Mohon tunggu...
Yuni Hadziqotul Fuadah
Yuni Hadziqotul Fuadah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Psychologycal Book Reviewer

Seorang ibu rumah tangga yang menyukai buku-buku tentang psikologi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia, Rakyat Mayoritas Muslim tapi Mental Jauh dari Islam

16 April 2024   11:38 Diperbarui: 16 April 2024   11:38 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Bukan rahasia lagi, Indonesia memiliki penduduk beragama Islam paling banyak di dunia. Yah, walau sekarang posisi itu ditempati Pakistan yang menggeser Indonesia menjadi urutan kedua. Meski banyak rakyatnya yang muslim, namun Indonesia dari sejak merdeka hingga detik ini masih saja menjadi negara medioker, gak maju tapi ya ga miskin miskin banget. Padahal ajaran Islam begitu paripurna yang mengatur urusan pribadi hingga negara, yang kalau ditaati pemeluknya Indonesia bisa banget menjadi negara maju mengalahkan negara-negara adidaya.


Banyak pihak yang mengatakan Indonesia memang sengaja dibuat sulit untuk maju. Dengan potensi alamnya yang begitu kaya, Indonesia benar-benar bisa berdiri sendiri yang tentu merugikan negara lain yang punya kepentingan tertentu. Saya tidak akan membahas masalah geopolitik di sini, melainkan saya lebih menyoroti bagaimana mental rakyat juga sangat berpengaruh terhadap kemajuan bangsa.


Negara Non-Muslim Lebih Bisa Mengamalkan Ajaran Islam yang Sesungguhnya


Kita bisa melihat bagaimana negara maju seperti Australia, Inggris, dan lainnya begitu mensejahterakan rakyatnya, angka korupsi sangat rendah, dan kebijakan yang dibuat sangat memanusiakan manusia. Padahal mereka bukan negara mayoritas muslim, pemerintahnya juga bukan orang muslim. Tapi mengapa mereka lebih bisa mengamalkan ajaran Islam yang sesungguhnya dibanding Indonesia yang memang negara mayoritas muslim?


Semua itu tentu bukan karena apa agamanya, tapi mental rakyatnya yang baiklah yang akhirnya membentuk pemerintahan yang baik pula. Ajaran Islam yang begitu sempurna hanya akan menjadi omong kosong jika pemeluknya tidak mengamalkannya. Sesederhana menjaga kebersihan dan tidak mengambil barang yang bukan miliknya saja, banyak kan dari kita yang tidak mengamalkannya? Jadi, jangan salahkan Islam-nya, melainkan lihatlah seberapa taat pemeluknya terhadap ajaran agamanya. Sebagus apapun dasar negara atau aturan agama mengenai pemerintahan, tidak akan berdampak apapun jika tidak diterapkan dengan baik.


Pemerintah Cerminan dari Kualitas Rakyat


Protes dan kritik rakyat yang diwakili oleh mahasiswa ataupun netizen yang terhormat kepada pemerintah Indonesia seakan tidak ada habisnya. Semua itu karena "sebagian" dari kita menyadari betapa anehnya aturan dan hukum di negeri kita ini yang seakan merendahkan akal sehat. Tapi, di mana "sebagian" rakyat yang lain? Memilih diam? Atau bahkan tidak menyadari negara kita sedang tidak baik-baik saja?


Betul, mereka tidak tahu karena tidak terdidik dengan baik. Kita tahu hanya sebagian kecil penduduk Indonesia yang mengeyam pendidikan tinggi. Sisanya hanya tamatan SD, SMP, bahkan tidak sekolah sama sekali. Tentu mereka memiliki kapabilitas yang kurang dalam berpikir kritis dan mencari informasi yang benar. Pendidikan mental yang baik pun mungkin tidak mereka dapatkan. Jadi, jangan hanya melihat kesalahan pemerintah saja, coba lihat siapa yang memilih mereka?


Apa yang Bisa Kita Lakukan?


Sulit rasanya jika melihat masalah yang seperti lingkaran setan di negeri ini. Negara mundur karena kebijakan pemerintah yang sembrono, pemerintah yang memilih pun rakyat, rakyat memang masih rendah kualitas pendidikannya, pendidikan yang kurang baik juga karena kebijakan pemerintah yang belum efektif. Namun, jika kita mau sedikit belajar bagaimana pemerintahan Islam pada zaman Nabi, para sahabat, dan dinasti setelahnya, sebenarnya kita sudah bisa menemukan kuncinya.


Pemerintahan Islam terdahulu sangat memuliakan ulama atau ahli agama. Merekalah kunci untuk kita bisa memahami ajaran Islam dengan benar. Mengapa saya mengatakan ulama adalah kunci Indonesia bisa maju dan bukan malah mencontoh negara maju lain? Kembali, karena Indonesia mayoritas penduduknya beragama Islam di mana orang-orang yang mohon maaf, pendidikannya masih rendah sangat mempercayai kyai, terutama di daerah Jawa. Jika para kyai benar-benar mampu mendidik umat bahkan hanya melalui ceramah rutin, ini bisa menjadi kunci revolusi mental Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun