Mohon tunggu...
Fransisca Yuliyani
Fransisca Yuliyani Mohon Tunggu... Guru - Seorang pecinta bunga matahari | Gratitude Practitioner

Menaruh perhatian pada Law of Attraction dan manifestasi..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tiga Pintu

4 Januari 2023   21:18 Diperbarui: 4 Januari 2023   21:22 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: Istock)

Biasanya Mbak Sri suka keluar dan memberiku camilan. Lumayan lah, buat ganjal sampai besok pagi. Aku mengulas senyum lebar dan mengambil gitar kesayanganku. 

Duduk di teras sambil memandang bulan, aku mulai memetik senar. Ah, aku rindu sekali aktivitas ini. Dan, yang membuatku lega Mbak Ning tidak memarahiku. Benar dugaanku kalau dia sudah sembuh.

**

Sri:

Aku sedang mengamati kaktus saat gawaiku berbunyi. Aku segera melompat berdiri dan mengambil gawai, menemui nama Mas Dwi di layar.

"Mas, Adek kangen," ujarku langsung ke sasaran sambil memandang suamiku yang tertawa. 


Sebelum pandemi, suamiku sedang dinas di Bandung. Ia hanya pulang dua minggu sekali. Gara-gara si Covid, lelaki kesayanganku harus stay lebih lama. Bahkan sampai batas waktu yang tak ditentukan. Ah, apes banget.

Belum lagi pekerjaanku di salon juga makin sepi sejak aturan 3M diterapkan. Makin sulit buat mendapatkan uang. Beruntungnya pekerjaan suamiku tetap. 

Dan sekarang ada teknologi video call yang bisa sedikit mengurai rindu. Aku tak peduli deh, sama Ningsih kalau lagi asyik ngobrol sama Mas Dwi. Ning pernah menegurku (masih sopan, sih caranya.) Dia bilang ada masalah di telinga. Aku sudah menyarankan agar dia berobat, tapi nggak ada perubahan katanya. Hm, aku jadi ikutan bingung plus kasihan sama dia. Aku sempat berpikir buat ngobrol sesama wanita. Ya kan, siapa tahu dia perlu orang yang bisa jadi teman curhat. Aku punya channel juga kalau misalnya dia perlu pacar. Hehe. 

Tapi, udah dua minggu ini dia nggak bilang apa-apa. Mungkin dia sudah lebih baik. Bagus, sih. 

Di layar, Mas Dwi sibuk bercerita soal kerjaannya dan rencananya untuk mencari rumah yang bagus untuk kami tempati nantinya. Tak lama dia juga mendengarkanku soal kegiatanku yang lagi suka mengkoleksi kaktus. Seperti ini saja, aku sudah bahagia dan berharap waktu berhenti agar aku bisa terus memandang wajah suamiku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun