Mohon tunggu...
Yuni Candra
Yuni Candra Mohon Tunggu... Dosen

Akademisi, Pengamat, Trainer, Penulis, dan Peneliti

Selanjutnya

Tutup

Trip

Lebaran di Sumatera Barat: Momentum Mudik yang Menjadi Magnet Wisata Budaya dan Ekonomi Daerah

6 April 2025   17:42 Diperbarui: 6 April 2025   17:49 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Terapung Cerocok Painan 

Lebaran Idulfitri selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang merantau jauh dari kampung halaman. Di Sumatera Barat, momen sakral ini tidak hanya dimaknai sebagai waktu untuk bersilaturahmi dan saling memaafkan, tetapi juga sebagai kesempatan emas untuk merayakan identitas budaya dan kekayaan lokal yang telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.

Ketika perantau pulang kampung, mereka tidak hanya membawa kerinduan, tetapi juga membawa energi baru yang mampu menghidupkan nagari/desa dan kota. Pemerintah daerah bersama masyarakat setempat memanfaatkan momentum ini dengan menghadirkan berbagai acara budaya dan hiburan yang tak hanya menyenangkan, tetapi juga bernilai ekonomis. Perpaduan antara tradisi, wisata, dan suasana lebaran menciptakan harmoni yang unik, yang menjadikan Sumatera Barat tampil istimewa di mata wisatawan.

Salah satu contoh yang mencuri perhatian adalah Pacu Biduak di Talago Anguih, Nagari Taluak, Kabupaten Tanah Datar. Kegiatan ini bukan sekadar lomba perahu tradisional, melainkan sebuah perayaan budaya yang menghubungkan generasi muda dengan warisan leluhur. Semangat gotong royong, sportivitas, serta antusiasme masyarakat dan perantau menciptakan suasana yang menggembirakan, sekaligus membuka peluang ekonomi bagi pelaku UMKM lokal.

Tidak kalah menarik, Pesta Pantai 2025 yang digelar di lima destinasi wisata di anataranya Pantai Pohon Seribu Sasak, Muaro Pantai Sasak, Pantai Indah Maligi, Pantai Sikabau, dan Pantai Air Bangis, Pasaman Barat, menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan. Hiburan rakyat, pertunjukan seni tradisional seperti seperti tari piring, ronggeng, serta seni tradisional lainnya, produk kerajinan, ekonomi kreatif, hingga sajian kuliner khas Pasaman berpadu dalam satu kemasan yang menggugah selera untuk menikmatinya. Pemerintah daerah berhasil membuktikan bahwa potensi wisata pesisir jika dikelola dengan baik, mampu menjadi sumber pemasukan sekaligus kebanggaan masyarakat.

Pesisir Selatan juga turut memeriahkan lebaran dengan menggelar hiburan rakyat di Pantai Carocok Painan, menghadirkan artis Minang populer yang berhasil mengumpulkan hampir 100 ribu pengunjung. Fenomena ini membuktikan bahwa budaya dan hiburan lokal memiliki daya tarik luar biasa yang mampu menggerakkan massa dan menghidupkan roda perekonomian setempat, khususnya sektor informal seperti pedagang kaki lima dan jasa transportasi lokal. Dengan antusiasme pengunjung dan pengelolaan yang tertib, realisasi pendapatan retribusi tiket masuk Pantai Carocok selama pelaksanaan kegiatan tercatat mencapai Rp422.875.000, terdiri dari pengunjung dewasa sebanyak 39.927 orang (Rp399.270.000) dan anak-anak sebanyak 4.721 orang (Rp23.605.000). Capaian ini mendekati angka Rp0,5 miliar, menjadi bukti nyata bahwa sektor pariwisata mampu memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan daerah, https://www.pesisirselatankab.go.id sabtu 5 April 2025

Sementara itu, Padang Pariaman mengukir sejarah baru dengan menghidupkan kembali ajang Pacu Kudo Cup 2025 setelah sembilan tahun vakum. Ribuan penonton memadati gelanggang pacuan kuda di Nagari Balah Aia, membuktikan bahwa olahraga tradisional Minangkabau masih memiliki tempat di hati masyarakat. Dengan dukungan penuh dari pemerintah provinsi dan kabupaten, kegiatan ini berpotensi dikembangkan menjadi agenda wisata tahunan bertaraf nasional.

Di Kota Pariaman, semangat lebaran diperkuat lewat event "Pariaman Barayo 2025" yang digelar di Pantai Gandoriah. Acara ini bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga simbol kembalinya perantau untuk merayakan kemenangan Idulfitri dengan suasana yang lebih hangat dan penuh nostalgia. Pemerintah kota Pariaman patut diapresiasi karena berhasil menyulap destinasi wisata menjadi ruang ekspresi budaya yang terbuka bagi semua kalangan.

Kota Sawahlunto juga tak ingin ketinggalan. Melalui kolaborasi bersama komunitas musisi lokal (Samusi), mereka menyelenggarakan pertunjukan seni di Lapangan Ombilin. Kegiatan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi wadah apresiasi bagi seniman lokal yang selama ini menjadi bagian penting dalam membangun identitas kultural kota tambang tersebut. Suasana keakraban dan rasa persaudaraan yang muncul dari acara ini sangat sejalan dengan semangat lebaran itu sendiri.

Apa yang dilakukan oleh kabupaten dan kota di Sumatera Barat menunjukkan bahwa lebaran bukan hanya peristiwa keagamaan, melainkan juga momentum sosial dan ekonomi yang sangat potensial. Tradisi pulang kampung yang dibalut dengan agenda budaya menjadikan ranah Minang sebagai tujuan wisata yang unik dan penuh cerita. Wisatawan tidak hanya diajak menikmati keindahan alam, tetapi juga mengalami langsung kekayaan budaya yang hidup dalam masyarakatnya.

Namun, untuk menjadikan kegiatan-kegiatan ini sebagai daya tarik wisata tahunan yang konsisten dan berkelas, diperlukan perencanaan yang matang, promosi yang berkelanjutan, serta kolaborasi lintas sektor. Pemerintah daerah, komunitas seni, pelaku usaha, hingga media lokal perlu bersinergi agar setiap event tidak hanya selesai sebagai seremoni, tapi menjadi pengalaman yang membekas dan direkomendasikan oleh wisatawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun