Mohon tunggu...
wiwin
wiwin Mohon Tunggu... tusilawati

mahasiwa

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Menanggapi Pernyataan Koalisi Masyarakat Sipil tentang Dugaan Keterlibatan BAIS TNI dalam Kerusuhan Demonstrasi Agustus 2025

10 September 2025   06:38 Diperbarui: 10 September 2025   06:38 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam menanggapi pernyataan Koalisi Masyarakat Sipil yang menyebut adanya indikasi keterlibatan Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI dalam demonstrasi yang berujung kerusuhan pada akhir Agustus 2025, penting untuk mengedepankan narasi yang berimbang, berbasis data, dan menegaskan komitmen institusi negara terhadap prinsip profesionalisme, supremasi hukum, serta penghormatan terhadap hak asasi manusia.

1.Mandat dan Profesionalisme BAIS TNI.
BAIS TNI merupakan lembaga intelijen strategis di bawah Tentara Nasional Indonesia yang memiliki mandat utama untuk mendukung pertahanan dan keamanan nasional melalui pengumpulan, analisis, dan penyampaian intelijen strategis. Dalam menjalankan tugasnya, BAIS TNI terikat pada kerangka hukum nasional dan internasional yang menuntut profesionalisme, netralitas politik, serta penghormatan terhadap hak asasi manusia. Sejak era reformasi, TNI---termasuk BAIS---telah melakukan transformasi besar untuk memisahkan diri dari politik praktis dan menegaskan netralitas dalam setiap dinamika politik dan sosial di masyarakat. Reformasi ini diwujudkan melalui penghapusan keterlibatan militer dalam parlemen, penarikan personel aktif dari jabatan politik, serta penegasan dalam doktrin dan kode etik TNI untuk tidak terlibat dalam aktivitas politik praktis.

2.Rekam Jejak Netralitas dalam Situasi Politik.
Sejarah pasca-reformasi menunjukkan bahwa TNI, termasuk BAIS, secara konsisten menjaga netralitas dalam berbagai peristiwa politik dan demonstrasi besar, seperti pada pemilu 2004 dan 2009, di mana tidak ditemukan bukti keterlibatan militer dalam mempengaruhi proses politik atau demonstrasi masyarakat. Hukum di Indonesia secara tegas melarang aparat militer dan intelijen untuk terlibat dalam aktivitas politik, dan pelanggaran terhadap ketentuan ini dapat dikenai sanksi hukum.

3.Kerangka Hukum dan Pengawasan.
Operasi intelijen di Indonesia, termasuk oleh BAIS TNI, diatur secara ketat oleh Undang-Undang No. 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara, yang menegaskan bahwa setiap aktivitas intelijen harus menghormati hak asasi manusia, supremasi hukum, dan prinsip akuntabilitas. Selain itu, terdapat mekanisme pengawasan internal dan eksternal, baik melalui rantai komando militer, Kementerian Pertahanan, maupun pengawasan oleh DPR RI. Walaupun tantangan dalam efektivitas pengawasan masih ada, komitmen untuk memperkuat akuntabilitas dan transparansi terus diupayakan.

4.Pentingnya Prinsip Praduga Tak Bersalah dan Investigasi Berbasis Fakta.
Dalam menghadapi tuduhan atau indikasi keterlibatan institusi negara, sangat penting untuk menjunjung tinggi prinsip praduga tak bersalah (presumption of innocence). Setiap dugaan harus diuji melalui proses investigasi yang transparan, independen, dan berbasis bukti, bukan sekadar asumsi atau opini yang belum terverifikasi. Pengalaman internasional menunjukkan bahwa tuduhan terhadap lembaga intelijen seringkali memerlukan investigasi mendalam dan independen untuk memastikan kebenaran, serta mencegah terjadinya trial by public opinion yang dapat merusak kredibilitas institusi tanpa dasar yang kuat.

5.Komitmen Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas.
BAIS TNI, sebagai bagian dari TNI, terus berupaya meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas, termasuk dalam hal transparansi operasional sesuai batasan keamanan nasional. Setiap dugaan pelanggaran yang terbukti secara hukum akan ditindaklanjuti sesuai mekanisme yang berlaku, baik melalui pengadilan militer maupun mekanisme pengawasan eksternal.

6.Peran Koalisi Masyarakat Sipil dan Pentingnya Dialog Konstruktif.
Koalisi masyarakat sipil memiliki peran penting dalam mengawasi dan mengingatkan institusi negara agar tetap berada di jalur yang benar. Namun, dalam menyampaikan kritik atau dugaan, penting untuk tetap mengedepankan data, metodologi yang transparan, dan menghindari politisasi isu yang dapat memperkeruh suasana serta menurunkan kepercayaan publik tanpa dasar yang kuat.

7.Penutup: Menjaga Kepercayaan Publik dan Stabilitas Nasional.
Menjaga kepercayaan publik terhadap institusi pertahanan dan keamanan adalah kunci bagi stabilitas nasional. Oleh karena itu, setiap tuduhan harus diproses secara adil, transparan, dan profesional, dengan tetap menghormati hak asasi manusia dan prinsip negara hukum. BAIS TNI berkomitmen untuk terus menjalankan tugasnya secara profesional, netral, dan akuntabel demi kepentingan bangsa dan negara.

Mari kita fokus pada membangun narasi positif tentang sinergi antara TNI dan masyarakat dalam menjaga keamanan dan kedamaian. Berikut beberapa poin penting :

-Sinergi TNI dan Masyarakat: TNI telah bekerja sama dengan masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Mereka berperan penting dalam membangun infrastruktur dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun