Mohon tunggu...
SatyaMeva Jaya
SatyaMeva Jaya Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, Berbagi, dan Lepas

I Never mess with my dreams "m a Sapiosexual"

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Anies 2024 Berat dan Merepotkan, GANJAR (Gabungan Aliansi Nyapres Jangan Anies, Repot)

21 Oktober 2021   17:16 Diperbarui: 21 Oktober 2021   17:27 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pribadi dari mediaindonesia.com

Eskalasi politik terlihat makin jelas tidak lagi buram, terlebih terlihat sangat jelas saat barisan para pendukung Anies Baswedan akhir-akhir ini membentuk Kelompok Relawan, bertujuan mengantarkan dan terus mengawal Anies maju mencalonkan Presiden Indonesia sekaligus terpilih di singgasana RI 1 pada tahun 2024.

Pembentukan Relawan ini salah satunya menamakan dirinya, ANIES (Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera). Aliansi ini baru saja mendeklarasikan diri bertepatan dengan 4 tahun Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI Jakarta, tepatnya tanggal 20 Oktober 2021 kemarin di Gedung Juang 45, Menteng, Jakarta Pusat pada pukul 13.00 WIB.

Menurut Deklarator sekaligus Ketua ANIES Bernama La Ode Basir, pembentukan Aliansi ini didasari atas keberhasilan-keberhasilan kinerja Anies Baswedan selama memimpin DKI Jakarta, sehingga ia dianggap paling layak maju mencalonkan diri menjadi Presiden Indonesia di pertarungan 2024 nanti. Pada salah satu wawancara stasiun TV, La Ode mengatakan bahwa "deklarasi aliansi tersebut tidak diketahui oleh Anies, mungkin setelah deklarasi ia baru mengetahui deklarasi ini". La Ode juga menambahkan bahwa setelah deklarasi ini, para anggotanya akan bergerak cepat membentuk posko-posko relawan di beberapa daerah, seperti pembentukan posko di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Provinsi di Sumatera dan lainnya.

Fenomena buru-buru membentuk relawan ini tidak hanya untuk Anies saja, tetapi ada pada nama-nama papan atas survey-survey yang berpeluang besar nyapres di tahun 2024, seperti Relawan yang mendukung Ganjar dan Partai Gerindra yang sudah jelas berniat mencalonkan Prabowo kembali.

Entah mengapa pembentukan relawan yang terkesan buru-buru ini dikebut, padahal Pilpres masih 3 tahun lagi. Terkhusus relawan ANIES untuk Anies, nampaknya kelompok mereka sudah menyadari bahwa Anies baswedan akan kehilangan panggung politiknya, maka mereka segera mengkebut pembentukan Relawan, apalagi pada tahun  2022 masa jabatannya berakhir. Dampak dari dua tahun kekosongan panggung politik Anies menuju 2024, nampaknya relawan  Anies perlu berkerja keras sekaligus kerepotan untuk mengawal Anies guna menjaga/menaikkan elektabilitasnya di Lembaga-lembaga survey sampai tahun 2024, repot dan berat sekali relawan Anies.

Pastinya tidak semudah itu alias makin repot Anies dan Relawannya dapat memenangkan pertarungan 2024, selain ada nama Ganjar dan Prabowo serta dukungan panggung politiknya sampai 2024 dan terus mencari momentum, misal dapat menggunakan momentum saat Anies ada dipersidangan nantinya atau saat Anies masuk berita perihal dugaan-dugaan kasus yang mengarah pada dirinya.

Anies juga harus memutar citra diri yang selama ini ia bangun. Image ia yang selama ini terkesan "Kanan" sepertinya perlahan harus mulai ia geser, sebab pertarungan ini bukan untuk kursi gubernur. 

Tidak berlaku jurus religious kanannya bagi pertarungan skala Nasional (Capres), terbukti dari pertarungan 2014 dan 2019 bahwa mereka yang berpolitik identitas seperti Prabowo melawan Jokowi (2014) tidak berhasil memangkan pertarungannya dan peningkatan Eskalasi politik identitas yang kian tajam dan menyayat di tahun 2019 tetap saja gagal.  

Jika kita lihat, pemenangan pertarungan tersebut dapat diraih jika saja Anies mau mengubah spektrum politik kanannya, mulai segera perlahan menyamping  kekiri dan stop di spektrum politik tengah. 

Dengan kata lain, image spektrum tengah yang dimaksud yaitu Haluan politik Anies wajib bergeser agar lebih bercitra Nasionalis, Toleran dan mengesampingkan kelompok garis keras Agama, yang merugikan elektabilitasnya. Kalau saja Anies belajar dari kemenangan Pilpres Jokowi dan kawan-kawan yang berspektrum tengah, peluang Anies bisa saja sedikit terbuka walau tidak lebar untuk Pilpres, yang jelas strategi lamanya patut di ubah lain dari pada Pilgub. Ya, untuk Pilgub DKI, politik kanan Anies berhasil melawan Ahok, tetapi tidak politik kanan Prabowo melawan Jokowi, alias GAGAL.

Perlu disadari bahwa tinggi rendahnya pluralitas di Indonesia tidak bisa disamakan  pada provinsi-provinsinya, walau terdapat 80 persen lebih penduduk muslim di Indonesia, tidak bisa menjamin kemenangannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun