“Data ‘Aisyiyah dari PP Muhammadiyah menunjukkan sesuatu yang cukup mengejutkan: di saat digitalisasi merambah ke semua sendi kehidupan, angka pernikahan di Indonesia justru terus menurun, sementara angka perceraian meningkat, dan lebih banyak pasangan memilih hidup childfree. Di tengah arus digital itu pun, pola asuh anak berubah drastis, di mana orang tua harus ‘bersaing’ dengan guru-guru dari dunia maya. Lalu, bagaimana kita bisa membangun keluarga sakinah yang tangguh di era digital — menjaga tali kasih dan akhlak dalam keluarga yang semakin diselimuti layar?”.
lalu apasih keluarga sakinah itu?, munurut /https://web.suaramuhammadiyah.id/2022/09/06/asas-keluarga-sakinah-dalam-pandangan-muhammadiyah?. Keluarga sakinah dapat didefenisikan sebagai bangunan keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, dan tecatat di Kantor Urusan Agama (KUA), yang dilandasi rasa saling menyayangi dan menghargai dengan penuh rasa tanggung jawab dalam menghadirkan suasan kedamaian, ketentraman, dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat yang diridhai Allah. dikutip dari
lalu apasih faktor penyebab angka perceraian di era sekarang?. di era digital ini beberapa masalah yg sering terjadi ialah:
-
Komunikasi antaranggota keluarga semakin minim karena sibuk dengan gawai.
Orang tua kurang menjadi teladan karena juga tenggelam dalam dunia digital.
Anak-anak lebih akrab dengan media sosial daripada dengan nasihat keluarga.
Menurut PP ‘Aisyiyah (2024), krisis komunikasi ini berujung pada menurunnya rasa hormat, kepercayaan, dan empati dalam rumah tangga — yang pada akhirnya memicu konflik dan perceraian.
upaya yang bisa dilakukan di era sekarang agar terbentuknya keluarga sakinah menurut aisyiyah.or.id/keluarga-sakinah-keluarga-tangguh-hadapi-tantangan-di-era-teknologi-digital adalah sebagai berikut:
Biasakan ibadah bersama di rumah (shalat berjamaah, tilawah, doa bersama).
Jadikan nilai Islam sebagai panduan digital — misalnya menjaga adab saat berkomentar, tidak menyebar hoaks, dan menghindari konten yang merusak.
Bangun kesadaran bahwa taqwa digital sama pentingnya dengan taqwa sosial