Oke deh, mari kita bedah bareng-bareng soal diksi, imaji, rima, irama, dan gaya bahasa dalam puisi.
1. Diksi
Gampangnya begini, diksi itu soal pilihan kata yang dipikirin matang-matang sama penyair. Mereka tidak asal comot kata. Setiap kata dipilih supaya pas sama apa yang mau diomongin, sama feel yang pengen ditimbulin di pembaca. Diksi ini seperti first impression, bisa bikin puisi jadi kuat, lembut, sedih, atau malah kocak.
Contoh:
Coba bandingin dua baris ini:
 "Langit gelap dan menakutkan menyelimuti kota."
 "Langit kelabu dan sunyi memeluk kota."
Terasa bedanya kan? Kata "gelap" dan "menakutkan" membuat kita merasa seram, seperti mau ada badai. Sementara "kelabu" dan "sunyi" lebih ke arah melankolis, tenang tapi agak kosong. Nah, itu dia kekuatan diksi!
2. Imaji:Â
Imaji ini keren, bayangin seperti penyair sedang melukis pakai kata-kata. Mereka milih kata-kata yang bisa buat kita merasa apa yang mereka rasakan. Bisa lewat penglihatan (imaji visual), pendengaran (imaji auditif), perabaan (imaji taktil), penciuman (imaji olfaktori), atau pengecapan (imaji gustatori). Jadi, pas baca puisi, kita seolah ikut ada di sana, melihat, mendengar, menyentuh, menyium, bahkan merasakan rasanya.