Mohon tunggu...
Yuni Zel
Yuni Zel Mohon Tunggu... Konsultan - Sales Coach

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Persatuan Ala Langit

30 Maret 2024   07:42 Diperbarui: 30 Maret 2024   07:57 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Peradaban manusia sangat memahami bahwa kehidupan individualistik atau hidup sendiri adalah hal yang tidak mungkin karena memang melawan kodrat  atau fitrah manusia itu sendiri. Sekalipun pada era ini banyak yang berupaya menyamankan diri dengan kehidupan sendiri, namun pada nyatanya mereka tetap saja ingin berteman, berkomuitas dan bentuk bentuk kebersamaan lainya. Maka tidak heran saat ini istilah komunitas menjadi sangat populer di mana saja dan pada bidang apa saja. 

Itulah satu bukti betapa manusia itu tidak pernah bisa nyaman dalam kesendirian. Ada masa dan keadaan di mana kenyamanan itu harus dalam kebersamaan. Dalam upaya inilah, kemudian manusia selalu saja menjadi "alasan" yang akan menjadi alat untuk membangun kebersamaan. Dari sekian banyak alasan untuk membangun kebersamaan itu, alasan kesamaan kepentingan adalah alasan yang paling jamak dan paling lazim digunakan untuk membangun sebuah kesatuan. Mereka yang punya kesamaan kepentingan untuk berkuasa, maka mereka bersatu dalam partai politik. Mereka yang sama sama memiliki rasa cinta kampung maka lahirlah komunitas suku atau komunitas negeri asal. 

Demikianlah manusia. Mereka harus menerima kenyataan bahwa mereka memang dilahirkan dan diberi kesempatan hidup di dunia ini dalam kebersamaan. Namun seringkali dalam kebersamaan itu justru juga menimbulkan perpecahan. Pertikaian dalam partai politik misalnya menjadi hal yang kerap juga kita saksikan. Munculnya organisasi organisasi tandingan menjadi pertanda bahwa  setelah persatuan juga bisa terjadi perpecahan. Bahkan persatuan dalam sebuah bangsa ataupun negara kadangkali juga melahirkan perpecahan. Kita menyaksikan banyak bangsa yang telah terikat dalam persatuan kebangsaan melahirkan peperangan yang berujung kapada perpecahan bangsa itu?

Lantas adakah instrumen yang mampu membangun dan merawat persatuan antar manusia? . Al Quran memberikan konsep atau gagasan persatuan yang berbeda. Konsep persatuan Al Quran melewati segala kepentingan duniawi. Konsep persatuan ini adalah konsep persatuan Ketaqwaan. Maksudnya adalah manusia akan bersatu, sekalipun berbeda tanah air, berbeda suku dan bangsa, berbeda kepentingan namun mereka harus meyakini bahwa mereka adalah satu kesatuan karena mereka mengimani Tuhan dan ajaran tentang Tuhan yang sama. Maka sejatinya tidak boleh ada perpecahan yang prinsipil yang mengarah kepada permusuhan jika mereka berada dalam ikatan ketaqwaan. Karena dalam konsep Islam, sesama penganut Islam harus merasakan sebagai satu tubuh, di mana ketika satu anggota tubuh sakit, anggota tubuh yang lain juga harus merasakan sakit. 

Salah satu bentuk implementasi kosep persatuan seperti ini dapat kita saksikan dalam konsep perkawinan. Dua manusia dalam perkawinan harus menjadikan Ketaqwaan sebagai motivasi menikah maupun motivasi dalam memilih pasangan. Islam tidak mengedepankan wajah yang rupawan, harta yang banyak sebagai motivasi dalam memilih pasangan. Islam mengajar bahwa nilai Ketaqwaan harus menjadi alasan utama dalam memilih pasangan hidup. 

Mereka yang bertaqwa dipastikan mematuhi ajaran Allah SWT. Allah SWT telah memberikan pengajaran dan tuntunan yang semperuna dalam berkehidupan rumah tangga. Nah jika mereka sama sama bertaqwa maka kehidupan rumah tangga mereka akan berjalan sesuai tuntunan Allah, dan itulah yang akan menjadi faktor penentu keberlangsungan rumah tangga itu. 

Ini hanyalah satu contoh implementasi Taqwa dalam membangun persatuan. Dalam memilih pemimpin pada level manapun Islam juga mengedepan nilai ketaqwaan sebagai faktor paling utama. Tentu saja dengan alasan yang sama yang telah di kemukakan diatas. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun