Aksi Restorasi Sungai Cidurian Dorong Ketahanan Air dan Lingkungan

Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Bandung bersama Agranagara Indonesia pada Sabtu, 15 Juni 2024, menggelar Aksi Restorasi Sungai Cidurian di RW 07, Kelurahan Babakan Surabaya, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Kegiatan ini mengusung tema "Melestarikan Alam, Menyatu dengan Harmoni di Sungai Cicadas" dan merupakan bagian dari Aksi Restorasi Sungai Cidurian Vol. 1. Program ini terselenggara berkat dukungan Small Grant Programme yang memanfaatkan dana masyarakat untuk pelestarian lingkungan, dengan pendanaan dari kerja sama Indonesia -- Norwegia tahap 2 dan 3 melalui Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup, serta BPLDH.

Komandan Lanal Bandung Kolonel Laut (P) Muhammad Taufik, M.Tr.Hanla., M.M., melalui Palaksa Letkol Marinir Drs. Dadan Solahuddin Al Ayubi, menyampaikan komitmen kuat TNI AL terhadap pelestarian lingkungan hidup melalui program Kali Bersih. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa Sungai Cicadas adalah bagian penting dari sistem ekologis Kota Bandung yang harus dijaga bersama. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut aktif dalam menjaga sungai demi generasi yang akan datang dan demi kemajuan Indonesia.

Letkol Dadan menambahkan bahwa sungai memiliki fungsi strategis, bukan hanya sebagai sumber air untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, dan perikanan, tetapi juga sebagai habitat flora dan fauna. Sungai yang sehat menjadi penopang kehidupan yang berkelanjutan. Karena itu, menjaga kebersihan dan kelestariannya adalah bagian dari tanggung jawab kolektif semua pihak---baik pemerintah, masyarakat, maupun lembaga non-pemerintah---dalam memperkuat ketahanan air nasional dan keseimbangan lingkungan.

Aksi ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara TNI dan elemen sipil. Agranagara Indonesia, sebagai mitra kegiatan, dikenal aktif dalam berbagai program konservasi sumber daya air dan lingkungan. Mereka menjalin sinergi dengan berbagai pihak untuk mendorong praktik pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Kehadiran mereka dalam kegiatan ini memperkuat pesan bahwa pemulihan sungai tidak hanya menjadi tugas teknis, tetapi juga bagian dari pembangunan nasional yang berbasis ekologi.

Rangkaian kegiatan dimulai dengan pembukaan acara, dilanjutkan dengan pembagian perlengkapan kebersihan seperti sarung tangan dan kantong sampah. Peserta mendapat pengarahan terkait protokol keselamatan, pembagian kelompok, serta penentuan area kerja. Penekanan juga diberikan pada pentingnya pemilahan sampah secara benar---organik, non-organik, hingga limbah B3---sebagai bagian dari edukasi lingkungan. Melalui kegiatan ini, diharapkan tercipta kesadaran kolektif masyarakat dalam menjaga sungai sebagai warisan alam yang bernilai tinggi bagi kehidupan.