yang disebut dengan "the people power". Kekuatan rakyat dan masyarakat akan menentukan kekuatan bangsa itu sendiri. Bahkan kekuatan dunia sekalipun akan tergantung dari welas asih antara manusia diantara bangsa-bangsa.

Ada banyak contoh yang sangat fenomenal didunia ini bagaimana kekuatan welas asih bisa membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan masyarakat. Perjalanan hidup seorang Mother Teresa dari Calcuta -- India, merupakan contoh ideal yang abadi  sepanjang masa tentang belas kasihan dan belas kasihan itu. 

Sepanjang hidupnya didedikasikan memberikan welas asih bagi penderita penyakit kusta di India. Pilihan sikap dan tindakan hidupnya telah menjadi pengikat bagi semua orang, tidak saja di India, tetapi diseuruh dunia, untuk membangun dan merawat serta mengembangkan sikap welas asih nan belas kasihan itu bagi sesama manusia di muka bumi ini. 

Menarik direnungkan bahwa Mother Theresa sungguh-sunggu melakukan apa yang dilakukan seperti dalam perumpaan yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu perumpamaan orang Samaria yang murah hati seoerti yang diceritakan dalam kitab Perjanjian Baru.

Tindakan Belas kasih merupakan sebuah perwujudan dari suatu perasaan yang datang dari lubuk hati yang mendalam kepada orang lain meskipun orang lain tersebut adalah orang yang asing didalam hidupnya. Belas kasih bersifat universal yang brarti kepada siapa saja boleh dan mampu menumpahkan belas kasih kepada orang yang membutuhkannya. 

Belas kasihan tidak mengenal agama, suku, rasa dan strata sosial politik apalagi status ekonomi kaya atau miskin. Akibat dari tindakan welas asih pada akhirnya adalah upaya membebaskan seseorang atau orang lain dari sebuah situasi penderitaan yang dialami dan berada dalam situasi yang jauh lebih baik untuk hidup yang bertumbuh lebih maju lagi.

Secara universal, sikap welas asih dan belas kasihan itu seringkali diuji ketika terjadinyanya bencana dalam suatu masyarakat. Sebutkan misalnya, peristiwa gempa bumi di Aceh dan Nias pada akhir tahun 2004 dan awal tahun 2005. 

Sikap berbelarasa dan berbelas kasihan serta berwelas asih menyatu di daerah bencana yang datang dari berbagai belahan dunia. Nyaris hampir semua Negara dan komunitas dunia internasional datang ke Aceh dan Nias untuk menyatakan welas asingnya. Dengan membawa semua apa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang mengalami penderitaan yang luar biasa.

Bencana dan penderitaan menjadi sarana menyatukan semua manusia dari berbagai latar belakang untuk melakukan sebuah tindakan yang disebut Welas Asih dan Belas Kasihan. Kendati berbeda bahasa, suku, agama dan latar belakang, didalam program Welas Asih semua menyatu adanya. Dan tidak ada satupun yang memprotes tindakan ini karena sesungguhnya dalam penderitaan dan tindakan welas asihlah hakikat manusia itu dinyatakan adanya.

Kita semua sepakat bahwa tidak selalu menunggu sebuah bencana sangat besar untuk menyatukan manusia dimuka bumi ini. Karena sesungguhnya ada banyak sarana yang bisa digunakan untuk ber-welas asih itu. 

Setiap saat, setiap hari dimulai dari lingkup yang sederhana sampai yang luas. Begitu banyak cara yang dapat dilakukan bagi untuk menunujukkan kepedulian kita kepada orang lain. Dalam bentuk materi dan non-materi. 

Materi biasanya berbentuk benda yang bermanfaat dan yang non- materi dapat berupa jasa, pikiran, ide dan solusi sebuah permasalahan yang dihadapi. Yatim piatu, orang-orang jompo yang tidak mempunyai ahli waris, pengemis yang benar-benar tidak mampu bekerja. Bahkan orang sakit dirumah sakit, orang cacat maupun berkebutuhan khusus lainnya.

Menjadi Pribadi Yang BerWelas Asih

Memang menjadi menarik, tetapi juga sekaligus menjadi tantangan bagi setiap orang untuk mengembangkan, melatih dan mengimplementasikan sikap welas asih nan berbelas kasihan itu. Bila diyakini sikap ini menjadi alat mempersatukan dan memperkuat sebuah bangsa, mengapakah begitu sulit mengajak orang untuk berwelas asih itu ? Ini pertanyaan mendasar yang harus menjadi perenungan setiap manusia yang berada ditengah-tengah manusia lainnya.

