Situbondo adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur. Sebagian besar wilayahnya berbatasan langsung dengan pantai utara atau selat madura. Sedangkan di wilayah selatan berbatasan dengan pegunungan (Bondowoso).
Di sebelah barat kabupaten Situbondo berbatasan dengan kabupaten Probolinggo dan di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Banyuwangi. Kabupaten Situbondo dilalui oleh jalan pantura, dimulai dari ujung barat sampai ujung timur.
Kabupaten Situbondo sendiri memiliki 17 kecamatan yaitu Arjasa, Asembagus, Banyuglugur, Banyuputih, Besuki, Bungatan, Jangkar, Jatibanteng, Kapongan, Kendit, Mangaran, Mlandingan, Panarukan, Panji, Situbondo, Suboh, dan Sumber Malang.
Mata pencaharian penduduk kabupaten Situbondo dapat ditinjau dari masing – masing wilayah atau daerahnya. Hampir di semua kecamatan, penduduknya bekerja sebagai petani dan nelayan.
Tetapi di Situbondo sendiri lebih dominan di sektor perikanan karena posisi situbondo di lewati oleh garis pantai yang panjangnya hingga 150 km bahkan lebih .
Dari sepanjang jalan yang mengitari garis pantai, masyarakat Situbondo mengembangkan sektor pariwisata yang bisa mendobrak ekonomi di Situbondo dengan memanfaatkan lahan sekitar pantai menjadi hotel, rumah makan, rest area, dan lain - lain.
Contoh yang dapat diambil dari sektor pariwisata yaitu pemerintah berkolaborasi dengan penduduk untuk menciptakan kampung kerapu yang tidak hanya berfokus pada pengelolaan keramba kerapu, namu juga memberikan edukasi dan wisata.
Selain di bidang pariwisata dan perikanan, mayoritas penduduk yang bekerja di wilayah perkotaan dan di sepanjang jalan pantura juga mengembangkan potensinya di sektor perdagangan.
Selanjutnya, Situbondo juga bergerak di bidang industri. Dimana Situbondo banyak memanfaatkan sumber daya alam untuk dibuat kerajinan dan meubelair, namun hanya di kecamatan – kecamatan tertentu lah yang penduduknya bekerja di sektor ini.
Salah satunya di kecamatan Asembagus dan Kapongan yang memanfaatkan kayu sebagai bahan pokok meubel serta pabrik terbesar Salem yang memperkerjakan banyak buruh.
Dikutip dari keterangan Bupati Situbondo, Bapak H. Dandang Wigiarto, S.H ketika meresmikan koramil 0823/17 di Banyuglugur, menjelaskan :
“Kondisi minus perekonomian dampak dari pandemi ini dapat dijangkau hingga ke daerah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Di Kabupaten Situbondo, minusnya perekonomian dari dampak pandemi mencapai 2 persen, tetapi ini masih lebih baik dibandingkan provinsi Jawa Timur yang mencapai minus 5 persen lebih. Mengapa minus perekonomian Situbondo lebih kecil ? karena sektor real agrarisnya menopang atau menahan ekonomi dampak dari pandemi ini.” (duta.co)
Saat pandemi ini semua perekonomian di Situbondo di ambil alih atau bisa dikatakan ditopang oleh sektor pertanian. Seharusnya yang menopang perekonomian ini mulanya yaitu sektor perikanan, pariwisata, dan kelautan. Karena pada dasarnya Situbondo memanfaatkan kekayaan sumber daya alam lautnya.
Dampak yang paling dirasakan oleh masyarakat Situbondo adalah masyarakat yang bergelut di sektor industri kecil yaitu pengrajin kerang, meubel, serta pembibitan ikan kerapu.
Para pengrajin kerang serta meubel yang menggunakan sistem order atau pesanan dari Bali, mengalami penurunan produksi. Sehingga kegiatan perekonomian terhambat.
Akhirnya para pengrajin kerang menjual hasil kerajinannya ke outlet – outlet Pasir Putih, akan tetapi wisatawan yang berkunjung ke Pasir Putih mengalami penurunan akibat pandemi.
Hal ini juga terjadi di sektor perikanan, dimana usaha budidaya bibit ikan kerapu yang di ekspor ke luar negeri mengalami penurunan karena pengiriman ke luar Indonesia dibatasi oleh negara yang bersangkutan.
Berikut wilayah – wilayah yang terkena imbasnya adalah kecamatan Panarukan (industri kerajinan kerang), Asembagus (meubel), Bungatan (budidaya bibit ikan kerapu), dan Banyuputih (meubel dan budidaya bibit ikan kerapu).
Di masa pandemi, perusahaan swasta hingga pabrik – pabrik yang berada di Situbondo mengalami kerugian sehingga melakukan pengurangan tenaga kerja atau PHK besar – besaran guna mengontrol kegiatan produksi yang berlebihan dari keuntungan yang terus berkurang dimana hal ini akan memberikan dampak yang tidak baik bagi kegiatan produksi di pabrik itu. Dari adanya PHK yang besar – besaran ini akan menimbulkan angka pengangguran yang tinggi di Situbondo.
Untuk mengurangi dampak dari timbulnya angka pengangguran yang tinggi, yang terjadi di Situbondo antara lain
- Peralihan bidang usaha dari tenaga kerja perusahaan ke buruh tani atau bangunan.
- Pemerintah desa menggunakan dana desa mengadakan pembangunan pedesaan yang menyerap tenaga kerja (padat karya). Contohnya membuat saluran air.
- Wiraswastawan budidaya bibit ikan kerapu beralih ke profesi sebagai nelayan dan pedagang ikan.
- Sebagian buruh yang ter-PHK mengadu nasib ke Surabaya dan Bali untuk menjadi buruh serabutan di sana.
Semoga pandemi ini cepat berlalu sehingga semua sektor kehidupan dapat berjalan kembali normal. Dengan kondisi yang normal ini akan membuka kembali segala jenis usaha, utamanya usaha – usaha yang terdampak langsung Covid – 19 tersebut. Dan secara otomatis akan berdampak untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Situbondo.
