Cocot dalam bahasa Jawa artinya mulut tapi dengan konotasi kasar.
"Cocote Tonggo" artinya cibiran tetangga. Makanya tak heran sepanjang film ini kita disuguhi dengan ulah tetangga yang suka mencibir pada orang lain. Tetangga yang suka nyinyir dan selalu sibuk menggunjing orang lain.
Toko Jamu kesuburan yang semula laris itu semakin menurun pembelinya karena Murni yang sudah menikah selama lima tahun belum juga dikaruniai anak.
Kondisi Murni yang demikian ini dipakai Bu Pur dan teman-temannya untuk memojokkan dan menekan Murni secara langsung ataupun lewat sosmed yang berakibat toko jamu semakin sepi.
Dengan niat agar toko jamu ramai kembali, Murni dan Lukipun mengikuti program hamil. Tidak cukup itu, pergi ke dukun bayi juga mencari tanaman parijoto juga dilakukan.Â
Parijoto adalah tanaman di sekitar makam Sunan Muria yang dipercaya bisa meningkatkan kesuburan.
Suasana dan konflik makin ramai ketika Luki menemukan bayi dan Murni memutuskan untuk pura- pura hamil agar toko Jamu Djoyo ramai kembali.
Sandiwarapun berakhir dan membuka sebuah sejarah masa lalu tentang mengapa Bu Pur begitu membenci keluarga Murni. Sandiwara yang ternyata juga membongkar aib dari keluarga Bu Pur sendiri.
Lalu bagaimana akhir kisah ini? Apakah Murni dan Luki akhirnya dikaruniai anak?
Sepertinya menonton film ini terasa lebih mengasyikkan.Â