Mohon tunggu...
Yulianita Abu Bakar
Yulianita Abu Bakar Mohon Tunggu... Guru - Guru

There are things more important than happiness (Imam Syamil's son)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjalanan Sebuah Botol Plastik

28 Februari 2024   22:38 Diperbarui: 28 Februari 2024   22:41 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Di tepi jalan yang sunyi, terbaring sebuah botol plastik yang telah lama terbuang. Matahari pagi menyinari permukaannya yang kusam, menciptakan pantulan cahaya yang menyilaukan. Botol itu terlihat seakan-akan telah menempuh perjalanan yang panjang dan melelahkan.

Namun, jauh di dalamnya, terdapat cerita yang tak terduga.

***

Botol plastik itu adalah petualang. Awalnya, dia tercipta di sebuah pabrik plastik di pinggiran kota. Namun, tak lama setelah itu, dia dijual ke sebuah toko serba ada, di mana dia dipenuhi dengan air mineral dan kemudian diberi penutup rapat.

Hari-hari berlalu, botol tersebut menunggu di rak toko, hingga akhirnya seorang pelanggan memilih nya dari rak dan membawa nya pulang. Botol plastik itu pun menjadi bagian dari perjalanan rumah ke tempat kerja, dari sekolah ke taman bermain, dan dari dapur ke meja makan.

Namun, satu hari, botol plastik itu jatuh ke jalan, dari tas seseorang yang sedang terburu-buru. Saat dia terbaring di tepi jalan, dia merasa kesepian dan terabaikan. Namun, dia tak menyadari bahwa petualangan sejati baru saja dimulai.

***

Hembusan angin yang lembut menggerakkan botol plastik itu, mendorongnya berguling ke pinggiran jalan. Botol plastik itu mengikuti arus air hujan, meluncur ke selokan dan kemudian ke sungai yang mengalir deras.

Dalam perjalanan yang berliku-liku, botol plastik itu bertemu dengan berbagai jenis sampah lainnya: kertas, kardus, bahkan ban bekas. Mereka berbincang tentang petualangan mereka masing-masing, dan botol plastik itu belajar banyak tentang kehidupan di luar toko dan rumah.

Setelah melewati hutan belantara dan pegunungan yang tinggi, botol plastik itu akhirnya mencapai pantai yang luas. Di sana, dia melihat betapa banyaknya sampah yang berserakan di pantai: botol plastik lain, kantong plastik, dan berbagai macam limbah lainnya.

Botol plastik itu merasa sedih melihat keadaan pantai yang kotor dan tercemar. Dia pun memutuskan untuk melakukan sesuatu untuk membantu membersihkan lingkungan tempat tinggal barunya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun