Mohon tunggu...
Yuliatin R
Yuliatin R Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asal-usul Desa Jambuwer dan Mitos Wisata Jowaran

27 April 2024   21:33 Diperbarui: 7 Mei 2024   09:02 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Malang adalah kota yang dikenal kota dingin. Malang juga sering dikenal dengan wisata yang sangat banyak. Selain itu Malang juga merupakan kota yang sangat indah dan banyak mitos mitos yang terjadi. Sehingga banyak peminat luar kota untuk berlibur ke kota Malang. Seperti yang ada di desa Jambuwer kecamatan Kromengan kabupaten malang , disana sangat banyak sejarah yang terjadi. Desa Jambuwer, apa itu desa Jambuwer?.

Setelah saya mendapatkan penjelasan dari para sesepuh di desa ini yaitu yang bernama Bapak Tumiran. Saya akhirnya memahami tentang asal usul desa Jambuwer tersebut.

Desa jambuwer adalah desa yang sejarahnya berasal dari nama jambu air.

Dulu di sana hiduplah seorang tokoh masyarakat yang bernama Dulkarim, tokoh masyarakat tersebut biasa dipanggil Mbah Dulkarim yang terkenal mempunyai kesaktian dan sangat nakal pada masa hidupnya. Jadi, Mbah Dulkarim tersebut dikatakan nakal karena beliau suka merampok. 

Mbah Dulkarim tersebut melakukan hal nakal itu karena mempunyai niat yang baik. Keunikannya mbah Dulkarim tidak mau merampok di desanya sendiri  mbah Dulkarim selalu berbuat hal itu di luar kota. Contohnya seperti pabrik milik orang  cina. Kemudian hasil rampok yang dia dapatkan oleh mbah Dulkarim di berikan kepada tetangga yang miskin yang tidak bisa makan. Karena prinsip beliau " aku yang akan menanggung dosanya ,yang penting penduduk desaku bisa makan semua.

Waktu Pun berlalu ketika beliau sudah wafat terdapat pohon jambu air yang tumbuh di dekat kuburan Mbah Dulkarim. Sehingga desa ini dinamakan desa Jambuer.

Di desa Jambuwer ini terdapat wisata yang namanya jowaran. Desa ini diberi nama jowaran karena terdapat pohon jowaran. Di wisata jowaran tersebut terdapat mitos yaitu ada penunggu yang mengganggu penjaga wisata jowaran. Pengganggu tersebut lucu sehingga penduduk desa Jambuwer ini menjuluki badutan. Selain itu di wisata Jambuwer juga terdapat bunyi bunyi yang seperti jaranan. Penjaga wisata Jamboer itu mendengar bunyi jaranan itu 3 kali disaat jam 12 malam ke atas. Namun penjaga wisata tersebut tidak melihat apapun di tempat wisata Jambuwer, hanya mendengar bunyi bunyi saja.

Disaat malam-malam tertentu di wisata Jambuwer di belakang cafe kopi merah terdapat ular besar yang kadang menampakkan dirinya pada warga sekitar. Tetapi ular besar itu tidak menggangu para penduduk desa Jambuwer.

Adiknya pak carik yang bernama Yuli sering diganggu penunggu Jambuwer. Tapi Yuli tidak pernah melihat wujud pengganggu itu. Penunggu Jambuwer itu hanya menggunakan suaranya untuk manakut nakuti.

Desa Jambuwer ini setiap tahun mengadakan selamatan bumi. Selametan bumi ini dengan cara membersikan kampung kampung dan kali . Setiap tahun acara selametan itu harus dilaksanakan. Karena jika tidak dilaksanakan maka para pamung di desa Jambuwer ini bakal di datangi macan. Akan tetapi macan itu tidak menggangu penduduk desa. Macan tersebut muncul hanya untuk meng ingatkan supaya para penduduk desa Jambuwer tetap melaksanakan adat istiadatnya. Dan ketika acara selametan itu dilaksanakan banyak penduduk luar kota yang hadir. Seperti penduduk kota Surabaya, Kediri, Pati, dan Tulungagung.

Tetapi mayoritas penduduk Surabaya dan Kediri yang banyak mendatangi acara tersebut. Karena sebelum Mbah Dulkarim wafat mereka memang sudah biasa bertamu untuk meminta sarat kepada Mbah Dulkarim supaya mereka bisa lancar rezekinya. Mereka sangat mempercayai hal itu sehingga sampai pada anak putunya tetap dilanjutkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun