Mohon tunggu...
Yuyun Yuningsih
Yuyun Yuningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa di Universitas Satya Negara Indonesia Jurusan Hubungan Internasional

Saya pecinta Sate Ayam, Buah Durian dan Hobi Masak

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sea Power Indonesia: Kunci Jaga Kedaulatan di Laut Cina Selatan

25 Mei 2025   09:00 Diperbarui: 26 Mei 2025   12:19 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Meningkatkan Kapasitas Sea Power, Kunci Stabilitas di Tengah Persaingan Global

Dalam dunia yang terhubung dengan jalur laut, pentingnya Sea Power menjadi hal utama yang harus di miliki oleh negara. Alfred Thayer Mahan, sejarawan dan perwira angkatan laut Amerika Serikat, mengemukakan bahwa "kekuatan suatu negara sangat ditentukan oleh kekuatan lautnya". Prinsip ini, ia jelaskan dalam karyanya yang berjudul The Influence of Sea Power Upon History (1890).

Alfred Thayer Mahan menyebutkan ada 7 prinsip dalam Sea Power: posisi geografis, karakter penduduk, karakter pemerintahan, sumber daya alam dan iklim, jumlah populasi, luas wilayah dan teknologi. Menurut Mahan, negara yang menguasai laut tidak hanya mampu melindungi perdagangannya, tetapi juga menentukan arus geopolitik global.

Berdasarkan prinsip Mahan, negara yang ingin menjadi kekuatan global harus: mengembangkan armada laut yang kuat untuk melindungi kepentingan ekonomi dan strategis di luar negeri, membangun pelabuhan dan infrastruktur maritim, mendorong budaya maritim di kalangan masyarakat dan menguasai jalur laut strategis seperti selat malaka atau laut cina selatan.

Indonesia memiliki beberapa prinsip seperti yang disebutkan oleh Mahan. Contohnya berada di posisi geografis antara dua Samudra Hindia dan Pasifik, memiliki jumlah populasi yang sangat besar dengan tradisi maritim yang kuat, sumber daya laut melimpah, potensi armada dagang yang besar, modernisasi armada TNI AL yang terus dilakukan walaupun belum cukup memadai untuk   menjamin pengamanan seluruh wilayah perairan Indonesia yang sangat luas. Karena kekuatan militer laut adalah pilar utama untuk mempertahankan kepentingan nasional di laut.

Pada era globalisasi saat ini, laut bukan hanya soal nelayan, wisata bahari, atau perbatasan negara. Namun, hampir 90% perdagangan dunia bergerak lewat laut yang mana harusnya menjadi potensi pendapatan terbesar bagi Indonesia yang memiliki banyak pulau dan memiliki kekuatan laut yang mumpuni. Namun potensi tersebut belum dapat terwujud karena kelemahan dalam integrasi visi maritim nasional, pembangunan armada militer, keterbatasan dana juga menjadi salah satu hambatan untuk memperkuat sektor maritim secara menyeluruh.

Amerika Serikat dan Cina berlomba-lomba membangun kekuatan laut di Indo-Pasifik. Dimana jika kita lihat kembali pada prinsip Mahan, ini adalah bentuk modern dari apa yang ia sebut sebagai "command of the sea" -- kemampuan untuk mengontrol jalur pelayaran vital memproyeksikan kekuatan militer serta kontrol laut demi pengaruh ekonomi ke seluruh dunia. Indonesia seharusnya mampu untuk memanfaatkan posisinya untuk melakukan diplomasi maritim, penguatan industri perkapalan nasional dan pembangunan pelabhan yang berdaya saing global.

Indonesia berada di kawasan Laut Cina Selatan yang menjadi salah satu wilayah paling menguntungkan, karena dijadikan sebagai jalur perdagangan internasional yang menyumbang sekitar US$3,6 triliun setiap tahunnya, sekitar 24 persen dari perdagangan dunia menurut data China Power CSIS. Wilayah ini pula sering terjadi ketegangan dan menimbulkan berbagai insiden, melibatkan Penjaga Pantai Cina (China Coast Guard/CCG) yang berperilaku agresif terhadap kapal negara-negara ASEAN, termasuk Filipina.

Indonesia harus memperkuat kekuatan laut atau sea power-nya agar dapat menjaga kedaulatan dan keamanan jalur laut vital ini. Meski armada kita terus diperbarui, kapasitas operasional dan koordinasi antar-institusi maritim masih harus di tingkatkan. Kerja sama dengan kekuatan global seperti AS memang penting, tapi Indonesia harus bijak menjaga keseimbangan agar tidak terjebak dalam persaingan besar.

Indonesia harus bergerak cepat dan konkret, memanfaatkan posisi geografisnya sebagai negara kepulauan terbesar dunia. Menjadi garda terdepan bukan hanya soal kebanggaan, tapi kebutuhan nyata menghadapi tantangan keamanan yang semakin kompleks di Laut Cina Selatan. Jika Indonesia mampu mengimplementasikan prinsip-prinsip Mahan secara konsisten, maka Indonesia tidak hanya akan menjadi poros maritim dunia secara simbolik, tetapi juga secara nyata-menguasai jalur perdagangan, menjaga kedaulatan dan memperkuat posisi tawarnya dalam strategi geopolitik global.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun