Di era media sosial yang serba cepat, kita hidup dalam banjir informasi dan perbandingan. Tiap hari, ada saja unggahan tentang pencapaian teman, liburan ke luar kota, pekerjaan baru, atau rutinitas yang tampak produktif. Tanpa disadari, kita merasa tertinggal. Perasaan inilah yang dikenal sebagai FOMO (Fear of Missing Out) atau rasa takut ketinggalan.
FOMO bukan sekadar iri, namun sebuah kegelisahan halus yang muncul ketika kita merasa orang lain menjalani hidup yang lebih menyenangkan, lebih sukses, atau lebih bermakna dari kita. Ini bisa membuat kita merasa tidak cukup, bahkan terhadap hal-hal yang sebelumnya tak pernah kita masalahkan. Seorang mahasiswa yang awalnya bangga dengan progres belajarnya, bisa tiba-tiba merasa gagal hanya karena melihat teman-temannya terlihat lebih aktif atau lebih produktif di media sosial.
Jika dibiarkan, FOMO bisa berdampak buruk. Ia mendorong kita untuk terus membandingkan, sulit merasa puas, dan akhirnya kehilangan fokus pada hal-hal yang sebenarnya penting bagi diri sendiri. Tak sedikit orang yang akhirnya memaksakan diri untuk mengikuti tren, mengambil keputusan tergesa, atau menjalani sesuatu hanya demi "tidak tertinggal", bukan karena mereka sungguh-sungguh menginginkannya.
Namun, FOMO bukan sesuatu yang tak bisa diatasi. Hal pertama yang bisa dilakukan adalah berhenti sejenak dan menyadari bahwa apa yang kita lihat di media sosial hanyalah potongan terbaik dari kehidupan seseorang. Kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang mereka alami di balik layar. Selain itu, penting juga untuk mengenali kembali nilai dan prioritas hidup kita sendiri. Apa yang membuat kita bahagia dan tenang belum tentu sama dengan orang lain. Mengatur waktu berinteraksi dengan media sosial, membuat batasan digital, dan memperkuat hubungan di dunia nyata juga bisa membantu meredam rasa takut tertinggal.
FOMO tidak harus menjadi musuh. Ia bisa menjadi pengingat bahwa kita perlu lebih terhubung dengan diri sendiri, bukan dengan ekspektasi dunia luar. Karena pada akhirnya, yang benar-benar berarti bukanlah seberapa banyak yang kita ikuti, tapi seberapa sadar kita menjalani hidup sesuai dengan arah yang kita pilih sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI