Persiapan Pembelajaran Tatap Muka

Menurut Ki hajar Dewantara dalam (Amos&Grace. 2017) Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Pendidik harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan walaupun dalam keadaan penyebaran Covid-19 (Asmuni, 2020). 

Walaupun ditengah pandemi kegiatan belajar mengajar tetap berjalan agar tidak ketinggalan dalam belajar dan tetap melakukan pembelajaran demi kemajuan generasi penerus sebagai ujung tombak kemajuan bangsa di masa yang akan datang (Pujiasih, 2020). Oleh karena itu, diperlukan upaya dari seluruh pihak yang peduli terhadap pendidikan agar mengahasilkan generasi bangsa yang memiliki perilaku positif juga handal dalam bersaing dan berkompetensi baik secara lokal, regional, nasional, bahkan global meskipun dalam kondisi wabah covid-19 (Tenten, 2012).

Sejak beredarnya kasus covid-19 mulai meningkat, sekolah atau universitas tidak lagi melakukan aktivitas seperti biasa, karena pemerintah memberlakukan sistem di rumah saja yang mana ini merupakan salah satu langkah dari pencegahan penularan virus covid-19, jadi dalam proses pembelajaran dilaksanakan secara online , pembelajaran jarak jauh atau online ini tentu saja memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan bagi mahasiswa, menurut Suryaman, dkk (2020). Dengan pembelajaran secara online maka peserta didik lebih mudah dalam mendapatkan materi pembelajaran yang menarik seperti dari google scholar, surat kabar, artikel, jurnal dan youtube. 

Selanjutnya materi pembelajaran daring disajikan dalam bentuk audio & video, simulasi tutorial, teks dan gambar, dan pembelajaran daring menghasilkan hasil belajar yang baik. Selain itu ada beberapa kekurangannya yaitu kurangnya ketersediaan jaringan internet yang dapat menghambat pelaksanaan pembelajaran, adanya gangguan listrik kemudian menyebabkan hilangnya jaringan, dalam penggunaan aplikasi masih kurangnya  mahasiswa dalam memahami penggunaan aplikasi pembelajaran, dan adanya kesulitan dalam melakukan interaksi secara digital selama pembelajaran daring. ( Ilham, dkk. 2020) .

Namun semakin berjalannya waktu tidak mungkin secara terus menerus mahasiswa melakukan pembelajaran online tersebut, perlu adanya kebijakan dari pemerintah mengenai sistem pembelajaran untuk tahun ajaran baru 2021 salah satu kebijakan tersebut berisi pada awal tahun ajaran baru bulan Agustus atau September ini beberapa universitas di Indonesia akan melakukan pembelajaran tatap muka dengan berbagai pembatasan, terutama di Universitas Jambi. 

Saya sebagai salah satu mahasiswa Universitas Jambi sangat setuju dengan adanya kebijakan ini, karena setelah sekian lamanya mengalami pembelajaran secara online, tentu saja pembelajaran offline merupakan hal yang sangat di tunggu-tunggu oleh mahasiswa, namun dalam pelaksanaannya perlu mempertimbangkan banyak hal/ perlu banyak hal yang harus dilakukan mulai dari sarana dan prasarana yang ada di kampus harus dilengkapi, mulai dari ruang kelas yang harus mencukupi mahasiswa dengan sistem duduk yang berjarak, kemudian disediakan tempat cuci tangan sebelum masuk keruangan serta adanya alat pengukur suhu, selanjutnya mahasiswa dianjurkan untuk membawa bekal sendiri sehingga hal ini dapat mengurangi kemungkinan adanya keramaian, serta dosen-dosen ataupun mahasiswa perlu di vaksin terlebih dahulu, dan yang terpenting selalu memakai masker di manapun dan selalu membawa handsanitizer.

Tentu saja ada beberapa mahasiswa yang masih asing dalam melakukan kebiasaan baru ini, namun demi terlaksananya kebijakan ini mahasiswa harus mengikuti peraturan-peraturan yang ada . sebaik-baiknya program yang telah dibuat jika belum dicoba kita belum tahu bagaimana hasilnya,  jadi perlu keyakinan dalam pelaksanaan kebijakan ini, baik dari mahasiswa ataupun dosen dan orang-orang yang berada dilingkungan kampus tersebut.