Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Dari Cap Moci Hingga Kapal Api, Siap Hadapi Hari Bersama Kopi

6 Oktober 2025   05:56 Diperbarui: 6 Oktober 2025   05:56 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngopi, siap hadapi hari, dokumentasi pribadi 

Kopi. Saya mengenal si hitam manis ini sejak kelas tiga SMA. Saat itu persiapan ujian memaksa saya belajar hingga malam hari dan akhirnya dari nasehat teman- teman saya mulai berkenalan dengan kopi.

Kopi yang menjadi favorit saya saat itu tentu saja kopi yang sering diminum ibuk dan bapak. Namanya Kopi Cap Moci yang diproduksi Sumber Alam Malang.

Kami membelinya eceran di warung. Untuk ukuran saat itu harganya cukup mahal. Kami menamainya kopi istimewa karena rasanya yang berbeda dari kopi biasa.

Ya, saya paling suka ketika diminta ibuk untuk membeli kopi bubuk ke warung. Begitu tempat kopi dibuka...Hmm, baunya suedeep sekali.

Kopi Cap Moci, dokumentasi pribadi 
Kopi Cap Moci, dokumentasi pribadi 

Entah karena sugesti atau benar-benar berkhasiat, dengan minum kopi saya bisa belajar sampai malam hari. 

Radio transistor kecil, buku catatan dan secangkir kopi hitam adalah teman setia setiap malam hari. 

Sambil nyeruput kopi, saya mengerjakan tugas sekolah dan sesekali tersenyum ketika tiba- tiba ada salam dari radio yang nyasar ke saya. 

Ah ya, kami, anak SMA waktu itu punya kegemaran saling berkirim salam dan lagu lewat radio. Jadinya belajar malam hari bersama radio dan kopi adalah sebuah keasyikan tersendiri.

Kegemaran ngopi akhirnya menular ke adik saya. Karena kami hanya berselisih dua tahun, dan sering ngobrol bareng sambil ngopi.

Bersama adik biasanya saya ngopi di ruang depan sambil mendengarkan musik.

Kopi hitam, diiringi lagu-lagu Deep Purple atau Kitaro adalah kombinasi sore yang begitu mantap. Kami memiliki selera musik yang hampir sama sama.

Sesudah berkeluarga, ternyata suami saya bukan penggemar kopi, dan kegemaran ngopi sama sekali tidak menurun ke anak- anak saya. 

Akhirnya ritual ngopi di rumah saya nikmati sendiri. Hanya jika berkunjung ke rumah adik, kami selalu menyempatkan ngopi bareng.

Seiring berjalannya waktu, kopi bubuk Cap Moci mulai sulit didapatkan di daerah saya. Jika dulu selalu ada sales yang masuk ke kampung-kampung, kini untuk membeli kopi ini saya harus ke pasar.

Gelas hadiah kopi sachet, dokumentasi pribadi 
Gelas hadiah kopi sachet, dokumentasi pribadi 

Dari sini saya mulai melirik ke kopi sachet yang banyak bermunculan. Saya mulai mencoba berbagai merek kopi. Kadang tertarik dengan iklannya , tapi kadang juga karena hadiahnya.

Dari kopi sachet yang bermacam macam ini saya baru mengerti ternyata kopi tidak selalu hitam. Bahkan ada yang berwarna putih seperti White Koffie.

Setelan mencoba sekian banyak kopi sachet, ternyata yang paling cocok dengan selera saya adalah Kopi Kapal Api. 

Menurut berbagai sumber, Kopi Kapal Api merupakan salah satu merek kopi paling tua di Indonesia, dan ada sejak tahun 1920.

Produk utama Kopi ini adalah kopi bubuk  yang terbuat dari biji kopi Robusta dengan rasa yang pahit dan kuat. Ini yang saya suka. 

Varian yang paling saya suka dari Kopi Kapal Api adalah Kapal Api Special Mix, karena sudah dicampur gula dengan komposisi yang tepat, sehingga siap diminum. 

Kopi Kapal Api, Sumber gambar : IdNews
Kopi Kapal Api, Sumber gambar : IdNews

Kopi tidak hanya menjadi teman di rumah tiap pulang sekolah, tapi ketika di sekolah pekerjaan sedang banyak, saya selalu menyempatkan diri untuk jeda sejenak sambil ngopi. Dengan ngopi pikiran jadi lebih segar dan siap melanjutkan kerja hari itu.

Akhirnya kopi bagi saya bukan sekedar penyedia kafein. Ia adalah sebuah ritual yang menghubungkan masa lalu dan masa kini. 

Kehangatan secangkir kopi, aromanya, perpaduan rasa manis dan pahitnya membawa ingatan saya pada buku catatan SMA, radio transistor, berkirim- kirim salam sekaligus obrolan hangat dengan adik saya.

Ya, dari Kopi Cap Moci sampai Kapal Api rasa mungkin berevolusi, namun esensinya sama. Kopi adalah sahabat yang lewat cangkir-cangkirnya memberi kekuatan dan semangat untuk menghadapi hari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun