Sekitar pukul sepuluh kami sampai di kawasan Kampung Coklat. Sebuah bangunan tinggi dengan dominasi warna coklat seolah menyapa kehadiran kami.
Berbagai informasi mengenai coklat ada di mana-mana. Sangat cocok jika Kampung Coklat ini menyatakan dirinya sebagai tempat wisata edukasi tentang coklat.
Setelah membeli tiket kami pun masuk. Dua puluh ribu per orang, sangat murah untuk tempat wisata edukasi sebagus itu.
Sejarah coklat dan Kampung Coklat
Mendengar kata coklat, yang sering tergambar dalam benak kita adalah minuman berwarna coklat yang sedap dan manis, atau bahkan permen kecil kecil dalam bentuk batangan dengan rasanya yang begitu khas.
Tidak salah, tapi dengan melihat tanaman coklat dan buahnya, kita akan memahami bahwa untuk mengolah biji coklat menjadi minuman, permen atau campuran kue tentu memerlukan proses yang lumayan panjang.
Coklat adalah bahan makanan yang diperoleh dari biji tanaman kakao (Theobroma cacao), yang merupakan tanaman tropis. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan, dan sudah dibudidayakan di berbagai daerah tropis di seluruh dunia.
Dikutip dari history.com, coklat pertama kali dikonsumsi oleh penduduk Mesoamerika kuno sebagai minuman. Sekitar tahun 1544 coklat mulai masuk benua Eropa lewat Spanyol, di mana saat itu delegasi dari Guatemala mengunjungi Istana Spanyol dan membawa hadiah yang di antaranya adalah minuman cokelat.Â