Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga, Leader paytren, Leader Treninet. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_leader_paytren Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Cara Mudah Mengajarkan Ucapan Idul Fitri Berbahasa Jawa Pada Anak

7 Mei 2022   11:24 Diperbarui: 14 Mei 2022   19:27 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambarhttps://www.jatimnetwork.com/gaya-hidup/amp/pr-433276741/

Sesuk bakdo
Sesuk bakdo
Sesuk bokdo....

Begitulah nyanyian riang Naknang suatu ketika jelang lebaran.
Bakdo dalam bahasa Indonesia adalah Lebaran.

Hadirnya hari raya Idul Fitri sangat ditunggu-tunggu oleh ummat muslim. Terutama bagi anak-anak. Namun jarang dimengerti makna spesial pada hari tersebut, sehingga mereka melewatkannya begitu saja.

Di negeri tercinta, ada dua istilah Lebaran, yakni hari raya Idul Fitri yang dirayakan setiap tanggal 1 Syawal. 

Begitupula ketika lebaran kurban yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijah, atau lebih dikenal dengan sebutan hari raya Idul Adha.

Lebaran secara harfiah berasal dari bahasa Jawa, memiliki beberapa arti, yakni; lebar, lebur, luber, dan  labur.

Makna lebar berarti sesudah atau setelahnya. Dalam filosofi serta budaya Jawa, lebar dimaksud ummat islam dapat lebaran dari kemaksiatan.

Sementara lebur artinya, ummat islam telah lebur dari dosa. Sedangkan luber diartikan sebagai melimpahnya pahala, keberkahan serta rahmat dari Allah SWT. 

Namun ada juga yang mengartikan bahwa orang-orang yang melaksanakan ibadah puasa, maka hatinya akan dilebur menjadi bersih tanpa dosa.

***

Tradisi Lebaran menjadi momen berkumpul dan menjalin silaturahmi dengan keluarga serta kerabat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun