Mohon tunggu...
Yuni Pento
Yuni Pento Mohon Tunggu... Guru - Petani

PENDIDIKAN

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kini Tiba Saatnya

5 Oktober 2022   07:29 Diperbarui: 10 Januari 2024   10:32 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                               KINI TIBA SAATNYA

Masih ingatkah kalian pada awal zoom ini. Kita mengenakan pakaian hitam putih, bak malaikat jibril. Hanya ada kita, dosen dan guru pamong dalam cerita ini. Kunang-kunang berubah ganih dan waktu seakan berhenti pada 29 September 2022. Kata-kata menjadi gelap dan makna pun kekal dalam pekat. Burung-burungpun enggan bernanyi dan menari karena awan hitam membuatnya malas. Apakah kalian tahu, cerita ini memekarkan rembulan, sedang gemintang berubah menjadi planet baru. Kalian  tahu, ini adalah amsal tentang riwayat kita dan cerita-certia yang tak kunjung usai kutulis.

Sore itu aku terus duduk di depan  leptopku, sembari menatap zoom meeting yang telah usai, merangkai kembali semua bayangan yang telah pergi. Sejenak aku berpikir apakah semua berakhir tanpa jejak-jejang bayangan tuk menghibur hati yang gundah. Ah, aku tidak tahu". Ku palingkan wajahku ke jendela yang terbuka, menatap setiap rintikan hujan yang kian lama kian deras mengguyur sepertian nyanyian kecil seolah-olah malaikat kecil sedang memainkan biolanya. Aku tahu apa itu, mungkin irama hujan yang memperdalam rasa sepi pada sore yang pergi dan malam mulai menjelang. Dalam kesunyian inipun aku bersemayam dalam kisah-kisah yang telah terlukis di setiap hati.

Pertemuan kita yang masih seumur jagung  dan kisah cerita yang indah penuh warna, canda dari guru pamong, dosen dan teman-teman, suka dan duka mengejar waktu dan jaringan internet, cerita tentang makan malam, cerita tentang kata "muter-muter" cerita tentang naik kelapa dengan paitua malam hari, cerita tentang pengangkatan Marlon menjadi kepala sekolah, ah, terlalu indah dan manis tuk dilupakan. Dan akupun menyadari Tuhan telah mempertemukan kita dalam ruang zoom ini.

Tanggal 29 September 2022 tanda awal redupnya link zoom metting. Seketika itu keheningan menyergap diantara kita. Tak ada lagi terdengar suara bahkan bisikanpun tiada, terlalu dalam suasana ini, ingin ku robek  kesunyian ini, tapi apalah dayaku. Hatikupun tesentak bak hentakan bom yang begitu dasyat mendengar kalimat-kalimat sederhana yang diucapkan oleh dosen dan guru pamong, lirih, pelan namun pasti.

"Pak Dosen: ibu ketua, apakah kita tidak ada zoom meeting lagi"?

"Ibu Ketua : Tidak ada lagi, Pak. Nanti di bulan Desember bari kita bertemu lagi"

Pak Dosen : "Oh, ya?. Kalau begitu Bapak mohon maaf jika selama pertemuan kita ada kata-kata yang mneyakiti teman-teman semua, teruslah berjuang sampai kalian mencapai hasil yang maksimal. Bapak akan membantu. Terimakasih atas kebersamaan kita selama ini, Bapak tetap doakan kalian, semoga kalin tetap sehat dalam meraih impian kalian

"Ibu Pamong: Ibu San dan teman-teman, saya juga mengucapkan terimakasih atas kebersamaan kita selama ini, saya juga teringat akan setiap canda, tawa dan dukanya kebersamaan kita selama ini. ibu harapkan kalian tetap sehat, teruslah berjuang, jangan lupakan setip kenangan yang ada. Meskipun pertemuan kita hanya lewat zoom meeting, tapi Ibu merasa senang bisa bertemu kalian di sini. Ibu akan tetap mendukung dan membantu kalian sampai kalian mencapai hasil yang diinginkan. Ibu mohon maaf, jika ada kata-kata yang salah atau sikap yang salah selama kebersamaan kita ini bersalngsung."

"Pak Dosen dan Guru Pamong: sampai jumpa di bulan Desember. Kita tetap mendukung kalian dan perjuangan ini. sampai jumpa, da, da, da...

Suasanapun semakin sedih, ku lihat di setiap sudut-sudut mata peserta zoom meeting, Nampak tetesan air mata seolah-olah tak ingin kebersamaan ini usai. Sulit bagi kami tuk melupakkan kebersemaan ini, membutuh waktu seumur hidup tuk melupakannya dan terlalu manis, terlalu indah untuk dilupakan.

Terimakasih untuk Pak Dosen dang Guru Pamong yang selama ini sudah meluangkan waktu, tenaga untuk membimbing kami baik pada saat pertemuan berlangsung mapun diluar jam pertemuan. Kami tidak memiliki, emas, perak dan permata untuk membalas semua kebaikan, ilmu, dan nasehat yang telah kami terima selama kebersamaan kita. 

Kami hanya ingin katakan " Pak Dosen dan Ibu Pamong The Bast we will not forget you until this age is closed. We will always miss you, love you. let our memories never be timeless. See you in December, Mr. Ever and Mrs. Ola

Salam terhangat kuucap sebuah kisah, Tentang dua orang yang hadir sejak mentari menyapa.
Lalui detik dengan semangat terindah, Isi kosong dengan pengetahuan aneka rupa.
Kami datang untuk tahu, Dia memberi kami ilmu.
Kami datang dengan angan, Dia memberi kami masa depan.

Pak Dosen,...

Rintikan hujan membasahi bajuku
Ku tatap langit yang semendung kalbu
Terputar kembali dalam benakku
Memori - memori yang telah ku lalui

Engkau bagaikan bintang yang menerangi malam,..

Membuka setiap alam pikiranku tentang dunia pendidikan

Bagaikan embun yang menyejukan hati,..

Dari saat ini sampai selamanya,...

Candamu membuatku senang,..

Puisi Ibu yang Kau bawakan,..

Membuatku teringat kenanganku bersama ibu,..

Ibu Pamong,...

Engkau laksana bunga berembun sejuk,..

Bagai bunga bemekar indah,

bagaikan langit berawan senja,..

Menghiasi hari-hari hidupku,..

Dengan pengalaman mengajarmu, dengan nasihatmu,...

Dengan ilmu yang kau bagikan membuka setiap alam pikiranku

Tentang bagaimana mengajar,..

Tentang bagaimana mendidik,..

Pak Dosen dan Ibu Pamong dan Ibu Admin,..

Setiap pagi Ibu dan Bapak berpacu demi waktu,..

Meski jaringan lelet, meski hujan lebat,..

Tak kau hiraukan dingninnya memangut,..

Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya,..

Ruangan Zoom meeting menjadi saksi bisu pengabdianmu,..

Menyaksikan tingkah dan pola sang penerus,..

Tawa canda penghangat suasana,..

Entah berapa lisan terucap sarat makna,..

Entah berapa lembaran tumpahan terkoreksi,..

Entah berapa ajaran budi kau tanamkan,..

Kau tetap disini setia mengabdi,..

Sampai masa kan berakhir nanti

Terimakasih buat Bapak dan Ibu

S. PENTO

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun