Mohon tunggu...
Yunan Prawoto
Yunan Prawoto Mohon Tunggu... Dosen - Orang jawa yang bermukim di benua lain

Pernah menjadi: -Dosen -Kuli -Buruh -Direktur -Traveler -Sudah tinggal di russia, mesir, israel, malaysia, singapore, jepang dan indo. Dah mengunjungi lebih dari dua lusin negara lain mulai dari aussie di timur sampai findland di barat...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Amerika Serikat Sedang Menjadi Negara Rasialis?

17 Agustus 2019   02:18 Diperbarui: 17 Agustus 2019   02:25 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Karena kesibukan pekerjaan dan badan saya yang sudah tua sehingga mudah penat, saya sudah agak lama tidak kembali ke Indonesia, negara saya sendiri. Iya, saya memang sudah lama menetap di negara paman sam dan berstatus sebagai imigran sejak sebelum peristiwa 911, penyerangan twin tower oleh kelompok Osama bin Laden.

 Menjelang hari-hari kemerdekaan begini, ingatan saya tentang tanah air  yang saya cintai "unconditionally" tentu kembali muncul.  Kenapa saya bilang "unconditionally"? 

Ya karena saya orang jawa, terlahir di jawa yang kebetulan ada di dalam Indonesia. Seperti halnya orang-orang Indonesia dan juga warga negara lain, cintanya terhadap negaranya adalah "unconditional". Baik ataupun buruk, senang ataupun tidak saya pasti cinta Indonesia, seperti halnya mayoritas pembaca artikel ini.

Lalu bagaimana dengan cinta saya terhadap negara adopsi saya, Amerika? Iya, siapapun imigran generasi pertama biasanya cintanya masih sangat "conditional". 

Generasi pertama, biasanya memiliki pandangan obyektif terhadap apa-apa yang positif dan negatif dari negara Amerika ini. Dengan tulisan pendek ini saya berharap bisa membantu pembaca sekalian mengerti fenomena yang terjadi di beberapa negara bagian Amerika Serikat akhir-akhir ini. Saya yakin karena pembaca sekalian memiliki keinginan dan kemampuan melihat dari ke dua sisi secara lebih obyektif.

Peristiwa  yang mendominasi headline akhir-akhir ini adalah peristiwa penembakan massal yang terjadi di dalam toserba Walmart di El Paso, Texas.  Pelaku penembakan Patrick Crusius mengaku terus terang kepada detektif Adrian Garcia bahwa dia memang membenci dan bertarget membunuhi orang-orang kulit berwarna, khususnya keturunan Meksiko.


20 menit sebelum melakukan aksinya, Patrick bahkan membuat posting di sosmednya bahwa dia akan melakukan pembunuhan massal utk melawan "invasi" orang-orang pendatang dari batas selatan. 

Dalam posting di medsosnya, Patrick juga mengatakan "#BuildTheWall is the best way that @POTUS has worked to secure our country so far!", yang kira-kira berarti "Membuat tembok besar pemisah adalah cara terbaik yang dilakukan oleh presiden Amerika Serikat untuk mengamankan negara kita".

Pertanyaan anda sekalian barangkali adalah "apakah masyarakat Amerika Serikat se-rasis itu?" ,  "kenapa  masyarakat sipil dapat dengan mudahnya memiliki senjata api semi-otomatis setara AK-47?", "apakah Patrick yang ayah-ibunya therapist-nurse ini sakit jiwa?" dsb. 

Untuk menjawabnya saya akan sedikit menolong anda dengan memberi sedikit pelajaran sejarah negara Amerika Serikat. Tentu saja sejarah singkat ini akan saya ambil hanya bagian-bagian yang berhubungan dengan fenomena rasialis dan senjata apinya.

Secara singkat, colonisasi amerika dimulai tahun 1607 dimulai di Jamestown. Tahun  1636 Colonies mendirikan universitas pertamanya di bumi Amerika, Harvard. Tahun 1776 Coloni Inggris ini kemudian membebaskan diri dan menyatakan kemerdekaanya.  Jangan lupa juga bahwa abad 17 dan 18, lebih dari 1 juta budak yang didatangkan dari Afrika bebas diperjual belikan saat itu.

