(Sumber :Tagar.id)
Perkembangan Jurnalisme
Saat ini jurnalisme terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Audiens tidak lagi hanya menjadi penonton namun netizen juga aktif memberikan kritik dan saran. Audiens saat ini tidak hanya mengkonsumsi berita namun juga dapat menjadi pembuat berita.
Hal tersebut disebut dengan model horizontal transaksional. Audiens menyebarkan berita yang mereka buat melalui media sosial. Dimana pergerakan serta penyebaran berita di media sosial cenderung luas dan dalam jangka waktu yang pendek.
Audiens mendapatkan berita dari sumber manapun, bisa dari berita yang sudah ada sebelumnya, bisa juga dari jaringan maupun lingkungan mereka yang ada di sosial media, atau website yang mereka ketahui.
Jurnalisme masa depan sudah tidak bersifat linear lagi. Namun audiens disini sudah merangkap sebagai konsumen sekaligus produsen dari sebuah berita. Pelaporan berita yang digunakan model Curative Journalism dan Hyperlocalitation Journalism.
Bentuk Jurnalisme Masa Depan
Curative Journalism ini dilakukan dengan cara mengumpulkan berita menjadi satu. Beberapa berita dari berbagai sumber kemudian diolah dan dijadikan satu di suatu platform. Salah satu contohnya adalah kompasiana.com. Dimana setiap orang dapat membuat berita atau informasinya.
Hyperlocalitation Journalism ini lebih sempit penyebarannya. Biasanya diperuntukkan hanya untuk suatu komunitas aja. Jadi berita tersebut dikonsumsi untuk anggota dari komunitas tersebut. Salah satu contohnya adalah pekanbaru.tribunnews.com. Dimana platformnya seputaran berita tentang kota Pekanbaru dan sekitarnya saja.
Dampak dari Jurnalisme Masa Depan
Journalisme dengan gaya seperti itu dapat membawa dampak baik maupun buruk bagi masyarakat. Dampak baik yang ditimbulkan adalah karena audiens dapat memberikan kritik dan saran, membuat masyarakat lebih berpikir terbuka dan kritis. Memandang masalah dari berbagai sudut pandang yang ada.