Mohon tunggu...
Feby Dwi Sutianto
Feby Dwi Sutianto Mohon Tunggu... -

a learner

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Bayar Makan sampai Memberi Angpao di Tiongkok, Semuanya Non Tunai!

7 Juli 2017   10:56 Diperbarui: 8 Juli 2017   15:46 4221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: 'ATM' untuk deposit hingga isi ulang pulsa listrik asrama

"Kadang saya malah kemana-mana nggak bawa uang cash. Karena dompet saya ada di dalam aplikasi HP," sebutnya

Bila lupa membawa dompet namun proses transaksi mengharuskan pembayaran tunai maka pria yang fasih berbahasa Mandarin ini cukup meminta tolong orang di sekitar lokasi. Orang di sekitar pembayaran bisa memberikan uang tunai, selanjutnya ia mentransfer kepada orang yang memberinya uang tunai memakai layanan e-wallet, Alipay atau WeChat.

"Kadang kalau mau beli tiket bus (BRT), misal harus cash. Saya bisa minta tolong orang di sekitar loket untuk bayar cash. Terus nanti saya bayar ke orang itu pakai transfer via non cash kayak Alipay. Jadi simpel sekali," tuturnya.

46 Miliar Angpao 'Online' Disebar Selama Imlek di China
Perkembangan teknologi pembayaran non tunai juga mempengaruhi tradisi pemberian Hongbao (orang Indonesia bisa menyebut angpao) saat perayaan Tahun Baru Imlek 2017 di China.

Huo Shasha, seorang mahasiswi China, mengaku dalam tradisi China, pemberian angpao diberikan oleh Ayah dan Ibu kepada anaknya atau Paman atau Bibi kepada keponakan ketika mereka melakukan silaturahmi.

Tradisi pemberian angpao juga bisa diberikan oleh anak yang telah bekerja dan berkeluarga kepada orang tua ketika bertemu saat perayaan Imlek. Pemberian angpao, dalam budaya China, biasa diberikan dalam bentuk uang tunai yang terbungkus dalam angplop berwarna merah. Kini, tradisi pemberian angpao bergeser berkat adanya layanan non cash payment.


Di kalangan anak muda China, pemberian angpao kini dilakukan antar teman di sekolah hingga tempat kerja. Pengiriman angpao kini bisa memakai menu layanan pada aplikasi pembayaran non tunai seperti Red Packets di WeChat.

Foto: Aplikasi Layanan Red Packet di WeChat
Foto: Aplikasi Layanan Red Packet di WeChat
Lanjut Shasha, ia bisa mengirim angpao online dengan variasi angka, yang susah dilakukan bila menggunakan uang tunai. Bila memakai Red Packets, ia bisa mengirim dengan variasi nominal minimal 0.01 RMB sampai maksimal 200 RMB (1 RMB = Rp 2.000).

"Saya sudah dianggap dewasa jadi sekarang sudah nggak dapet dari orang tua dan saudara. Tapi saya dapat Hongbao dari teman-teman. Semua ngirim pakai online bisa QQ atau WeChat," tuturnya.

Sebagai gambaran, WeChat mencatat selama minggu pertama perayaan Imlek 2017 (27 Januari-1 Februari) ada 46 miliar pengiriman angpao online memakai aplikasi Red Packets. Angka ini naik 43,3% dari tahun sebelumnya.

Layanan Red Packet yang mulai diluncurkan sejak 2014 ini, telah mengubah tradisi pengiriman angpao di kalangan anak muda China.

Belajar fenomena non cash payment di China, lantas bagaimana menurut Anda perkembangan pembayaran non tunai di Indonesia?


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun