Hal ini tergambar dari beberapa sikap Rasulullah Saw ketika  Abu Musa al-Asy'ari r.a. bersama dua orang dari Bani 'Ammi menemui beliau. Lalu, salah seorang di antaranya meminta Nabi saw agar memberikan jabatan kepada mereka, maka  Nabi saw pun bersabda, hadits no. 4821).
Senada dengan hadits di atas, Rasulullah saw berpesan pada Abdurahman bin Samurah r.a,Â
."Wahai Abdurrahman bin Samurah, Janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika engkau diberi (jabatan) karena meminta, kamu akan ditelantarkan, dan jika kamu diberi dengan tidak meminta, kamu akan ditolong, dan jika kamu melakukan sumpah, kemudian kamu melihat suatu yang lebih baik, bayarlah kaffarat sumpahmu dan lakukanlah yang lebih baik." (Hadits Riwayat Al-Bukhari, Shahih al-Bukhriy, juz VIII, hal. Â 159, hadits no. 6622 dan Muslim, Shahh Muslim, juz. V, hal. 86, hadits no. 4370, dari Abdurrahman bin Samurah r.a.).
Terkait dengan itu, dalam kitab Al-Imrah, Imam Muslim meriwayatkan tentang Abu Dzar r.a. yang bertanya kepada Nabi Muhammad saw,
"Wahai Rasulullah, tidakkah engkau memberiku jabatan? Kemudian Rasulullah menepuk pundak Abu Dzar, lalu beliau bersabda, ''Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau itu lemah, sedangkan jabatan itu amanah, dan jabatan itu akan menjadi kehinaan serta penyesalan pada hari kiamat, kecuali bagi orang yang memerolehnya dengan benar dan melaksanakan kewajiban yang diembankan kepadanya.'' (Hadits Riwayat Muslim dari Abu Dzar r.a., Shahh Muslim, juz VI, hal. 6, hadits no. 4823)Â
Demikianlah Islam memuliakan manusia agar menjauhi sifat serakah dalam hal jabatan/kekuasaan. Sebab, Jabatan atau kekuasaan merupakan