Tahun 1800 Washington DC resmi menjadi ibukota negara federal Amerika Serikat. Tahun 1886 masyarakat Amerika Serikat sudah menjadi masyarakat yang sangat kaya dan sangat kuat saat mendapatkan hadiah dari rakyat Perancis berupa patung Liberty. 

Tertulis di sana "La Libert clairant le monde",  Dewi Libertas pemberi cahaya dunia. Tangan kanan membawa api obor penerang, sementara tangan kirinya  membawa tablet bertuliskan "JULY IV MDCCLXXVI" (July 4, 1776), yakni deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat. 

Patung Dewi Liberty itu secara sengaja didirikan di pulau Liberty di Manhattan, New York. merupakan suatu simbol selamat datang untuk  imigran dan orang Amerika yang kembali. Tertulis di situ

"Give me your tired, your poor, Your huddled masses yearning to breathe free, The wretched refuse of your teeming shore. Send these, the homeless, tempest-tossed to me, I lift my lamp beside the golden door!"

Sudah jelas, Amerika Serikat adalah negara imigran yang dengan senang hati menerima para imigran yang datang karena kemiskinan di tanah asal. Sudah jelas Amerika serikat adalah negara yang berisi para imigran yang cerdas dan pekerja keras, bukan negara yang diisi oleh para pengecut. 

Sudah jelas penduduk Amerika terdiri dari orang-orang yang senang menolong orang lain yang teraniaya di negara asalnya, baik itu karena penganut agama minoritas ataupun suku minoritas. 

Amerika Serikat adalah negara nya "Land of the free and the home of the braves". Ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat, kesejahteraan penduduk menjadi prioritas. Itulah Amerika serikat ideal yang tersirat di dalam tulisan di patung dewi lebertas. Berbekal kepercayaan ini, saya pun sudah sangat merasa menjadi bagian dari Amerika Serikat.

Mengenai sejarah amerika yang berhubungan dengan kebebasan memiliki senjata, barangkali pembaca juga perlu faham kenapa itu menjadi simbol kebebasan Amerika Serikat.  

Secara jelas tertuang dalam "Bill of Rights" yang ditambahkan di konstitusi tahun 1791. Amandemen ini menjamin seluruh rakyat untuk mempersenjatai diri sendiri. Secara history ini diperlukan karena milisia yang diatur memang diperlukan untuk menjaga keamanan dan kebebasan negara bagian. 

Pada saat itu, para pendiri negara berpendapat bahwa di negara yang memiliki militer professional, kebebasan hakiki tidak mungkin terwujud. Para penguasa bisa saja memberi perintah untuk memusuhi rakyatnya sendiri.

Dua paragraph di atas adalah sejarah singkat yang barangkali dapat membantu para pembaca utk memahami apa yang sekarang terjadi di Amerika Serikat. Saya pun kadang berfikir, apakah Amerika Serikat sedang bergerak dari negara imigran, menjadi negara biasa lain yang penduduk aslinya merasa lebih memiliki dibanding pendatang?

Selain dilematis sejarah itu, kiranya pembaca perlu ketahui bahwa jumlah pendatang dan pengungsi dari selatan memang bertambah dengan kecepatan luar biasa akhir-akhir ini.  

Amerika Serikat yang sejak awal berdirinya seperti tertulis di prasasti patung dewa lebertas sangat "secured" dan berniat menolong pendatang, akhir-akhir ini memang seolah berkurang perasaan aman mereka. "insecurity feeling" akibat invasi ekonomilah yang barangkali menjadi akar yang mencetuskan tekanan rasial.

Saya yakin Amerika yang sekarang terlihat rasis ini akan segera mampu mengatasi masalah mereka sendiri dengan resource dan fundamental hukum yang mereka miliki. Untuk kita bangsa Indonesia yang sebentar lagi merayakan ulang tahun kemerdekaan, marilah kita jadikan renungan... Seperti apa bangsa kita akan kita bentuk di masa depan?? 

DIRGAHAYU RI ke 74.

17 Agustus 2019 Michigan, USA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun