Mohon tunggu...
Yunita Frisilla
Yunita Frisilla Mohon Tunggu... Guru - Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan program studi Pendidikan ips

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

11 Agustus 2020   18:13 Diperbarui: 11 Agustus 2020   20:18 2334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia adalah makhluk yang tak bisa hidup sendiri atau tidak bisa hidup tanpa orang lain. Manusia adalah makhluk yang ketergantungan dengan manusia lainnya untuk saling berinteraksi, tolong menolong, serta untuk melanjutkan hidupnya.

Kehidupan manusia adalah suatu dinamika yang memadukan manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya. Dinamika itu tetap tidak pernah berhenti, dan akan selalu aktif. Dinamika manusia merupakan ungkapan jiwa manusia sebagai makhluk yang berakal budi dan sebagai makhluk sosial. Hakikat inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk individu, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut terdiri dari interaksi sosial, budaya, kebutuhan materi, kehidupan, norma dan peraturan, serta sikap.

Terdapat di dalam Al-qur’an surah Al-Hujarat ayat 13 yang berbunyi:

artinya  “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertakwa dia antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal” (QS. al-Hujurat ayat: 13).

Semakin kuat pengenalan satu pihak kepada selainnya, semakin terbuka peluang untuk saling memberi manfaat. Karena itu, ayat di atas menekankan perlunya saling mengenal. Perkenalan itu dibutuhkan untuk saling menarik pelajaran dan pengalaman pihak lain, guna meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Semua manusia sama di mata Allah, yang membedakan hanya lah akhlakul karimah yang dampaknya tercermin pada kedamaian dan kesejahteraan hidup duniawi dan kebahagiaan ukhrawi.

Manusia adalah makhluk yang bermasyarakat, kerena sifat yang suka bergaul dan bermasyarakatlah manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Banyak manfaat kita sebagai makhluk sosial seperti kita dapat saling melengkapi, bahkan dapat bekerja sama, menjadi saling mengenal, saling menghargai, saling bertolerasi. Dan semua itu menjadi hubungan timbal balik sesame makhluk sosial. Dan sebagai makhluk sosial kita membutuhkan manusia lain, membutuhkan sebuah kelompok dalam bentuknya yang minimal, yang mengakui keberadaannya, dan dalam bentuknya yang maksimal- kelompok di mana dia dapat bergantung kepadanya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan kebersamaan dalam kehidupannya. Semua itu adalah dalam rangka saling memberi dan saling mengambil manfaat.

Jadi kita manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai hamba Allah yang diciptakan bersuku-suku, berbangsa-bangsa, berbeda karakter, berbeda sifat, berbeda ras, untuk saling kenal mengenal, saling membantu, saling berinteraksi (hubungan timbal balik), saling mengajak dalam kebaikan dan kebajikan, saling memberi manfaat, dan saling menghormati satu sama lain.

Sumber :

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun