Mohon tunggu...
Yuni Tri Darmayanti
Yuni Tri Darmayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAILM, Fakultas Dakwah, Prodi Ilmu Tasawuf

insan akademik sufistik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tasawuf Sebagai Nutrisi Ruh dalam Menghadapi Dampak Modernisasi

13 Januari 2023   11:14 Diperbarui: 13 Januari 2023   11:31 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tasawuf merupakan salah satu ajaran islam yang memusatkan pada Tazkiyat An-Nafs (pembersihan jiwa) dan Tasfiyath Al-Qolb (pembersihan hati) yang selanjutnya melahirkan akhlaqul karimah (akhlak yang baik). Pada garis besarnya, tasawuf mempunyai peranan dan fungsi vital dalam aspek kehidupan manusia dengan segala amalan-amalannya yang ada. Hal ini karena bukan materi saja yang perlu dipenuhi kebutuhannya oleh manusia, tetapi kebutuhan batin juga perlu terpenuhi.

Kehadiran tasawuf sangat bermakna dan mampu menjadi "oase di padang pasir" bagi masyarakat modern sekarang yang sedang mengalami krisis spiritual akibat dari dampak modernisasi.

Sebagaimana pendapat Dadang Kahmad dalam buku Spiritualitas Masyarakat Modern, bahwa fenomena munculnya tasawuf pada zaman modern ini merupakan salah satu usaha reinterpretasi dan reaktualisasi tertentu kepada ajaran islam, dengan tujuan agar tidak saja menjadi relevan bagi kehidupan modern, tetapi juga untuk mengefektifkan fungsinya sebagai "sumber makna hidup" bagi pemeluknya.

Modernisasi selain menimbulkan dampak positif berupa "Kemajuan", pada kenyataannya juga mengandung konsekuensi-konsekuensi dan resiko-resiko yang menyertainya. Salah satu resiko/akibat modernisasi dapat berupa, "Alienasi" (keterasingan).

Selain alienasi, dampak dari modernisasi adalah berupa pergeseran moral, kehilangan eksistensi diri sebagai hamba Allah bahkan kehilangan visi keilahiannya, kepribadian yang terpecah, penyalahgunaan IPTEK, pendangkalan iman, pola hubungan matrealistik, menghalalkan segala cara, stress dan frustasi, pergaulan bebas, pemerkosaan, pembunuhan, penyalahgunaan obat terlarang, yang kesemuanya itu tidak lain diakibatkan dari kekotoran jiwa manusia itu sendiri yaitu jiwa yang jauh dari bimbingan Tuhan.

Dalam kehidupan yang modern ini, manusia membutuhkan obat sebagai penawar atas segala dari dampak modernisasi. Maka, boleh jadi Tasawuf lah alternatif nya. Mengapa mesti Tasawuf?

Karena, di dalam tasawuf terdapat ajaran tentang cara-cara agar seseorang senantiasa merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya (konsep Ihsan). Dengan cara demikian, maka manusia pun akan malu untuk berbuat menyimpang, karena selalu merasa diawasi dan diperhatikan oleh Tuhan.

Dalam tasawuf juga, dikenal dengan tahapan:

  • Takhalli, yaitu membersihkan diri dari sifat-sifat yang tercela. Seperti hasud (dengki), takabbur (sombong), tama' (keinginan terhadap sesuatu), hirs (keinginan yang belebih-lebihan terhadap sesuatu), riya' (pamer kebaikan), sum'ah (ingin didengar orang), 'ujub (bangga diri) dan sebagainya. Takhalli sebagai langkah awal menuju manusia yang lebih baik. Artinya, orang yang bersangkutan menyadari betapa buruknya sifat-sifat yang ada pada dirinya, kemudian timbul kesadaran untuk memberantas dan menghilangkan. Apabila hal ini bisa dilakukan dengan sukses, maka akan tampil pribadi yang berakhlaqul karimah.
  • Tahalli, yaitu menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji dan akhlaqul karimah. Misalnya dihiasi dengan sifat qana'ah, tawakkal, zuhud, wara', sabar, syukur dan sebagainya.
  • Setelah seseorang mampu menguasai dirinya, dan dapat menanamkan sifat-sifat terpuji dalam jiwanya, maka pasti hatinya menjadi jernih, bersih, ketenangan dan ketenteraman  akan memancar dari hatinya. Inilah hasil yang dicapai seseorang dalam tasawuf yang disebut dengan tajalli, yaitu sampai pada nur Illahi dalam hatinya. Pada tingkatan ini seseorang akan mencapai tingkat kesempuraan ("Insan Kamil").

Capaian terakhir ini merupakan puncak kebahagiaan seorang manusia, yakni akan mencapai tuma'ninah al-qalb, ketenangan hati yag merupakan sumber kebahagiaan seseorang baik di dunia maupun di akhirat. Orang yang seperti itu hidupnya akan penuh dengan optimis, tidak mungkin tergoda oleh situasi dan kondisi yang mengitarinya, juga bisa menguasai dan mengendalikan diri di tengah-tengah ancaman modernisasi ini.

Tasawuf secara terus menerus menjadi relevan bagi setiap orang sampai kapanpun, karena tasawuf itu sebagai nutrisi ruh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun