Anemia masih menjadi masalah serius pada remaja putri (rematri). Data tahun 2019 menunjukkan, prevalensi anemia pada remaja usia 12–19 tahun di DIY mencapai 36%. Pemerintah sebenarnya sudah menjalankan program suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD), namun kepatuhan konsumsi masih jauh dari target. Capaian minum TTD rematri (≥ 52 tablet per orang per tahun) hanya 1,4%.
Hasil penelitian oleh tim dosen sebelumnya, menunjukkan bahwa peran Ibu sebagai pendamping minum TTD cukup efektif. Hasil Focus Group Discussion (FGD) dengan remaja turut menguatkan temuan ini. Rematri merasa lebih nyaman dan termotivasi jika ada dukungan langsung dari orang tua.
Berangkat dari fakta tersebut, tim dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Yuliasti Eka Purnamaningrum, SST., MPH bersama Dr. Yuni Kusmiyati, SST., MPH melibatkan tim asisten dan mahasiswa menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Kalurahan Sukoharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman, pada Sabtu, 9 Agustus 2025. Kegiatan ini melibatkan kader kesehatan, ibu, serta remaja putri, dengan tujuan memperkuat kepatuhan konsumsi TTD melalui pendampingan keluarga.
Dalam kegiatan ini, tim pengabdi menghadirkan narasumber lintas keilmuan. Ahli gizi dari Puskesmas Ngaglik II, Atri Hastutiningsih, S.Tr.Gz, menyampaikan materi terkait anemia pada remaja, sementara Ns. Sutejo, M.Kep., Sp.Kep.J, dosen Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, menyampaikan materi terkait pendekatan psikologis untuk mendukung peran orang tua. Suasana semakin hidup dengan adanya diskusi interaktif, di mana kader kesehatan dan Ibu rematri diberikan kesempatan untuk bertanya langsung tentang tanda anemia dan bahaya anemia hingga strategi mendampingi rematri agar patuh minum TTD.
Selain edukasi, tersedia pula layanan kesehatan gratis. Rematri berkesempatan melakukan pemeriksaan hemoglobin, tekanan darah, berat badan, tinggi badan, dan Lingkar Lengan Atas (LiLA), sekaligus mendapat konsultasi kesehatan. Tak kalah dengan rematri, kader kesehatan dan Ibu turut mendapat fasilitas yang tak kalah menarik seperti Buku Saku MERONAA (Menjadi Role Model Nasional Anti Anemia), goodie bag, dan doorprize menarik.
Melalui kegiatan ini, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta menegaskan komitmennya mendukung program pemerintah dalam pencegahan anemia remaja. Harapannya, kader kesehatan dan orang tua dapat menjadi mitra aktif yang berkelanjutan sehingga kepatuhan konsumsi TTD meningkat. Kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, tenaga kesehatan, dan masyarakat membuktikan bahwa upaya bersama mampu membawa dampak nyata bagi kesehatan remaja.