Mohon tunggu...
Qurotuayun Ayun
Qurotuayun Ayun Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa IAIN Jember

Pgmi'19 D4 Filsafat Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Progresivisme

7 Mei 2020   12:48 Diperbarui: 7 Mei 2020   12:55 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang Filsafat Pendidikan Progresivisme.

Pertama, pengertian progresivisme
Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Progresivisme berasal dari kata "progres" yang artinya kemajuan, perkembangan, berkembang secara bertahap dan lain sebagainya. Progresivisme berpendapat bahwa pengetahuan yang benar saat ini mungkin tidak benar di masa mendatang. Maksudnya yaitu pengetahuan menurut progresivisme itu dinamis atau cepat bergerak dan mudah menyesuaikan dengan keadaan. Jadi bila pengetahuan sekarang berguna akan tetapi masa yang akan datang sudah berubah kriteria pengetahuan yang berguna itu.

Filsafat progresivisme berfungsi membuat keterampilan dan alat-alat yang bermanfaat untuk berinteraksi dengan lingkungan yang berada dalam proses perubahan secara terus menerus. Maksudnya yaitu keterampilan pemecahan masalah yang dapat digunakan oleh individu untuk menentukan, menganalisis, dan memecahkan masalah.

Kedua, kaitan filsafat progresivisme dalam dunia pendidikan di Indonesia
Jika dikaitkan dengan pendidikan di Indonesia, maka progresivisme memiliki andil yang cukup besar terutama dalam pemahaman dan pelaksanaan pendidikan yang sesungguhnya. Dimana pendidikan sudah seharusnya diselenggarakan dengan memperhatikan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik serta berupaya untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu mengahadapi dan menyelesaikan setiap persoalan yang ada di lingkungan sosialnya.

Ketiga, tokoh-tokoh filsafat progresivisme
1. William James
William James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran seperti juga aspek dari eksistensi organik. Dia menegaskan bahwa agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Jadi, William James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi teologis dan menempatkannya diatas dasar ilmu perilaku.
2. John Dewey
John Dewey teorinya tentang sekolah adalah 'Progressivsm' yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas.
3. Hans Vaihinger
Hans Vaihinger berpendapat bahwa tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan objeknya tidak mungkin dibuktikan. Satu-atunya ukuran berpikir ialah gunanya untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia. Segala pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian itu berguna. Untuk menguasai dunia, bolehlaj dianggap benar asal orang tabu saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.

Sekian pemaparan tentang "Filsafat Pendidikan Progresivisme" yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat bagi para pembaca. Sampai bertemu dikesempatan berikutnya.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun