4. Trust (as measured by a perceived absence of corruption in government and business) - Tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah dan bisnis yang dihitung melalui angka korupsi yang terjadi
Aduh! Ini reaksi pertama saya ketika mengetahui bahwa komponen ini juga diperhitungkan dalam mengetahui tingkat kebahagiaan penduduk. Dengan situasi politik seperti saat ini, saya pikir kita akan sulit mendapatkan nilai tinggi.
5. perceived freedom to make life decisions - Kebebasan untuk menentukan pilihan hidup
Saya pikir, hidup di Indonesia cukup memberikan kebebasan bagi kita untuk menentukan pilihan hidup. Wanita boleh bekerja, atau mengendarai kendaraan. Anak-anak juga bebas bersekolah. Walau iklan lowongan pekerjaan masih memuat batasan umur atau jenis kelamin, namun setiap orang memiliki kebebasan untuk berusaha mendapatkan penghasilan.
6. Generosity (as measured by recent donations, adjusted for differences in income) - Angka donasi yang diberikan berdasarkan pendapatan.
Saya merasa komponen ini sangat menarik. Berbagi membawa kebahagiaan. Saya tidak pernah berpikir tentang hal ini sebelumnya. Saya mengerti bahwa memberi, atau membantu orang yang sedang dalam kesusahan, memberikan rasa bahagia tersendiri. Namun saya tidak tahu bahwa hal ini berlaku universal, bukan hanya budaya kita saja, atau ajaran agama saya saja.
Dan ketika semua angka disatukan, Indonesia hanya menduduki peringkat ke 74. Walau tidak separah angka-angka lain, seperti usia harapan hidup atau rangking PISA tentang kualitas pendidikan Indonesia, saya tetap merasa sedih. Namun, komponen-komponen yang diukur juga bukan hal yang mustahil untuk ditingkatkan kualitasnya. Kita sedang dalam usaha mengatasi masalah korupsi, tingkat kesehatan kita juga meningkat. Saya yakin, dua tahun kedepan, saat data tentang tingkat kebahagiaan dunia kembali diterbitkan, saya yakin, kita akan semakin berbahagia.