Menjadi pribadi yang penuh Welas Asih dan Berbelas Kasihan tidaklah mudah tentunya. Selain harus dilatih dan dikembangkan terus menerus, juga sangat tergantung bagaimana seseorang membangun pemahaman yang benar tentang siapa manusia itu sesunggungya? 

Jawaban yang benar terhadap pertanyaan ini akan menjadi dasar yang kuat menjadi pribadi yang welas asih. Yakinlah bahwa saat Anda menemukannya, perasaan Anda akan berkatan bahwa sesunggunya "belas kasih itu bagaikan sebuah berlian, memiliki banyak sisi".

Paling tidak ada 7 aspek welas asih yang akan menolong seseorang ingin menjadi pelaku kasih itu karena hal itu akan mengubah relasi Anda dengan orang lain.

Pertama,  welas kasih berarti bersabar dengan kekurangan orang lain. Bagaimana Anda bisa lebih sabar terhadap anak-anak, pasangan, atau teman-teman Anda?  Kesabaran ini akan didapat bila memahami bahwa Allah sendiri yang memberikannnya. 

Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Semakin bijak Anda, semakin sabar dan berbelas kasih Anda.

Kedua, belas kasih berarti membantu siapa pun di sekitar Anda yang sedang terluka. Anda tak dapat mengasihi sesama layaknya diri Anda sendiri jika tanpa belas kasih. Pesan bijak mengatakan, "Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." Dan imanilah bahwa  Allah tidak sekedar memperhatikan apa yang Anda lakukan. Dia memperhatikan sikap setiap orang. 

Artinyaa begini, bila memiliki talenta untuk menasihati, baiklah menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. Sederhana sekali.

Ketiga, belas kasih berarti memberi orang lain kesempatan kedua. Ketika seseorang menyakiti, biasanya ingin membalas atau menjelek-jelekkan orang tersebut. Namun pesn bijak berkatan, segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah telah mengampuni kamu. Waow, sungguh indah sekali !

Keempat, belas kasih berarti berbuat baik pada mereka yang menyakitimu. Belas kasih memberikan orang lain apa yang dbutuhkan, bukan apa yang layak dan pantas mereka terima. Kenapa koq harus melakukannya? 

Sebab itulah pesan biajknya, yaitu tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Maha tinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. Hmm, sungguh menggetarkan hati !

Kelima, belas kasih berarti bersikap baik kepada mereka yang menyinggung Anda. Anda harus lebih tertarik untuk memenangkan dan menyelamatkan jiwa seseorang, ketimbang memenangkan argumen Anda. Pesan Sang Guru Bijaknya berkata, tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. 

Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa. Nah, ini bagian sangat berat dan menantang. Tetapi menjadi motivasi sangat kuat untuk memnbangun pribadi yang welas asih.

Keenam, belas kasih berarti membangun jembatan kasih kepada mereka yang sulit untuk dikasihi. Ini disebut kemurahan hati yang direncanakan, sebab telah mengambil pilihan untuk membangun persahabatan dengan orang-orang yang dijauhi atau mereka yang tidak diterima di tempat kerja atau di masyarakat.

Ketujuh, belas kasih berarti menghargai hubungan di atas aturan yang ada. Welas kasih sama sekali tidak bertentangan dengan aturan atau undang-undang apapun. Karena dia sangat universal. Sang bijak berkatan. kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia. 

Bika ingin menunjukkan belas kasih, maka perlakukan orang lain dengan baik, meski hukum dan aturan masyarakat memandangnya salah. Dobrak segala prosedur, dan menangkan sertaa selamatkan jiwa-jiwa mereka. Tempatkan hubungan dengan sesama di atas hukum dan peraturan yang dibuat manusia.

Dan tentu saja point terakhir inilah bagian yang lebih menarik dan menantang yaitu pilihlah kasih, ketimbang hukum. Dalam banyak kondisi hukum tidaklah berwelas asih apalagi berbelas kasihan, dan karenanya hukum sangatlah tidak menjamin adanya hubungan manusia yang kuat. Hanya Welas Asih dan Belas Kasihanlah yang mampu membangun masyarakat yang kuat, bangsa yang kuat dan dunia yang kuat.

Selamat ber-Welas Asih, Selamat membangun Belas Kasihan !

Bagi sahabat kompasianer muslim saya mengucapkan Selamat Idul Fitri 1439 H. Mohon maaf Lahir dan Bathin.

Yupiter Gulo, 15/06/2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun