Akhir-akhir ini, isu kesehatan mental makin sering kita dengar. Di media sosial, ruang diskusi kampus, bahkan di meja makan bersama teman. Tapi di balik ramainya obrolan tentang "mental health", masih sedikit yang benar-benar paham bahwa merawat kesehatan mental itu bukan cuma soal pergi ke psikolog atau sekadar healing ke pantai.
Bagi kita yang sedang tumbuh di masa penuh tekanan ini entah karena tuntutan akademik, ekspektasi orang tua, atau perbandingan sosial, ada dua hal yang sebenarnya sangat mendasar tapi sering kita lupakan: self-awareness dan self-regulation.
Self-awareness itu sederhana: mengenal diri sendiri. Tapi sering kali, justru hal ini yang paling sulit dilakukan. Kita tahu saat sedang marah, tapi belum tentu tahu kenapa marah. Kita sadar sedang sedih, tapi mungkin tidak tahu kalau itu datang dari kelelahan emosional yang sudah lama kita pendam. Tanpa sadar, kita hanya menjalani hari demi hari dalam mode autopilot.
Nah, ketika sudah tahu apa yang sedang kita rasakan, langkah berikutnya adalah bagaimana kita menyikapinya. Di sinilah self-regulation berperan. Ini soal bagaimana kita mengelola emosi kita agar tidak meledak, tidak menyakiti diri sendiri, dan tetap bisa berfungsi secara normal meski lagi tidak baik-baik saja. Bukan berarti memendam semuanya, tapi belajar memilih cara respons yang sehat.
Sayangnya, dua hal ini jarang diajarkan secara formal. Kita belajar matematika bertahun-tahun, tapi tidak pernah benar-benar diajarkan cara menghadapi rasa cemas atau kecewa. Padahal, kemampuan mengenal dan mengatur diri sendiri itu krusial. Ini yang akan menyelamatkan kita di saat hidup terasa terlalu ramai dan bising.
Mengembangkan self-awareness dan self-regulation bukan hal yang instan. Bisa dimulai dari hal kecil: mencatat perasaan di jurnal, menyendiri sejenak tanpa gawai, atau ngobrol dari hati ke hati dengan orang yang kita percaya. Kita tidak harus jadi "ahli mental health" untuk mulai peduli pada diri sendiri.
Karena pada akhirnya, menjaga kesehatan mental bukan soal menunjukkan bahwa kita kuat---tapi bahwa kita cukup peduli untuk merawat diri, perlahan tapi konsisten.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI