Saya tiba- tiba ingat, dulu di masa anak- anak saya masih kecil, untuk mendidik mereka selalu pergi ke langgar, cukup ayah mereka setiap azan tiba berangkat ke langgar, dan mereka mengikutinya.
Untuk mengajak anak-anak mengaji tiap hari, kami, orang tua  cukup membudayakan mengaji habis Maghrib dan anak-anak mengikutinya.
Anak adalah para peniru ulung. Ia mungkin tidak mendengarkan kita, tapi ia pasti akan meniru apa yang kita lakukan, demikian bunyi sebuah nasehat bijak.Â
Studi di bidang psikologi menunjukkan bahwa pengembangan kemampuan empati sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial dan pengamatan terhadap perilaku orang lain.
Ketika anak-anak melihat perilaku baik, seperti kebaikan dan empati, yang dilakukan orang sekitar mereka, mereka cenderung untuk ikut menirukannya.
Sungguh sebuah pelajaran berharga yang saya dapatkan sore hari ini. Pelajaran dari sebuah keluarga kecil tentang menanamkan karakter baik dengan cara yang begitu menyenangkan.
Ya, dengan kegiatan berbagi takjil hari itu  keluarga ini bukan hanya merasakan sebuah kebahagiaan, namun juga menanamkan watak peduli pada anak-anak mereka. Karena anak yang belajar untuk peduli, akan tumbuh menjadi dewasa yang penuh kasih.
Salam Ramadhan Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI