Mohon tunggu...
Yuliani
Yuliani Mohon Tunggu... Mahasiswi

Terima kasih sudah membaca dan mengunjungi blog ini dalam berproses.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebudayaan Baduy: Mencintai dan Menghargai Alam

19 Oktober 2025   08:00 Diperbarui: 12 Oktober 2025   13:54 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kebudayaan Baduy: Mencintai dan Menghargai Alam


Mengistimewakan bumi dan memperkuat ketahanan pangan melaluui tradisi Seba dan Leuit

Kearifan lokal masyarakat Baduy melihat secara jelas melalui sistem sosial, pertanian, dan ketahanan mereka.

  • Ritual Seba menjadi penghormatan kepada pemerintah

Masyarakat Baduuy melaksanakan ritual Seba setiap tahunnya. Mereka melaksanakan ini bertemu denga para pemimpin tertinggi di pemerintahan mulai dari Bupati Lebak, Pandeglang, Serang sampai Gubernur Banten. Dalam pelaksanaan Seba ini mereka membawa hasil bumi Baduy.

Ritual Seba tidak hanya sekadar memberi melainkan simbol mematuhi dan melaporkan secara tahunan bahwa mereka sudah menjaga alam dan melaksanakan perintah nenek moyang. Ritual ini menjadi salah satu penguhung dengan masyarakat adat dan negara, menunjukkan bahwa kearifan lokal bisa hidup bersamaan dengan sistem pemerintah yang modern.

  • Leuit dan Seren Taun menjadi lumbung pangan abadi bagi masyarakat Baduy

Masyarakat Baduy telah menghasilkan panen bumi yang besar. Dengan hasil tersebut mereka melaksanakan upacara adat yang disebut dengan Seren Taun sebelum hasil itu dikonsumsi oleh masyarakat Baduy itu sendiri. Tradisi ini menjadi simbol rasa Syukur mereka dan memuja pada nenek moyang mereka terutama Dewi Padi dan Kesuburan mengenai hasil panen yang besar.

Melestarikan alam dalam setiap langkah

Masyarakat Baduy perlu diberikan apresiasi mengenai bersikap pada alam. Mereka mempunyai aturan yang ketat dalam menjaga garis manejemen pembangunan yang ada di lingkungan hutan dalam mengurangi bencana alam. Hal ini menunjukan adanya kesadaran ekologi yang besar terhadap lingkungan. Bahkan masyarakat Baduy dalam kesehariannya tetap menjunjung nilai humanitas dan keselarasan dengan alam seperti tidak menggunakan alas kaki selama beraktivitas. Menjadi pilihan hidup mereka yang terlihat sederhana. Namun, hal itu menyimpan berbagai makna yang mendalam seperti hidup apa adanya bersama dengan alam dan tidak perlu merusak bumi yang mereka pijak.

Dengan adanya masyarakat Baduy, khususnya Baduy Dalam yang masih teguh pada tradisi menjadi pengingat kita semua untuk tetap mempertahankan lingkungan sekitar. Kita dalam lingkaran modernisasi yang terus menghilangkan segalanya. Mereka menjadi bukti bahwa dari kesederhanaan merupakan kemewahan dan kearifan lokal sebagai pondasi identitas.

Kita menjadi penerus bangsa, sudah menjadi kewajiban kita untuk menghormati dan memperkenalkan kearifan lokal yang sangat luas biasa. Untuk kita jangan sampai warisan yang ada sebelum Indonesia Merdeka dengan mudahnya hilang dan punah. Dengan itu, kita tidak lupa untuk menghargai Sejarah dan alam sendiri yang mempunyai kebermanfaatan bagi kita semuanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun