Mohon tunggu...
Boarneges
Boarneges Mohon Tunggu... Profesional -

"Tidak-kah kita merasa kehilangan orang-orang yang selama ini kita andalkan? mari kita melawan lupa,

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Catatan Malam

4 Oktober 2018   21:20 Diperbarui: 4 Oktober 2018   21:51 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku tak tahu harus mengatakan apa. Terakhir aku menulisi dinding ini tiga bulan lalu.  Lalu aku tak tahu hendak menuliskan apalagi. Aku sudah begitu lama meninggalkan dinding buram ini untuk kutulisi. Setelah sekian lama aku meminatinya sebagai tempat menjujurkan perasaan dan berbagai argumentasi yang memenuhi otak. Aku bersembunyi disini. Ketika rasa pengecut menjadi kambuh, atau rasa bersalah dan malu. Juga ketika sesal dan patah hati memenuhi dan membuat sesak. Di dinding buram ini aku mengatakan semuanya. Tanpa harus berbohong seperti Mbok tua itu yang beberapa hari ini membuat gaduh khalayak negeri. 

Aku resah kali ini, Ela. Kau tahu itu? Ada banyak resolusi yang menuntutku. Ada banyak kegagalan yang aku buat selama tiga tahun ini. Ketika beberapa minggu lalu aku berbincang dengan ayah, aku semakin menyadari kegagalan itu, dan semakin tertekan olehnya. Bagaimana tidak, setelah sekian tahun bernama di kalangan menengah. Kini aku dengan diriku yang bernama, tapi tak memiliki apa-apa. Aku rindu semuanya kembali, tapi itu tidak mungkin. Aku sedang mencoba bangkit, tapi itu tidak semudah dulu. Ela, jangan tatap aku dengan tajam. Aku tahu tuntutan hatimu. Aku tahu kepastian yang kau tunggu. Aku tahu semua itu. Ketika semakin aku menjadi tahu, semakin pula aku menjadi sangat gagal, dan semakin pula aku tak mau mengecewakanmu.

Aku telah berjanji, Ela. Dihadapmu dan disetiap doa yang terucap. Entah Tuhan mendengarkannya, atau mungkin Ia sedang membiarkan diriku tepar. Karena begitu banyak berkat-Nya yang kusia-siakan. Untuk bersimpuh dihadapan-Nya pun aku sangat malu, aku sangat tidak layak. AKu sedang mencoba tegar. Berusaha membuat semuanya tampak baik dan normal. Meskipun semakin aku menyembunyikannya, semakin itu menyiksa.

Lalu aku menyibukan diriku dengan tumpukan-tumpukan kertas tugas. Sampai semalaman. Aku sepertinya melampiaskan gagalku dalam sebuah abdi yang melebihi jam kerja yang diatur negara. Aku mengerjakan semuanya dengan sangat baik. Sampai diriku sakit. Badanku kedinginan. Bagaimana tidak, semalaman aku tak tidur sampai pagi, dan itu sudah beberapa hari ini, hampir setiap minggunya. Ela, aku ingin menulis banyak, tapi jemariku sangat terasa kaku dan lelah. Aku mulai demam. Aku akan menulisi dinding ini lagi besok. Semoga aku tak lupa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun