Mohon tunggu...
Yulida Hasanah
Yulida Hasanah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer and Mompreuner Peduli Generasi dan Keluarga

Hidup ini tempat menyemai pahala, dan menulis adalah salah satu media yang bisa mendatangkan pahala. Hanya orang beriman yang yakin akan hari ditimbangnya pahala dan dosa manusia selama hidup di dunia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Disekulerisasi, Tak Hanya Mengancam Generasi!

21 Juli 2019   07:11 Diperbarui: 21 Juli 2019   07:18 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh : Yulida Hasanah*

Wacana anti Islam kembali menghangat. Kali ini, wacana tersebut menghampiri dunia pendidikan di negeri ini. Adanya pernyataan yang disampaikan oleh Chairman Jababeka Group, S.D Darmono usia acara bedah bukunya yang ke-6 berjudul 'Bringing Civilizations Together' di Jakarta, Kamis kemarin (4/7/2019).

S.D Darmono menyampaikan bahwa pendidikan agama tidak perlu di ajarkan di sekolah dan cukup diajarkan orangtua masing-masing atau lewat guru agama di luar sekolah, alasannya karena agama sering dijadikan alat politik. Dan sebagai pengganti dari pelajaran agama menurutnya adalah dengan mapel budi pekerti. Jadi menurutnya, karena pendidikan agama telah menjadikan sekolah menciptakan perpecahan di kalangan siswanya.(JPNN)

Sebelumnya, masalah penghapusan pendidikan agama juga pernah diwacanakan oleh Sekretaris Jendral Indonesia Conference on Religion and Peace (ICRP) Siti Musdah Mulia dan kembali diwacanakan oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani beberapa bulan lalu. Yang pada intinya, jika ingin Indonesia maju dan berkembang, pendidikan agama Islam harus dihapus. 

Dari berbagai wacana yang sempat viral tersebut, telah memberikan warna bagi opini yang berkembang di Indonesia akhir-akhir ini. Agama yang mengarah pada Islam telah menjadi sorotan sebagian kalangan sebagai ancaman bagi Indonesia. 

Jika memang benar demikian, apakah karena Islam di Indonesia semakin sukses memikat hati umatnya untuk menjadikan agama sebagai 'ruh' baru bagi kemajuan negeri mayoritas muslim ini?

Ataukah karena adanya pendidikan agama, Indonesia saat ini telah menjadi negara yang terkenal akan utang luar negerinya yang semakin membengkak, juga menjadi negeri lahirnya koruptor-koruptor politik yang hebat, dan karena agamakah negeri ini mendedikasikan tanah airnya untuk para investor asing dan aseng? 

Jika agama dirasa sebagai sumber dari permasalahan yang kerap terjadi di neger ini. Maka, pendapat ini hanya muncul dari para pengusung sekulerisme yang menginginkan agama dipisahkan dari kehidupan, baik dalam dunia politik maupun dalam dunia pendidikan. Jadi, wacana menghapuskan pendidikan agama di sekolah hanyalah wujud dari sekulerisasi nyata yang semakin menjauhkan generasi kita dari kemuliaan. 

Bahkan tak hanya akan mengancam kerusakan generasi, dihapusnya pendidikan agama di sekolah akan melahirkan permasalahan baru berupa dicabutnya keberkahan ilmu yang selama ini didapatkan oleh generasi negeri ini. Dari sinilah awal dari kehancuran sebuah negeri yang dimulai dari rusaknya generasi.

Agama, Pondasi Sekaligus Solusi!

Memang benar, agama adalah pondasi dari kehidupan manusia. Kehidupan manusia bisa tegak berdiri dengan kokoh jika agama menjadi pondasi hidupnya (Aqidah ruhiyah). Sebab, pondasi agama berupa aqidah adalah perkara asasi yang harus dibangun dalam diri generasi muslim. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun