Nah pada artikel kali ini akan membahas "Respon Islam Nusantara Terhadap Budaya" setelah minggu kemaren membahas tentang "Kedatangan Islam di Nusantara". Ada beberapa pokok-pokok pembahasan yang kali ini dibahas seperti sikritisme islam nusantara, akomodasi islam nusantara, akulturasi islam nusantara, sikap islam nusantara terhadap tradisi, dan islam dan akulturasi timbal balik. Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel kemaren. Selamat Membaca.
SINKRITISME ISLAM NUSANTARA
Sikretisme merupakan suatu proses perpaduan dari lebih satu subjek atau beberapa subjek dari paham-paham yang ada dengan budaya yang akan bertemu pada titik Kristal dan menginternalisasikan dalam system kebudayaan yang akan hidup di tengan masyarakat.Â
Sikretisme adalah upaya untuk menyelesaikan permasalahan dengan memadukan ajaran islam dengan budaya jawa, melainkan sebuah kesadaran budaya dalam berdakwah sebagaimana walisongo melakukannya tanpa meninggalkan substansi dari ajaran islam sendiri. Islam nusantara yang menjadi wadah menampung perpaduan budaya dan agama islam sendiri dan semua bersumber pada Al-Quran, hadis, dan ijma.
AKOMODASI ISLAM NUSANTARA
Akomodasi merupakan penyesuaian social sebagai suatu keadaan yaitu merujuk pada suatu keseimbangan dalam proses interaksi, baik menyangkut perorangan, maupun antar kelompok dan antar kebudayaan dan usaha untuk meredakan suatu pertentangan guna mencapai suatu keseimbangan.Â
Tata cara penerapan hukum Islam model Islam Nusantara disamping akomodatif terhadap tradisi dan realitas yang aktual, juga dilandasi dengan semangat kemanusiaan, yakni dengan memprioritaskan kemaslahatan bagi umat yang dikenai suatu hukum tersebut. Tidak mengherankan, karena Islam Nusantara selain memiliki nushush al-syariah (sumber hukum) Â islam juga memiliki maqasidh al-syariah (tujuan syariat), dan mabadi al-syariah (prinsip-prinsip syariat). Salah satu prinsip syariat yang paling utama sebagai ciri khas agama Islam yang menonjol ialah al-wasathiyyah (sikap tengah- tengah).
AKULTURASI ISLAM NUSANTARA
Akulturasi atau kulturisasi merupakan proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan satu kebudayaan dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing. Sehingga dapat diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan asli. Akulturasi akan mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk di dalamnya adalah bahasa, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Dengan melalui proses yang lama, islam dan budaya saling mengakuturasi satu sama lain dan menjadi budaya baru yang bisa dikatakan wajah baru sebuah nilai budaya daerah tersebut.
Salah satu wujud akulturasi kebudayaan Indonesia dan kebudayaan Islam
- Seni Bangunan
- Seni Rupa
- Aksara dan Seni Sastra(hikayat, babat,suluk,primbon)
- Sistem Pemerintahan
Penerapan akulturasi antara agama dan budaya yang dicontohkan oleh Sunan Kalijaga dalam proses penyebaran Islam di tanah Jawa. Sunan Kalijaga, ketika melihat keruntuhan feodalisme kerajaan Majapahit dan digantikan oleh ajaran Islam, ia mendorong percepatan proses transformasi akulturasi itu, jusru dengan menggunakan unsur- unsur budaya lokal agar dapat diterima oleh masyarakat. Salah satu yang digunakan adalah wayang dan gamelan yang dalam gabungannya dengan unsur-unsur upacara Islam populer adalah menghasilkan tradisi sakatenan di pusat-pusat kekuasaan Islam, seperti Cirebon, Demak, Yogyakarta, dan Surakarta. Â Â